Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
IMF bikin "Kiamat US Dollar"Oktober 2015 & CHINA Pakai Standart Emas. TRUE or HOAX?
“New World Dollar” Coming Oct. 20, 2015?
Monday, April 27, 2015 11:34






The International Monetary Fund is expected to a new reserve currency alternative to the US Dollar.
The dollar’s role as the world’s primary reserve currency helps all of us Americans by keeping interest rates low. Foreign countries buy United States Treasury debt not just as an investment, but because dollar-denominated assets are the best way to hold foreign exchange reserves.

And on Oct 20th of this year, the IMF is expected to announce a reserve currency alternative to the U.S. dollar, which will send hundreds of billions of dollars moving around the world, literally overnight.

As China moves up the economic pecking order, it has been trying to promote the yuan as an alternative to the U.S. dollar, which has been the dominant global reserve currency since the 1944 Bretton Woods conference.

Currently, China represents around 11 percent of global gross domestic product, more than 10 percent of world trade and nearly 9 percent of total foreign direct investment.

China may have prompted some interest in the subject: “. . . it is perhaps a good time for the befuddled world to start considering building a de-Americanized world,” wrote Liu Chang for China’s official news agency Xinhua.
http://beforeitsnews.com/self-suffic...5-2489412.html

Quote:



Kecemasan Media Barat akan kemungkinannya CHINA nekad menerapkan Sistem Standar Emas untuk Mata Uangnya dan Membangun "IMF/World Bank versi CHINA" di Dunia
Quote:


Cadangan Emas China Terbanyak di Dunia
Rabu, 13 Maret 2013 | 19:28 WIB

KOMPAS.com - Menempatkan catatan 1.054 ton, China menjadi negara dengan cadangan emas terbanyak di dunia saat ini. Wakil Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Yi Gang mengatakan hal itu pada Rabu (13/3/2013) sebagaimana warta Xinhua.

Menurut Yi Gang, di masa depan, cadangan emas China bakal lebih banyak lagi. "Makanya kami mengupayakan keseimbangan antara stabilitas pasar dan harga emas,"katanya.

Sampai kini setiap tahunnya, China memproduksi 400 ton emas. "Tapi, setiap tahun pula, kami mengimpor 500 ton sampai dengan 600 ton emas,"imbuh Yi Gang.

Menurut Yi Gang lebih lanjut, menaikkan cadangan emas sama artinya dengan meningkatkan harga emas. China percaya, cara itu akan memaksa orang membayar lebih banyak untuk konsumsi dan investasi emas.

Namun begitu, lanjut Yi Gang, China masih merasa kalau jumlah cadangan emasnya relatif masih sedikit di pasar emas. "Kami membandingkan dengan cadangan devisa China 3,3 triliun dollar AS," ujar Yi Gang sembari membantah spekulasi kalau China akan mendiversifikasi investasi cadangan internasionalnya.
http://internasional.kompas.com/read...hina.Terbanyak


Bretton Woods Yang Superfisial, Analisis Dan Evaluasi Kritis Moneter Internasional
Dinarfirst / March 19, 2015

Presiden Richard Nixon secara unilateral mengakhiri sistem Bretton Woods pada 15 Agustus 1971 (Judisseno 2005, 67-68). Presiden Nixon menyebut tindakan para “spekulator” sebagai alasan pengingkaran kewajibannya daripada mengakui ketidakmampuan, atau lebih tepat disebut sebagai kejahatan moneter, AS untuk memenuhi kewajibannya dalam Pasal-pasal persetujuan IMF. Menurut Joanne Gowa hal itu dilakukan karena Pemerintahan Nixon mempunyai konsensus akan keutamaan otonomi nasional di atas pemeliharaan rezim standard moneter internasional (Gowa 1983, 13, 190).

