divortiareAvatar border
TS
divortiare
Suami atau saudara kandung ?
Selamat malam,

hufftttt....ga disangka saya kembali lagi dengan case yg terjadi di rmh tangga saya.
Tapi saya membutuhkan second, third or fourth opinion supaya saya ga salah melangkah.

Case yg sama seperti yg terjadi dengan saya di thread sblmnya.
Konflik antara suami dan adik kandung part II.

Awalnya hubungan saya dengan suami sdh berjalan harmonis sebagaimana mestinya setelah kita berhasil melewati masalah "Konflik suami dan adik kandung part I". Tp tdk disangka, ada sekuelnya skrg.

Berawal dari adanya rencana keluarga besar saya utk mengadakam reuni pulang kampung rame2. Msg2 dr kita sdh pasti minta ijin ke pasangan masing apakah diperbolehkan untuk ikut serta dalam reuni ini.
Demikian jg dengan saya. Saya minta ijin suami untuk acara reuni ini detail dgn siapa saja yg ikut serta dan acara selama pulang kampung ke rmh siapa saja dan ngapain aja. Pada waktu itu, suami lnsg memberikan ijin.

Setelah suami memberikan ijin, otomatis saya lsng membeli tiket 2 bulan sebelumnya utk antisipasi harga mahal. Tiket sdh ditangan. Hati sdh tenang karena permit utk pergi selama 5 hr jg sdh dapat. Saya bahkan ada menawarkan suami utk ikut tp dia ga mau krna ada kerjaan.

Sebulan menjelang keberangkatan, saya mengingatkan lagi ke suami mengenai rencana reuni ini. Saya khawatir dia lupa mengenai acara reuni ini. Entah kesamber geledek apa, suami lnsg menolak dan tdk memberikan ijin. Saya tanyakan alasannya apa tdk memberikan ijin pdhl tiket sdh di tangan saya. Dia tdk memberikan alasan yg jelas. Hanya melarang keras saya pulang.

Bagaimana mungkin saya bisa memberikan alasan tdk ikut pulang pdhl ini adalah acara keluarga di kampung dan seluruh keluarga besar ikut serta disini ?.
Sebulan sblm pulang kampung, saya berusaha merayu rayu suami supaya saya diijinkan utk pulang. Dr dia hanya memberikan jawaban gantung. "Kalau mau pulang ya pulang aja, drpd ga diksh pulang trs ngambeknya kaya apa tau". Itu jawaban yg saya dapatkan kalau saya tanyakan lagi perihal ijinnya.

Akhirnya hari keberangkatan saya pun tiba. Pagi itu, 29 Juli, tetap saya berangkat ke airport krna semua keluarga sdh menunggu di airport. Sblm berangkat, saya sempat pamit ama suami ngasih tau kalau saya berangkat.
Selagi dalam perjalanan menuju ke airport, saya ditelpon oleh suami. Di telpon dia hanya mengatakan "Kalau kamu berangkat pulang kampung, nanti pulangnya tdk usah ke rmh. Silakan pulang ke rmh saudara kamu. Jgn ke rmh".

Bingung saya pd saat itu tp karena saya sdh dalam perjalanan ke airport, akhirnya saya putuskan utk jalan sesuai rencana awal. Lagipula saya berpikir, dari awal sdh setuju dan tiket sdh dibeli lalu mendadak berubah pikiran melarang tanpa ada alasan yg jelas ?.

Setibanya saya di kampung halaman, ipar yg di Jakarta saya mendapat telpon dr suami saya. Suami mau mengirimkan semua brg2 saya ke rmh ipar saya. Saya tdk mengijinkan itu.
Lalu malamnya, suami saya mengirimkan foto2 barang2 saya yg sdh dipacking dan diletakkan diluar rumah. Miris hati saya mendapat perlakuan seperti itu.

Semua barang2 saya dipack di dus oleh suami saya lalu diletakkan di luar rmh.
Dia jg minta supaya gajinya yg masuk ke rekening saya utk segera ditransfer ke dia.
Sy bilang ke dia "Gaji saya tahan sampai saya tiba di Jakarta kembali dan melihat sendiri kalau semua brg2 saya aman". Dia marah besar.

Tdk nyaman hati saya ikut acara keluarga dibuatnya. Semua keluarga ketawa2 riang bertemu dan bersilahturahmi, sementara saya tertawa dipaksakan.

Tgl 02 Agustus, tiba saatnya saya harus pulang kembali ke Jakarta. Saya sdh siap dgn semua konsekwensi yg terjadi. Saya pulang ke rmh seperti biasa. Pada saat saya tiba di rmh, suami saya tdk ada di tempat. Hanya ada mama mertua saya dan adik ipar saya. Saya ceritakan ke mama mertua kronologisnya dan bagaimana. Dan saya mintakan juga pendapat mama mertua apakah saya hrs pergi atau diam saja di rmh. Mama mertua dan adik ipar minta saya diam saja di kamar. Jgn keluar.

