JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sepatutnya mengkritik media massa dalam pidato kenegaraan di gedung parlemen.
Jokowi sejatinya tidak melupakan peran media massa yang melambungkan popularitasnya sebelum menduduki kursi RI 1.
“Seharusnya Pak Jokowi mengingat, dia sampai posisi sekarang ini karena bantuan media cukup besar. Kalau ada media yang saat ini mengkritik dia ya harusnya wajar-wajar saja,” tutur Hendri saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Jumat (15/8/2015) malam.
Dia mengungkapkan, seharusnya mantan Wali Kota Solo itu sadar bahwa fungsi media massa adalah mengkritisi dan mengingatkan dirinya agar dalam memimpin negara tidak mengabaikan janji-janji kampanye dirinya terdahulu.
“Jadi, kalau Pak Jokowi ke ‘kanan kiri’ ya media yang mengingatkan, enggak usah terlalu panas lah. Pastilah ada kritik dari media, tapi kritik itu kan membangun,” terang dosen Universitas Paramadina ini.
Menurut Hendri, mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebaiknya ke depan lebih bijaksana dan dewasa melontarkan pendapatnya terhadap sesuatu yang justru telah berperan penting atas pencapaian menjadi orang nomor satu di republik ini.
“Harusnya Pak Jokowi lebih bijak lah, dia kan sudah banyak dibantu media, maka yang tetap menjaga dia (hingga menjadi Presiden-red) ya media juga,” tukasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyesalkan sikap insan media di Indonesia yang kerap menyudutkan pemerintah dalam menjalankan kebijakan hanya untuk meningkatkan rating.
Hal tersebut tertuang dalam pidato kenegaraan Presiden dalam sidang bersama DPR-DPD RI. Menurut Presiden, seharusnya media memandu masyarakat untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dalam meningkatkan budaya kerja produktif.
“Saat ini, ada kecenderungan semua orang bebas dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan masing-masing. Keadaan ini menjadi tidak produktif. Hal ini tentu saja menghambat semangat kerja,” kata Jokowi.
http://news.okezone.com/read/2015/08...lalu-panas-lah
stay kul aja pak..
jangan panas..
dulu kan bapak populer karna media..