Hal itu pada gilirannya memberikan AS kebebasan untuk mendevaluasi mata uang dollar dan menjalankan defisit secara besar-besaran (Kadlec 2012). Devaluasi itu dilakukan AS karena nilai dollar menciut terhadap nilai emas. Menciutnya nilai dollar ini dilakukan akibat memburuknya situasi ekonomi AS yang ditandai dengan besarnya angka inflasi. Sejak Nixon shock, AS mengalami inflasi yang terburuk dalam sepanjang sejarah mereka dan ekonomi yang paling stagnan sejak Depresi Besar pada era 1930-an (Lehrman 2011). Inflasi ini mengakibatkan daya beli dollar AS yang disimpan di tahun 1971 jatuh seharga 18 sen di tahun 2010, jatuh sebesar 81%, atau kehilangan 92% dari daya beli aslinya sejak 1944-2009. Dan karena dollar berkorelasi negatif dengan emas maka harga emas terus meroket dari $35 di tahun 1971 menjadi $1.700 per troy ounce di tahun 2011.

Grafik 2. Transaksi Berjalan Neraca Pembayaran AS surplus/defisit sebagai % dari PDB (keduanya dalam nominal dollar) 1958-2009

(Sumber: Bureau of Economic Analysis)

Tabel 1. Penurunan dollar AS dibandingkan dengan harga emas.


Grafik 3. 92% devaluasi nilai dollar dalam 65 tahun

Sumber: http://www.surlytrader.com/devaluati...of-the-dollar/

Grafik 4. Penurunan daya beli dollar

Sumber:http://online.wsj.com/news/articles/SB10001424053111904007304576494073 418802358

Pandangan Dari Masa Depan
Menurut Adam Smith, kisah tentang uang, kebanyakan adalah kisah tentang penipuan dan kecurangan yang dilakukan oleh penerbit uang (Shelton 1994, 165).Sistem moneter saat ini menggunakan uang artifisial untuk mengantikan uang asli . Hal itu adalah manifestasi penipuan dan kecurangan (fraud). Uang artifisial sangat berbeda dengan uang asli karena uang asli mempunyai nilai intrinsik, sedangkan uang artifisial tidak. Satu-satunya nilai dari uang artifisial diberikan kepadanya oleh kekuatan-kekuatan pasar. Nilai pasarnya akan bertahan sepanjang dan hingga ada kepercayaan publik dan permintaan terhadapnya di pasar. Permintaan itu sendiri berdasarkan kepercayaan, dan kepercayaan adalah sesuatu yang dengan mudah dapat dimanipulasi atau direkayasa (Judy 1994, 340). Indonesia mengetahui kenyataan ini dengan cara yang pahit ketika mengalami krisis moneter tahun 1997. Segala sesuatu yang secara serius menganggu kepercayaan publik akan menyebabkan gelombang spekulatif yang akan menyebabkan melelehnya uang artifisial (dalam bentuk kertas, plastik, dan uang elektronik). Soft currencies, seperti rupiah, akan bubar apabila hard currencies, seperti dollar, meleleh.

Selama ini AS terus mengulur waktu mencegah melelehnya dollar. Skenario ‘kiamat’ tersebut untuk sementara waktu dicegah dengan quantitative easing (QE). QE adalah penciptaan uang dengan cara injeksi likuiditas ke sistem perbankan yang terancam bangkrut karena praktek kejahatan perbankan yang ugal-ugalan (imprudent) (Mahathir 2011). Dengan berlakunya QE 1, 2, 3, dan 4 sejak 2008 hingga 2012 yang berjumlah total sekitar $7 triliun maka AS tidak perlu lagi mencetak uang kertas karena hal tersebut merupakan suatu proses yang rumit dan membutuhkan banyak biaya.

Konsekuensi logis dari guyuran QE ini adalah hutang AS akan semakin menggunung. Pada tahun 2013, utang AS sudah mencapai $15,977 triliun (sekitar Rp 150 kuadriliun) dan menyebabkan penutupan pemerintahnya selama 16 hari. Dan Pemerintah AS sepakat untuk menaikkan pagu utangnya dari $14,300 triliun menjadi maksimal $16,700 triliun yang berarti uang baru dapat terus diciptakan hingga mencapai batas pagu untuk kemudian dibuat batas pagu yang baru lagi demikian dan seterusnya.

Apabila AS gagal membayar utang dan defisit anggarannya maka ia akan mengalami gagal bayar. Seperti yang ditulis oleh Ralph Benko (2011) dan Judy Shelton (2009) jika AS gagal bayar maka akan muncul katastrofa dunia keuangan global dan semakin membuat dollar AS meleleh (kehilangan nilainya). Dan sebagaimana diketahui bersama, daya beli dollar AS telah meleleh hingga 92% dalam kurun waktu 65 tahun (1944-2009).

