Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xtrimizxAvatar border
TS
xtrimizx
Utang MNC Bengkak, HT Tuding Pemerintah Gagal Kelola Rupiah
Jakarta, CNN Indonesia -- CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menilai pemerintahan Joko Widodo kurang mampu dalam mengelola perekonomian menyusul depresiasi rupiah yang semakin dalam. Menurutnya, kejatuhan rupiah saat ini sudah melewati batas psikologis sehingga berdampak negatif terhadap beban utang perusahaannya.

"Kita juga harus mengakui pemerintah saat ini kurang mampu mengelola ekonomi kita,” katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di gedung MNC, Senin (27/7).

Hary menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada saat ini memang dikarenakan kinerja mata uang Paman Sam yang menguat terhadap sebagian besar mata uang dunia. Namun, Hary menilai pemerintah tidak bisa lepas tangan dan harus mencari cara agar roda ekonomi bergerak lebih cepat.

Sekarang ini bagaimana caranya kita membawa rupiah ke Indonesia dengan mempercepat investasi. Intinya bagaimana uang bisa masuk baik dari luar negeri maupun dalam negeri supaya kinerja dunia usaha bisa meningkat,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, sektor perbankan juga seharusnya lebih fokus dalam menyalurkan kredit ke sektor produktif ketimbang sektor konsumtif .

“Bank harusnya menyalurkan usaha ke sector produktif bukan lagi hanya konsumtif. Kalau perlu dibuat aturan. Hal itu supaya dunia usaha bergulir dan ekonomi bisa tumbuh lebih baik, dan lapangan kerja diciptakan. Kalau sudah begitu baru suku bunga diturunkan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Darma Putra, Wakil Direktur Utama PT MNC Investama Tbk mengakui pelemahan rupiah membuat beban utang perusahaannya membengkak. Pasalnya, perseroan memiliki utang dalam dolar AS yang cukup besar, yakni mencapai US$ 365 juta. Sayangnya, Darma tidak menyebutkan berapa besar pembengkakan utang MNC.

“Imbas penguatan dolar paling terasa di beban bunga utang. Kami memiliki pinjaman senilai US$ 365 juta. Jatuh tempo pada tahun 2018,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Darma, MNC berupaya meningkatkan kinerja agar bisa menanggung penambahan beban utang tersebut. Darma berharap nantinya rupiah bisa berangsur menguat kembali agar beban perseroan bisa berkurang.

“Karena utang jatuh tempo pada 2018, maka kita berharap rupiah bisa menguat dalam periode tersebut. Kalau rupiah sudah menguat kita yakin bisa lari cepat,” jelasnya.

Merujuk pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rupiah pada siang ini, Selasa (28/7) bertengger di level Rp 13.460 per dolar Amerika Serikat, terkoreksi hampir 8 persen dibandingkan dengan posisi awal tahun Rp 12.474.

Apabila digenapkan selama setahun, rupiah telah anjlok 16 persen dibandingkan dengan posisi per 25 Juli 2014 yang sebesar Rp 12.474 per dolar AS.

‎Analis valuta asing Bank Mandiri, Reny Eka Putri menyatakan, saat ini pelemahan rupiah lebih banyak terpengaruh sentimen negatif yang berasal dari eksternal.

“Menjelang pertemuan The Fed, dolar AS semakin kuat karena didukung pernyataan Janet Yellen yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan dapat dilakukan tahun ini jika perkembangan ekonomi AS terus membaik,” jelasnya.

Reny menambahkan, pelemahan rupiah semakin parah menyusul pemburukan ekonomi China yang mendorong aset-aset di kawasan Asia berpindah ke AS (capital outflow).

“Diperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut setidaknya sampai akhir bulan, sambil menunggu kepastian The Fed dan rilis data domestik yang baru pada awal Agustus,” ujar Reny.

Source : http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150728130036-78-68571/utang-mnc-bengkak-ht-tuding-pemerintah-gagal-kelola-rupiah/

chinese satu ini, punya hutang juga ternyataa
0
5.4K
70
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.