Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lesmanabdgAvatar border
TS
lesmanabdg
Mentri susi : "Kalau impor, untungnya Rp 2 triliun. Sangat menggiurkan," Stop impor
http://finance.detik.com/read/2015/08/04/181354/2983258/4/curahan-menteri-susi-yang-ngomel-ngomel-soal-garam-impor


Susi Pudjiastuti mengungkapkan, bisnis impor garam industri memang menggiurkan. Bila rata-rata impor garam industri mencapai 2 juta ton/tahun maka keuntungannya Rp 2 triliun (@Rp 1.000/Kg)

Keuntungan yang didapat importir bisa lebih dari 2 kali lipat. Garam garam dari Australia hanya Rp 500/kg tapi bisa dijual sampai Rp 1.500/kg di dalam negeri.

Dengan keuntungan Rp 1.000/kg, total keuntungan para importir setiap tahun mencapai sekitar Rp 2 triliun. Padahal ada 30.000 keluarga petani di Indonesia yang menggantung hidupnya dari usaha tambak garam rakyat. Adanya garam impor, membuat harga garam lokal kualitas 1 (K1) yang seharusnya Rp 750/kg, K2 sebesar Rp 550/kg, dan K3 Rp 400/kg, semuanya jatuh menjadi hanya Rp 300-375/kg.

"Kalau impor 2 juta ton, untungnya Rp 2 triliun. Sangat menggiurkan," ungkap Susi.

http://finance.detik.com/read/2015/08/06/073704/2984645/4/7/menteri-susi-geram-laut-ri-luas-tapi-masih-impor-garam#bigpic

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti punya target swasembada garam pada 2016, namun bisa tak kesampaian karena masih tinggi impor garam, khususnya jenis garam industri.

Susi membahas impor garam di Kantornya sore ini, dia memutar video yang menayangkan rapat dengan para importir garam dan pejabat Kementerian Perdagangan sampai 6 jam. Namun, tak dijelaskan kapan dan di mana rapat itu berlangsung.

Dalam tayangan video tersebut juga tampak mantan pejabat Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan, yang telah non aktif karena tersangkut kasus dwelling time.

Usai memutar video tersebut, dengan nada kesal Susi mengatakan bahwa rapat tersebut berakhir tanpa hasil dan hanya menghasilkan kekecewaan bagi dirinya. Sebab, tidak ada itikad baik dari para importir untuk mendukung program swasembada dengan mengurangi impor garam.

"Kami sudah meeting dengan Kemendag, importir, asosiasi yang menghabiskan waktu 6 jam diakhiri kekecewaan karena tidak ada good will dari pihak perusahaan (importir)," kata Susi kecewa.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti buka-bukaan soal adanya impor garam industri yang berdampak pada harga garam lokal. Susi secara terang-terangan mengungkapkan kekecewannya soal garam impor yang bebas masuk ke dalam negeri.

Susi menceritakan soal kekesalannya setelah menggelar rapat dengan pihak Kementerian Perdagangan, dan para pelaku importir garam. Hasilnya, tak ada kesempatan dari pelaku importir garam untuk mengurangi kebutuhan garam impornya, dan mengutamakan garam lokal.

"Kita juga sudah meeting dengan kemendag, asosiasi yang menghabiskan waktu 6 jam diakhiri kekecewaan karena tidak ada good will dari pihak perusahaan (importir). Kelihatannya importir keberatan," kata Susi dengan nada kesal.

Susi mengatakan, pada pertemuan waktu itu tidak ada kesepakatan dan tak ada niatan dari importir untuk menyerap garam lokal. "Mereka berprinsip kualitas garam petani tidak bagus. Industri tetap bisa impor," katanya.

Susi Pudjiastuti kecewa dengan adanya garam industri impor yang masuk saat musim panen di dalam negeri. Upaya Susi mengajak importir memprioritaskan serapan garam lokal pun tak didengarkan bahkan rapat 6 jam dengan importir tak membuahkan hasil.

Gara-gara adanya garam impor, harga garam di tingkat petani anjlok. Padahal, tahun ini pemerintah sudah mengalokasikan dana hingga Rp 600 miliar untuk program pemberdayaan petani garam rakyat. Anjloknya harga garam bakal membuat petani malas untuk produksi garam di saat musim kemarau yang bagus untuk produksi.

Dalam APBN-P 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan Rp 258 miliar untuk memberdayakan petani dan meningkatkan kualitas garam petani. Kementerian BUMN juga menyuntik PMN Rp 300 miliar untuk PT Garam melalui dana Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurut Susi, anggaran Rp 600 miliar terbuang sia-sia akibat impor garam yang tidak terkendali.

"Jadi total Rp 600 miliar untuk penambahan lokasi, pembelian teknologi, penyerapan garam petani. APBN yang kita pakai untuk membuat garam bagus nanti jadi sia-sia," ujar Susi bernada tinggi kemarin.

Banyaknya garam impor tersebut membuat upaya pemerintah untuk memberdayakan petani menjadi sia-sia. Bila demikian, Susi berkelakar, lebih baik anggaran sebesar Rp 600 miliar tersebut dibagikan saja kepada petani garam.

"Kalau begitu lebih baik tidak ada anggaran pemberdayaan petani di APBN, ya percuma, mending duitnya dibagikan saja ke petani. Petani garam suruh cari kerja yang lain, ganti profesi," katanya berkelakar.
Diubah oleh lesmanabdg 10-08-2015 05:13
0
4.2K
43
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.4KThread46.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.