Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
cara pramuria cungkok puaskan pelanggannya kalahkan pramuria uzbek
Sejumlah tempat hiburan di Jakarta mulai menggeliat dua pekan pasca Lebaran. Wanita pekerja malam pun ikut menyemarakkan lokasi hiburan, termasuk pekerja seks asal China (sering disebut Cungkok).

Kehadiran puluhan pramunikmat impor asal China yang rata-rata berusia 17 hingga 25 tahun ini lebih meriah ketimbang penjaja cinta manca negara lain seperti Uzbekhistan, Thailand dan Vietnam.

Hampir sebagian besar para Cungkok yang beroperasi di Jakarta berasal dari Fujian, salah satu propinsi terminus di pesisir China.

Di kawasan ini, hal yang wajar jika anggota keluarga mereka berprofesi sebagai pramuria, yang penting mendatangkan keuntungan (uang). Dengan menyebarnya ribuan Cungkok hampir keseluruh dunia, tentu saja menghasilkan devisa besar bagi pemerintah China. “Mereka tidak saja ada di Jakarta, juga menyebar ke Singapura, Malaysia, Philipina, Eropa, dan Benua Afrika,” kata sumber tempat hiburan malam di Jakarta.

Sumber mengatakan untuk satu Cungkok yang ada di Jakarta, mampu menghasilkan uang puluhan juta per bulan. Perhitungan ini didasarkan pada tarif sekali kencan Rp 1,5 juta, padahal semalam bisa melayani tiga atau empat tamu. Tak heran, jika satu Cungkok bisa mengirim uang kepada keluarganya di China sekitar Rp 10 juta per bulan.

Kalau jumlah Cungkok di Jakarta 4000 orang, devisa yang masuk ke negeri Tirai Bambu itu sekitar Rp 40 milyar per bulan. Ini baru dari Indonesia. Belum lagi dari negara lainnya.

Keberadaan pramuria asal China itu bisa terlihat jika mendatangi lokasi tempat hiburan malam di Diskotek S Jalan Hayam Wuruk, Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Hotel Al Jalan Lodan, Jakarta Utara, Sumo Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan Sa di Jalan Gunung Sahari, Mangga Dua, Jakarta Utara. Kemudian Diskotek Mil di Lokasari, Jakarta Barat, Hil di kawasan Kota, Jakarta Barat, Tem di Penjaringan, Jakarta Utara, Cr di Glodok, Jakarta Barat, dan Hotel Cla, Sawah Besar, Jakarta Pusat serta di sejumlah tempat hiburan lain di Jakarta.

Saat Fenomenal menemui seseorang mantan papi Cungkok bernama Fuk di salah satu tempat hiburan malam diperolah banyak masukan soal keberadaan dan sepak terjang para Cungkok tersebut. Diperkirakan ada 4000 Cungkok yang mencari nafkah di Jakarta. Dalam waktu tertentu, oleh germo, mereka dikirim ke Bandung, Surabaya, Bali, dan Medan.

Menurut Fuk, fenomena pramuria asing seperti Cungkok, Uzbek dan lainnya tidak lain akibat kompetisi yang ketat dalam bisnis hiburan malam. Memperjualbelikan hasrat seksual dirasa jadi pilihan yang mudah untuk mengeruk untung, meskipun ilegal.

Menurut Fuk, yang berusia sekitar 53 tahun ini, kehadiran para pramuria impor di sebuah tempat hiburan, ikut menentukan ramainya pengunjung dan penggemar hiburan malam.

Fuk yang pernah menggeluti hiburan malam sejak tahun 1985 ini menuturkan, kehadiran para pekerja seks asing sudah ada sejak tahun 1990an. Keberadaan mereka saat itu disamarkan sebagai penyanyi atau penari. Para pemilik club malam selalu menyuguhkan sajian plus berupa dancer dan penyanyi dari daratan China. Selain menyanyi atau menari, saat itu, mereka ditengarai juga diberi job tambahan melayani nafsu seks pria.

Cungkok lebih hot

Kehadiran para Cungkok tidak lepas dari para agen yang punya jaringan di sejumlah negara lain seperti Malaysia, RRC, Singapura, dan Eropa. Sindikat ini memanfaatkan celah, semua dokumen visa misalnya diatur menggunakan kode 451, sebagai penyanyi atau musisi untuk memudahkan lolos masuk ke Indonesia.

Setelah masuk, profesi dialihkan menjadi pramuria terselubung dengan menyamar sebagai karyawati panti pijat plus.

Keuntungan yang dihasilkan dari bisnis pramuria impor ini sangat menggiurkan. Secara hitungan sederhana saja seorang Cungkok dengan tarif sekali kencan Rp 1, 5 juta dan jika dapat tiga tamu, berarti meraup uang Rp 4,5. Hanya saja, mereka hanya dapat bagian 30 persen. Sisanya dibagi antara sang agen dan pengusaha hiburan malam. “Bayangkan jika pengusaha hiburan punya 20 cungkok, berapa mereka meraup keuntungan. Sudah pasti belasan hingga puluhan juta rupiah,” ujar Fuk.

“Sudah bukan rahasia, terutama bagi aparat terkait, kehadiran pramuria asing ini dikendalikan jaringan profesional antarnegara. Namun sepertinya ada tembok yang sulit ditembus untuk mengungkap sindikat tersebut,” ucap Fux.

Asal mula wanita etnis China yang benar-benar menjadi pekerja seks di Jakarta tadinya berasal dari Singkawang, Kalimantan Barat. Sayangnya amoy lokal ini tak begitu diminati, malah tergusur dengan masuknya Cungkok pada awal tahun 2000.