Baiklah.....karena mama mertua mengatakan seperti itu, saya ganti baju dan saya diam di kamar menunggu suami pulang. Waktu itu saya tiba di rumah jam 22.00WIB. Suami pulang jam 23.00WIB dan melihat saya ada di kamar.

Dia lnsg mengusir saya pergi. Semua brg2 saya dilempar keluar rmh. Dia lempar keluar rmh, saya masukkan kembali ke dalam rmh. Lalu saya dikunci dr luar begitu mau masuk ke kamar. Tp somehow, saya berhasil buka kunci kamar.
Lalu saya masuk kamar dan bersiap istirahat.

Suami tetap bersikeras minta saya keluar. Mulai dr kasur yg di jungkir balikkan, rambut saya dijambak dan ditarik, ditampar, ditendang, kaki saya ditarik, tangan saya dicekal kencang dan ditarik supaya saya keluar dr kamar. Dan itu semua disertai dengan kekerasan verbal ke saya. Saya sudah diperlakukan seperti anjing dan diusir seperti anjing oleh suami sendiri.
Tapi saya tetap melawan dan diam di dalam kamar.
Pergulatan terjadi dr jam 23.00 - 02.00WIB. Akhirnya krna tdk berhasil menyeret saya keluar, dia kelelahan dan berbaring sambil berucap "Masih ada bsk. Bsk kamu sdh hrs keluar dr sini".

Malam itu, dia tidur diatas ranjang dan saya duduk dibwh ranjang berusaha utk tidur. Jam 03.00WIB saya mengigil kedinginan. AC kamar saya matikan. Suami saya bangun dr tidurnya dan minta dinyalakan ACnya lagi. Saya bilang pelan ke dia kalau saya kedinginan. Dia cuma bilang "Nyalakan dl ACnya". Saya ikuti maunya dia utk menyalakan AC dan saya berusaha menyelimuti badan saya yg kedinginan dibwh ranjang.

Tdk lama kemudian, dia menyuruh saya mendekat. Saya masih ketakutan. Saya tidak mau mendekat. Dia tetap memaksa saya utk mendekat ke dia di ranjang. Saya khawatir kalau tdk saya turuti permintaannya, dia akan kembali marah dan melakukan kekerasan. Akhirnya saya turuti dan saya dekati dia.
Saya dipeluk2 dan disayang ama dia. Ya ampun, saya berpikir, lelaki seperti apa yg saya nikahi ini ?. Belum ada 3 jam yang lalu dia melakukan kekerasan ke saya dan skrg dia memeluk dan mengelus elus kepala saya ?.

Akhirnya pagi, dia bersiap berangkat kerja dan saya msh kelelahan karena siksa fisik semalam.
Setelah suami berangkat kerja, saya pamit ke mama mertua. Saya putuskan saya harus keluar dr rmh ini.
Karena ini kekerasan fisik dan verbal kedua kalinya yg saya alami selama 06 tahun pernikahan saya. Saya tdk pikir panjang. Saya hanya membawa brg2 yg penting menurut saya. Surat2 penting saya bw.

Sampai skrg, sdh lbh dr 2 minggu saya keluar dr rmh itu. Sampai skrg pula suami tdk menanyakan saya ada dimana, bersama siapa. Sampai skrg pula, suami tdk membalas ataupun mengangkat telpon saya. Buat saya sdh jelas jalan yg hrs saya tempuh.
Selama saya masih ada saudara, akan ada sekuel berikutnya dan kekerasan berikutnya yg saya hadapi.
Selama masih ada dendam di hati suami saya karena case di thread yg kmrn, akan ada sekuel berikutnya lagi dan saya tetap msh hrs mengalami kekerasan.

Saya berdoa setiap malam untuk dia. Doa saya hanya 1. Semoga Tuhan memberikan kedamaian dan mengikis kebencian di dalam hatinya.

Agan dan aganwati,
1. saya masih sayang dan saya tdk mau 19 tahun hidup saya bersama pria ini berakhir. Tp di lain sisi, saya hrs berpikir panjang ke depan. Apakah langkah yg saya ambil sdh benar ?.
2. saya tdk mengharapkan pembelaan. Tp mohon pencerahan kepada suami2 yg ada disini. Dengan nalar sebagai suami, apakah benar yg suami saya lakukan ?. Apakah benar suami berhak melarang istrinya untuk bertemu dgn saudara2nya?.

Diharapkan sekali pencerahan dr agan dan aganwati utk case ini supaya saya juga tdk salah dalam melangkah.
Masalah ini jg selalu saya bw dalam doa. Berharap semoga kedamaian di hati suami saya.

Salam,
Divortiare
tata604
tien212700
tien212700 dan tata604 memberi reputasi
2
9.7K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThread9.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.