Kita mengenal dan mengakui adanya aturan umum yang mengatur kemaslahatan hidup manusia, yaitu moral dan agama. Agama tentunya juga mengandung unsur moralitas dalam ajarannya selain juga mengatur bagaimana hubungan manusia dengan sang pencipta.

Namun dalam prakteknya sekarang , banyak sekali orang-orang yang memisahkan agama dengan moralitas, ketika mereka pemeluk agama mereka rela kehilangan moralitas terhadap sesama, dan ketika mereka bermoral, menjadi cenderung antipati dengan Agama, padahal seharusnya tidaklah demikian. Seharusnya Agama dan moralitas itu bersinergi, saling mengisi saling mendukung saling mengontrol agar tidak ada yang melenceng.

Kenapa saya berkata demikian ? terus terang saya bukan seorang ahli agama dan juga bukan seseorang yang moralnya perfect banget sampe bisa menilai orang lain . kita berbicara realita..

Moral itu simple , sesuatu yang baik bagi pribadi dan baik bagi orang lain, dan moral itu bersumber dari hati nurani.. begitu pula Agama, apapun agamanya semuanya bersifat spiritual, spiritual itu juga dari hati nurani, tentang apa yang kita anggap baik dari lubuk hati terdalam ,bukan berdasarkan hawa nafsu semata.

Ibarat kata pepatah dalam bahasa kampung halaman saya “Lamak di Awak, Katuju dek Urang”

Agama itu bukan masalah beribadah kepada pencipta saja, tapi juga bagaimana berhubungan baik dengan manusia, dengan kata lain, ada nilai Moral di dalamnya..

Beragama itu bukan hanya berdoa, melantunkan ayat suci , sholat, bakar hio, ke gereja, ke vihara , ke kuil saja kawan . Agama juga bukan sekedar simbol seperti , hijab,mukena , sajadah , peci, kalung salib , patung dewa serta pemujaan tuhan saja kawan.. Simbol agama tanpa moral ibarat tong kosong nyaring bunyinya, bagai kulit tanpa organ, g ada bedanya dengan manekin.

Ketika kamu manusia beragama tapi setiap perkataan dari yang keluar dari mulutmu adalah kata-kata menyakitkan hati orang lain alias hujatan , cacian dan hinaan saja isinya, apa kamu masih merasa benar ?

Ketika kamu manusia yang beragama tapi kerjaanmu mengambil sesuatu yang bukan hakmu tanpa merasa bersalah, apakah kamu masih merasa benar ?

Ketika kamu memanfaatkan agamamu demi hawa nafsumu semata, kamu gunakan untuk keserakahanmu akan harta tahta dan wanita, apakah kamu masih merasa benar ?

Dalam masyarakat juga beredar paham tentang kita g bisa mengaitkan moralitas dan ibadah, contoh yang dekat agama saya sendiri, Islam   sering kita lihat pendapat seperti ini.. apakah moralnya buruk yang penting dia berhijab , yang penting dia rajin sholat , yang penting sudah haji. Kenapa orang-orang seperti ini tidak menyadari bahwa ketika dia mengenakan atribut keagamaannya maka ia akan menjadi gambaran agamanya, ibarat memakai nama keluarga ketika moral kita buruk keluarga kita pun ikut terlihat buruk, ini hukum alam di masyarakat kita.

Ketika kamu berhijab namun suka mengunjing kesana kemari,menyebar aib orang lain, bergenit-genit dengan lawan jenis

Ketika kamu haji , rajin sholat rajin mengaji tapi korupsi , kamu suka menganiaya manusia lain , kamu menyewa pramuria untuk bersenang-senang,.

Ketika kamu fanatik dengan agamamu sendiri kamu lantas menyebarkannya dengan cara tidak pantas , kamu usir orang dari tempat tinggalnya, kamu tebar teror, dan pembunuhan dimana-mana, kamu ciptakan perang dimanapun, kamu hasut manusia untuk saling membenci, saling memaki .. KAMU PIKIR KAMU SEDANG MEMBELA AGAMAMU, tapi sesungguhnya KAMU JUSTRU SEDANG MEMBUNUH AGAMAMU SENDIRI.

ketahuilah kamu sedang menzalimi agamamu sendiri, KAMU SEDANG MENISTAI AGAMAMU SENDIRI !

jadi kawan, ketika kamu melumuri tubuhmu dengan kotoran dan orang-orang mengatakan bahwa baumu busuk, perpikirlah , sesungguhnya dalam kasus ini siapa yang sedang menistai siapa ?