Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

0rde.k4rtuAvatar border
TS
0rde.k4rtu
Menteri Susi Kuliahi Gobel Soal Garam
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti kurang sependapat dengan pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, yang menyatakan rembesan impor garam industri tidak mengganggu hasil petani garam lokal.

Susi keberatan dengan pandangan Gobel, yang mengatakan garam industri yang diimpor beda spesifikasi dengan garam yang diproduksi di dalam negeri dan tidak bisa dimakan. Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat ini justru merasa aneh dengan pernyataan Gobel. Sebab sedianya semua jenis garam layak dikonsumsi.

"‎Garam industri sama garam rumahan dan aneka pangan itu semua bisa dimakan. Kalau ada yang bilang garam industri itu enggak bisa dimakan saya agak aneh. Karena semua garam bisa dimakan," ungkap Susi di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8).

Susi menjelaskan, yang membedakan antara garam industri dan garam rumahan hanya pada kualitasnya. Di mana garam industri memiliki kualitas yang bagus dan sangat bersih, dengan NHCI di atas 96 dan magnesium yang lebih rendah.

"Warna dan kadar air lebih rendah. Itu garam yang dibutuhkan industri kimia Indonesia," ungkap bos Susi Air ini.

Sayangnya garam jenis tersebut saat ini belum bisa diproduksi oleh petani garam lokal karena belum bisa memenuhi standar yang diperuntukkan bagi garam industri

Quote:


Kecewa dengan Gobel, Susi Ancam Mogok

JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan‎ (KKP) Susi Pudjiastuti masih memendam rasa kecewa atas kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag). terkait kuota impor garam yang dianggap merugikan para petani di Indonesia.

Sebagai imbasnya bos maskapai Susi Air ini mengancam tidak akan melaksanakan tugas yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo mengenai pemberdayaan petani garam. Bila kementerian yang dipimpin oleh Rachmat Gobel tidak juga bergerak mengatur impor garam.

"Tahun ini kalau terus menerus seperti ini, saya juga tidak mau melaksanakan pemberdayaan petani garam, karena percuma nanti buang uang, petaninya tidak bisa untung karena harganya jatuh semua," ujar Susi di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8).

Menurut Susi, saat ini kuota impor garam yang diizinakn oleh Kemendag melebihi apa yang seharusnya dilakukan. Di mana jumlah kebutuhan garam industri hanya sebesar 1,1 juta ton per tahun, namun kenyataannya mencapai 2,2 juta ton per tahun.

Selain itu, Peraturan Menteri Perdagangan juga dinilai telah menyalahi aturan, karena masuknya garam impor tersebut jelang musim panen, sehingga menyebabkan harga garam petani anjlok.

Kalaupun saat ini petani garam lokal belum mampu memproduksi garam industri, Susi mengatakan bukan berarti pemerintah harus mematikan para petani garam dengan membuka kran impor melebihi ketentuan.

"Harusnya tidak boleh, kalau mau bantu petani garam. Kalau kami mau kasih mati harga petani garam, ya impor saja banyak-banyak," tandas Susi kesal.

Quote:


Indon oh indon...garem aja impor
emoticon-I Love Indonesia (S)
0
1.5K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.