Seingat Fux, pada tahun 2004, data yang dia perolah dari kantor imigrasi, pramuria asing yang bekerja di tempat hiburan di Jakarta sekitar 2000 orang. Kini jumlahnya terus bertambah mencapai 4000 orang.

Wajah-wajah mereka digelar pada beragam lokasi hiburan. Seperti di Hotel Al di Jalan Lodan, Jakarta Utara. Di lantai 7 hotel ini, puluhan Cungkok berdandan seksi dipajang dan siap melayani tamu.

Diceritakan Fuk, kalimat Cungkok berasal dari kata chung yang artinya pusat dan kuok yang artinya negara. Jika diartikan ‘pusat atau negara kegiatan’, karena Cungkok asalnya dari China.

Sedangkan daerah kerja Cungkok di Jakarta tidak merata. Umumnya mereka beroperasi di klub dan massage center berbintang yang berada di sebagian kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Untuk kawasan Jakarta Timur dan Selatan hampir tidak ada.

Fuk yang kini menjadi papi cewek lokal, memberi alasan mengapa konsumen lebih tertarik pada Cungkok. Di antaranya karena tarif relatif terjangkau. Untuk sekali kencan dengan cewek asal China daratan ini hanya merogoh kocek antara Rp1.250.000, – hingga Rp1,6 juta , sudah termasuk kamar.

Dengan membayar seharga tersebut, petualang seks atau biasa disebut user tak perlu lagi memikirkan biaya lain serta tempat melepaskan hajat seksualnya. Semuanya tersedia dalam satu tempat.

Sedangkan berkencan dengan wanita asal Thailand menurut Fuk, bertarif Rp 2,5 juta dan wanita Uzbekistan Rp 3,5 juta. Padahal harga tersebut hanyalah untuk kencan short time.

Sumber lain menyebutkan, bentuk fisik dan pelayanan wanita Cungkok dianggap lebih menarik. Kulit mereka yang putih, mulus dan bersih tanpa bercak, menjadi daya tarik tersendiri, ditambah suara dan teriakan yang mereka keluarkan saat bercinta, diakui memberi sensasi tersendiri bagi user.

Cungkok juga dianggap lebih menguasai teknik bermain seks sehingga lebih mampu memuaskan laki-laki yang menggunakan jasa mereka. “Boleh jadi mereka memahami dan mempraktekkan seni seks ala Tao,” ujar seorang pengusaha hiburan yang sempat berurusan dengan petugas imigrasi karena dituduh pemasok wanita penghibur asal Tirai Bambu.

Banyaknya pramuria asing yang mencari nafkah, dengan berkedok visa kunjungan wisata, menandakan tidak seriusnya aparat terkait mengambil tindakan tegas terhadap pengusaha hiburan yang melanggar.

Amoy Singkawang dipoles

Kehadiran cewek Cungkok yang memberikan keuntungan menggiurkan memunculkan ide baru dalam bisnis esek- esek.

Fenomena yang terjadi, kini ditemukan adanya Cungkok oplosan. Cungkok yang dipoles ini berasal dari Singkawang dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Tidak jarang para tamu tertipu dengan pelayanan tersebut. Dengan berpura-pura tidak bisa berbahasa Indonesia, amoy asal Singkawang ditawarkan dengan tarif bervariasi mulai dari Rp 600 ribu sampai jutaan rupiah.

Bagi orang awam memang sulit membedakan Cungkok asli dan amoy Indonesia. Bagi sebagian orang yang sering menikmati pelayanan tersebut, Cungkok asli dari China memiliki ciri-ciri khusus.

“Saya bisa membedakan warna kulit mereka, bau badan, gaya berpakaian, apalagi logat mandarinnya,” papar Robin, salah seorang tamu diskotek di kawasan Mangga Besar.

Ciri khas Cungkok, kata Robin, warna kulitnya putih lobak, bukan kekuningan. Bau badannya berbeda, karena mereka banyak makan bawang putih. Sedangkan pemilihan corak pakaian terkesan lebih kuno dan biasanya ada hiasan renda.

Selain ciri-ciri tersebut, biasanya para tamu mempunyai strategi khusus untuk mengecek Cungkok atau bukan. “Jangan percaya terhadap cewek yang disebutkan Cungkok. Jika saat memandu karaoke ternyata Cungkok fasih menyanyikan lagu pop Indonesia yang sedang ngetrend seperti lagunya Samsons, Ungu, Radja, dan grup musik muda lainnya, berarti itu Cungkok palsu, ” kata Robin.

Menurut Robin, keberadaan cewek cungkok di sini cuma dalam hitungan minggu atau bulan sehingga mereka sangat asing dengan lagu baru Indonesia. Cungkok asli banyak keliaran di tempat hiburan papan atas.

“Jika yang terlalu lama di Indonesia dan sudah tidak diminati lagi, mereka mencari tamu di tempat hiburan kelas bawah,” ujar Robin.

Pada umumnya cewek Cungkok yang berkedok sebagai lady escord di karaoke maupun singing hall, lebih banyak beroperasi pada sore hingga tengah malam. Pada siang harinya, mereka berada di tempat penampungan, seperti ruko, rumah kontrakan, apartemen, dan di kamar hotel.

fotonya di sini gan sumber
winzxproassassi
tata604
4iinch
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
1
254.9K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lounge Pictures
Lounge PicturesKASKUS Official
69KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.