Persiapan Dan Peringatan Masyarakat Umum
Dengan demikian besar kemungkinan, melelehnya dollar akan membawa keruntuhan kepada seluruh mata uang kertas di dunia karena saat ini lebih dari 60% dari seluruh cadangan mata uang asing dalam bentuk dollar. Apabila dollar mulai tidak berlaku (demonitized), makan sistem uang fiat akan bubar dan memunculkan sistem keuangan yang baru. Sistem keuangan yang baru adalah dalam bentuk uang elektronik, ketika uang tidak dapat dilihat dan tidak dapat dipegang. Faktanya, era tanpa uang tunai ini sudah muncul saat ini dengan variasi namanya. Uang elektronik kini ini sudah menguasai 70% sistem keuangan dunia dan digunakan terutama pada transaksi uang dalam jumlah besar sementara uang kertas tetap dipergunakan untuk transaksi skala kecil.

Sistem moneter elektronik ini tidak lagi membutuhkan alat cetak, tinta, dan kertas. Yang dibutuhkan ialah keahlian dalam mengetik data masuk dan data keluar. Dengan sistem ini, otoritas moneter mengetahui berapa banyak uang yang dimiliki oleh warga, darimana didapatkan, untuk apa digunakan, dan ke mana saja dipergunakan. Ini adalah bentuk sistem spionase keuangan yang sangat canggih dan terencana dengan hebat. Selain itu, uang jenis ini mempunyai bahaya yang lebih besar dibandingkan sistem moneter sebelumnya karena dasar transaksi hanya pada transfer dan nilai uang dapat dibuat dan diubah dari ketikan byte di komputer. Dan setiap saat otoritas moneter dapat menutup rekening warga yang tidak nyaman dengan sistem ini. Trend ini adalah ancaman bentuk kediktatoran moneter yang harus diantisipasi dan diwaspadai. (Sumber: Frassminggi Kamasa, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Editor: Abbas Firman)
http://dinarfirst.org/bretton-woods-...ernasional-22/

-----------------------------

Secara strategis dan politis serta politik ekonomi, sejak akhir WW II dulu (1945) lembaga keuangan Dunia saat ini, IMF dan World Bank, sesungguhnya adalah 'tangan-tangan' Amerika Serikat di dalam menguasai dan mengendalikan sistem moneter dan keuangan dunia hingga hari ini. Jadi mustahil akan lahir sebuah kebijakan dari 2 lembaga keuangan Dunia itu, yang akan merugikan kepentingan nasional AS.

Tapi kalau akan lahir kebijakan sistem moneter dunia baru yang "tambah" menguntungkan posisi dan "bergainging position" pihak AS dalam perekonomian dan keuangan Dunia, sangat mungkin sekali. Apa contohnya? Misalnya AS melakukan SANERING, yaitu pemotongan nilai mata uang dollar sekarang hingga 50% sehingga US Dollar yang dicetak setelah kebijakan itu keluar, nilainya sama dengan 2 kali lipat dibanding dollar yang lama.

Dunia memang akan kolaps karena dirugikan secara sepihak oleh kebijakan semacam itu. Dan yang paling besar menanggung kerugiannya, tentulah China, karena negara ini pemegang cadangan devisa US Dollar terbear di dunia. Tapi apa China akan tinggal diam? Yaa tidaklah. Jurus China akan menerapkan sistem standart emas untuk mata uangnya, dan berupaya menciptakan lembaga keuangan tandingan IMF dan Wolrd Bank dengan standart moneter baru itu, bisa saja terjadi seperti kecemasan media Barat diatas itu. Hadirnya bank investasi China, Asian Infrastructure Invesment Bank (AIIB) bisa saja menjadi saingan Internasional Monetary Fund (IMF) di masa depan. Sebuah kutipan dari Wikileaks tahun 2011 melaporkan bahwa China berupaya mengkonversi piutang-piutangnya dalam US Dollar ke dalam bentuk emas batangan sebagai upaya berjaga-jaga kalau nilai US Dollar di devaluasi atau di Sanering di masa depan.


emoticon-Angkat Beer

Diubah oleh ts4l4sa 01-08-2015 23:20
0
20.3K
149
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.