- Beranda
- The Lounge
Tau kenapa, remaja tidak mau memakai jas hujan atau mantel
...
TS
ketekmada
Tau kenapa, remaja tidak mau memakai jas hujan atau mantel
Sebelumnya ane mohon maaf kalau ini nggak lucu
Masih dalam masa belajar, ane tau ane masih bodoh
Mantel atau jas hujan adalah perlengkapan penting dalam berkendara khususnya bagi agan agan yang memakai sepeda motor. Baik hujan atau tidak, perlengkapan ini mesti tersedia dalam jok atau bagasi motor. Untuk berjaga jaga. Hal ini diperkuat oleh pepatah "swedia mantel sebelum hujan" Hohoho pepatahnya terlalu dipaksa.
Apalagi saat hujan, pengendara bermotor harusnya menggunakan perlengkapan yang satu ini. Tapi ada juga pengendara bermotor yang tidak menggunakan mantel. Alasannya sih biasa "lupa" . Dan menyebabkan perjalanan mereka terganggu dengan singgah di emperan toko, di halte bis, atau berteduh di tempat yang bisa mereka pergunakan untuk berteduh. Ada juga yang memilih untuk melanjutkan perjalanan.
Berikut ane akan mencoba membahas Kondisi pengendara sepeda motor memilih untuk tidak memakai mantel. Ini nggak ada hubungannya dengan lupa membawa mantel. Tapi memang kondisi seperti inilah membuat mereka tidak menggenakan mantel. Ini hanya ada di Indonesia gan
1. Pengendara dalam kondisi tanggung.
Ada atau nggak mantel didalam jok, yang jelas dalam kondisi seperti ini menyebabkan pengendara memilih untuk tidak memakai mantel atau jas hujan. Pengendara dalam posisi tanggung mempunyai ciri-ciri dan dapat dilihat dari cara mereka berkendara. Menaikkan speed 2 kali dari speed normal. Dijalan lurus plus mulus kecepatan mereka imbang imbang pesawat mau Takeoff. Badan dicondongkan kedepan layaknya pembalap motorGP mau finish.
Saat gerimis, dia berkata "Tanggung hujannya masih sikit"...
Saat hujan, dia bilang "Tanggung sikit lagi nyampe"...
Pas hujan lebat, dia berteriak "Tanggung basah coy, hajar terus"...
2. Pengendara dalam kondisi galau.
Ada atau nggak mantel didalam jok, kondisi seperti ini pun dapat membuat pengendara memilih tidak mengenakan mantel meskipun hujan. Pengendara dalam kondisi galau juga mempunyai ciri-ciri. Ini bertolak belakang dengan kondisi tanggung sehingga cara mereka berkendara adalah menurunkan speed 2 kali dari speed normal, laju motornya menjadi pelan bahkan sangat pelan. Membuka helm SNI lalu menangis bercampur hujan. Badan diluruskan sehingga air hujan membasahi setiap mili tubuh mereka. Sesekali mereka mengusap hidupnya dengan krah baju atau tangan. Takut keminum ingusnya.
Saat gerimis, dia berkata "Rinai pambasuah luko (gerimis pencuci luka)"...
Saat hujan, dia bilang "kenapa kenapa kenapaaaa"...
Pas hujan lebat, dia berteriak "Tuhaaaan, Ambil Akuuuu"...
Masih dalam masa belajar, ane tau ane masih bodoh
Mantel atau jas hujan adalah perlengkapan penting dalam berkendara khususnya bagi agan agan yang memakai sepeda motor. Baik hujan atau tidak, perlengkapan ini mesti tersedia dalam jok atau bagasi motor. Untuk berjaga jaga. Hal ini diperkuat oleh pepatah "swedia mantel sebelum hujan" Hohoho pepatahnya terlalu dipaksa.
Apalagi saat hujan, pengendara bermotor harusnya menggunakan perlengkapan yang satu ini. Tapi ada juga pengendara bermotor yang tidak menggunakan mantel. Alasannya sih biasa "lupa" . Dan menyebabkan perjalanan mereka terganggu dengan singgah di emperan toko, di halte bis, atau berteduh di tempat yang bisa mereka pergunakan untuk berteduh. Ada juga yang memilih untuk melanjutkan perjalanan.
Berikut ane akan mencoba membahas Kondisi pengendara sepeda motor memilih untuk tidak memakai mantel. Ini nggak ada hubungannya dengan lupa membawa mantel. Tapi memang kondisi seperti inilah membuat mereka tidak menggenakan mantel. Ini hanya ada di Indonesia gan
1. Pengendara dalam kondisi tanggung.
Ada atau nggak mantel didalam jok, yang jelas dalam kondisi seperti ini menyebabkan pengendara memilih untuk tidak memakai mantel atau jas hujan. Pengendara dalam posisi tanggung mempunyai ciri-ciri dan dapat dilihat dari cara mereka berkendara. Menaikkan speed 2 kali dari speed normal. Dijalan lurus plus mulus kecepatan mereka imbang imbang pesawat mau Takeoff. Badan dicondongkan kedepan layaknya pembalap motorGP mau finish.
Saat gerimis, dia berkata "Tanggung hujannya masih sikit"...
Saat hujan, dia bilang "Tanggung sikit lagi nyampe"...
Pas hujan lebat, dia berteriak "Tanggung basah coy, hajar terus"...
2. Pengendara dalam kondisi galau.
Ada atau nggak mantel didalam jok, kondisi seperti ini pun dapat membuat pengendara memilih tidak mengenakan mantel meskipun hujan. Pengendara dalam kondisi galau juga mempunyai ciri-ciri. Ini bertolak belakang dengan kondisi tanggung sehingga cara mereka berkendara adalah menurunkan speed 2 kali dari speed normal, laju motornya menjadi pelan bahkan sangat pelan. Membuka helm SNI lalu menangis bercampur hujan. Badan diluruskan sehingga air hujan membasahi setiap mili tubuh mereka. Sesekali mereka mengusap hidupnya dengan krah baju atau tangan. Takut keminum ingusnya.
Saat gerimis, dia berkata "Rinai pambasuah luko (gerimis pencuci luka)"...
Saat hujan, dia bilang "kenapa kenapa kenapaaaa"...
Pas hujan lebat, dia berteriak "Tuhaaaan, Ambil Akuuuu"...
Diubah oleh ketekmada 03-08-2015 17:48
tien212700 memberi reputasi
1
2.1K
19
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok