- Beranda
- Berita dan Politik
Bantah ah oek, Pedagang Ungkap Alasan Tolak Operasi Pasar Daging Murah
...
TS
kartu.kodok
Bantah ah oek, Pedagang Ungkap Alasan Tolak Operasi Pasar Daging Murah
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Para pedagang
daging sapi di Pasar Perumnas Klender, Jakarta
Timur, membantah tudingan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenai
permainan mafia yang menolak operasi daging
murah.
"Enggak ada itu (kongkalikong dengan pengelola)
," kata salah satu pedagang daging sapi di Pasar
Perumnas Klender, Hendi Maulana (35), kepada
Kompas.com , Kamis (13/8/2015).
Menurut dia, penolakan terhadap operasi pasar
terjadi karena pedagang heran dengan sikap
pemerintah. Pada saat para pedagang mogok
lantaran harga sapi dari tempat pemotongan naik
sehingga daya beli masyarakat turun, pemerintah
justru datang dengan menjual murah daging sapi.
"Kenapa pemerintah (operasi pasar) bisa datang
dengan harga murah? Dia bisa jual dengan harga
Rp 85.000 per kilogram? Kenapa enggak dijual
saja ke pedagang kayak kita, biar kita jual dengan
harga yang sama ke masyarakat. Kenapa dia
enggak cariin sapi buat kita? Dia (operasi pasar)
cari keuntungan sendiri pada saat kami tidak
berdagang," ujar Hendi.
Padahal, lanjut Hendi, para pedagang daging
seperti mereka tengah mengeluhkan tingginya
harga daging sapi di tempat pemotongan. Di
tempat pemotongan, harga daging sapi yang
terdapat tulang (karkas) sempat menyentuh Rp
92.000 per karkas. Padahal, lanjut dia, harga
normalnya ialah Rp 66.000.
"Sekarang sudah turun, jadi Rp 88.000 per
karkas," ujar Hendi.
Karena itu, harga jual daging ke masyarakat pun,
menurut dia, naik drastis, yang mengakibatkan
daya beli berkurang. Dari normalnya pedagang
menjual hanya Rp 90.000 sampai Rp 95.000 per
kilogram, saat ini menjadi Rp 110.000 per
kilogram.
Hendi mengatakan, tingginya harga daging terjadi
karena masalah impor yang kurang. Sebagai
contoh, lanjutnya, pedagang Pasar Perumnas
Klender butuh hingga 15 ekor sapi untuk
berjualan semalaman.
Hendi memperkirakan, satu DKI Jakarta tentunya
butuh ribuan ekor sapi. "Sedangkan sapi kalau
beranak mau gede saja kan butuh waktu
berbulan-bulan. Makanya, kita butuh daging
impor banyak karena daging lokal tidak
mencukupi," ujarnya.
Dia meminta pemerintah dan Menteri Pertanian
mengecek sendiri mengapa perusahaan pemasok
sapi hidup menjual mahal.
"Perusahaan-perusahaan yang kasih naik harga
sapi dan yang katanya ada tujuh importir nakal
tolong diselidiki. Kami sebagai pedagang daging
ingin bukti Pak Jokowi, lihat di televisi kan, masa
dia ngomong di negara lain bisa Rp 50.000 per
kilogram. Kita juga mau gitu ," ujarnya.
Operasi pasar daging murah di Pasar Klender
ditolak para pedagang pada Selasa (11/8/2015)
kemarin. Akhirnya, operasi pasar dipindahkan ke
Kantor Kelurahan Malaka Jaya.
link suci
Kebenaran hanya milik sang hok hek semata
0
2.5K
Kutip
31
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.5KThread•46.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya