andry..Avatar border
TS
andry..
Jokowi : Mulai September, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Meroket

Presiden Joko Widodo memberikan gambaran makro ekonomi Indonesia dalam silaturahmi dengan dunia usaha di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015). Dalam acara tersebut, Presiden berdiskusi terkait tantangan ekonomi bersama 400 ekonom yang merupakan bagian dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.

Rabu, 5 Agustus 2015 | 19:23 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2015 akan berada di level 4,67 persen. Dia yakin angka itu akan melambung jauh pada semester kedua mulai bulan September.


"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke langit)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).

Dia menganggap hingga kuartal kedua ini, pertumbuhan ekonomi lambat karena serapan anggaran baik di tingkat pusat dan daerah yang belum tersalurkan. Selain itu, ada juga faktor eksternal yang membuat negara-negara lain termasuk Indonesia mengalami perlambatan.

Namun, memasuki semester kedua, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik.

Saat ditanyakan apakah pemerintah optimis hingga akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai lebih dari 5 persen, Jokowi belum bisa memastikan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dipengaruhi banyak faktor.

"Banyak hal yang pengaruhi. Bukan hanya masalah serapan anggaran saja, tapi juga spending dari BUMN, belanja dari swasta. Itu pengaruh sekali. Jadi kalau bertanya seperti itu jawabannya pada akhir Desember," kata Jokowi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2015 mencapai 4,67 persen secara tahunan. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan ertumbuhan ekonomi triwulan-I 2015 yakni 4,72 persen dan triwulan II 2014 yakni 5,03 persen. (Baca: Kuartal II, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,67 Persen)

BPS menyebutkan pertumbuhan di triwulan II melambat karena dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas, baik migas mau pun non-migas. Misalnya, harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan, dan gula cenderung menurun pada triwulan kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium, dan timah juga mengalami penurunan secara global.


Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung stagnan, bahkan melemah, seperti Amerika Serikat yang melemah dari 2,9 persen pada triwulan-I 2015 menjadi 2,3 persen pada triwulan-II 2015, serta Tiongkok yang stagnan pada posisi pertumbuhan 7 persen.


Selain itu, ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate juga menjadi penyebab lemahnya ekonomi.

http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...a.akan.Meroket
0
20K
377
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.