Hidup adalah rangkaian keputusan-keputusan penting. Bahkan sejak masih duduk di bangku SMA, kita sudah dituntut menentukan arah hidup dengan memilih jurusan: IPA, IPS, atau Bahasa. Ini bukan keputusan main-main. Pilihanmu akan menentukan jurusan kuliah yang nantinya kamu ambil.
Yah... sebenarnya 80%bukan karena pilihan yang membuat seseorang masuk suatu jurusan,tapi karena otaknya lah seseorang DIPAKSA&TERPAKSA masuk dlm suatu jurusan yang kadang-kadang jurusan tersebut tidak disukainya,tapi mau bagaimana lagi?
Spoiler for 1."Jangan masuk IPS,IPS itu isinya Anak-Anak Nakal!":
Entah sejak kapan mitos ini berkembang, anak IPS memang sering dipandang sebagai pelajar nakal. Kamu pun bukan tidak mungkin mendapat stigma ini ketika masuk jurusan IPS. Barangkali ini karena ada temanmu sesama anak IPS yang terkenal sebagai “preman sekolah” atau “anak geng”.
(ngobrol sama kenalan dari sekolah lain)
Teman: “Ambil jurusan apa?”
Kamu: “IPS dong.”
Teman: “Wuih, sekelas sama si Anu dong?” (nama disamarkan, pokoknya dia preman sekolah)
Kamu: “Iya…”
Teman: (dalam hati: Nih bocah…jilbaban tapi gahar juga ya? Temenannya sama preman.)
Mungkin dia lupa. Anak IPA juga banyak yang ikut tawuran. Lagipula, dengan level keberanian dan kemampuan bela diri yang kamu miliki, satu-satunya peran yang mungkin kamu ikuti dalam tawuran adalah seksi konsumsi buat bikinin minum.
YA KALI TAWURAN ADA BREAK MINUM :”)
Dalam kelas IPS juga banyak anak yang serius belajar dan berprestasi, kok. Di kelas IPA juga ada anak nakalnya. Melabeli semua anak IPS sebagai “anak nakal” tentu bukan perilaku adil.
Spoiler for 2."Kamu masuk IPS karena Nilanya nggak cukup buat Masuk IPA?":
(3 bulan sebelum penjurusan di Ruang BK)
Guru BK: “Kamu yakin mau masuk IPS? Nilaimu cukup lho buat masuk IPA…”
Kamu: “Iya Bu, yakin kok.”
Guru BK: “Oke, pilih IPS ya berarti.”
(3 bulan setelah penjurusan)
Anak IPA 1: “Eh, si Jali kenapa sih masuk IPS? Nilainya gak cukup ya buat masuk IPA?”
Anak IPA 2: “Mungkin iya deh. Nilai Kimianya sih bagus terus, nggak tahu deh Fisika sama Biologinya gimana.”
Anak IPA 1: “Yah, kasian yah… Jadi masuk IPS deh.”
*Kamu yang sedang jalan mau ke kantin lewat di depan mereka*
Anak IPA 1&2: *memandangmu dengan tatapan iba*
Tidak semua orang percaya bahwa keputusanmu mengambil jurusan IPS adalah berdasarkan PILIHAN, bukan KEADAAN. Rasanya pengen bilang:
“Mas, saya juga bisa masuk IPA Mas. Tapi emang milih masuk IPS. Kalau lihat nilai mata pelajaran IPA saya nanti pengen tukeran raport loh. Huft.”
NB:ilustrasi diatas nggak berlaku buat ane
Spoiler for 4."Jurusan IPS itu Pelijarannya Gampang.":
Beban pelajaran IPS, IPA, dan Jurusan Bahasa sebenarnya sama. Yang membedakan adalah fokus belajarnya. Anak IPA mempelajari ilmu-ilmu eksakta yang melibatkan banyak hitungan dan menantang logika. Anak Bahasa dididik untuk mengembangkan kemampuan verbal dan memperkaya diksi. Sedang anak IPS diajari untuk mengembangkan kemampuan analisa dan kepekaan terhadap fenomena sosial.
Tidak ada yang lebih “gampang” dari semua jurusan yang tersedia. Lagipula, bukankah ‘gampang’ dan ‘sulit’ itu tergantung kita?
Buat anak IPA, belajar Sejarah dan Geografi bisa membuat mereka senewen. Lebih mudah menghitung volume air dan menghafal tabel periodik. Untuk anak IPS, pelajaran IPA memang terlihat memusingkan. Tapi ini karena mereka memang tidak diajarkan menghitung kelembaman relatif ataupun optika fisis.
Spoiler for 5.“Pasti Kamu Masuk IPS Biar Gak Ketemu Hitung-Hitungan.”:
Sebentar.
IPS juga punya pelajaran Matematika, yang kini juga di UN-kan. Di IPS juga ada Akuntansi dan Ekonometri, yang sama-sama membutuhkan kemampuan berhitung. Anak IPS tetap harus berhubungan dengan angka dan logika berhitung. Bedanya, kemampuan berhitung anak Jurusan IPS memang tidak disiapkan untuk hitung-hitungan eksakta.
Jadi, kalau kamu masuk IPS karena ingin menghindari pelajaran berhitung, bersiaplah untuk sakit hati ya! (Termasuk ane )
Spoiler for 6. “Anak IPS Pasti Hapalannnya Kuat Ya?”:
Orang kadang salah menyangka, mengira pelajaran IPS bisa dimengerti hanya dengan menghapalnya. Padahal pelajaran di Jurusan IPS bukan semata (atau malah bukan sama sekali) soal hapalan. Anak IPS sebenarnya dibentuk untuk mampu melakukan analisa dan memiliki kemampuan riset.
Dalam pelajaran Sosiologi, anak IPS akan diajak memahami teori-teori sosial yang bisa digunakan sebagai pisau analisa untuk melihat berbagai fenomena sosial yang ada, seperti menjamurnya mall dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumtif masyarakat, relevansi nasionalisme di tengah gencarnya globalisasi dan populernya teori kosmopolitanisme, atau pengaruh Instagram terhadap bagaimana kita menentukan pilihan makanan.
Bagaimana caranya menghapal hal-hal di atas?
Di mata pelajaran Ekonomi dan Akuntansi anak IPS belajar tentang berbagai teori ekonomi dan manajemen keuangan. Tujuannya tentu bukan untuk sekedar tahu, teori dan kemampuan ini kelak bisa dimanfaatkan untuk mengamati tren ekonomi, pun sebagai alat bantu untuk menganalisa kondisi keuangan sebuah badan usaha.
Ilmu Sosial tak akan berguna kalau sekadar dihapal. Mereka juga harus dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena sosial. Sesungguhnya kalau soal hapal-menghapal, anak-anak Kedokteran, Biologi, dan Kimia yang notabene pasti anak IPA itu justru lebih banyak hapalannya.
Spoiler for 7. “Masuk Jurusan IPS Itu Gak Ngaruh Buat Kuliah Nanti. Buktinya? Anak IPA Juga Bisa Masuk Jurusan IPS!”:
Memang benar, anak IPA juga punya kesempatan masuk ke Jurusan kuliah yang harusnya jadi jatah anak IPS. Ini kadang bikin anak IPS pengen mencak-mencak karena lahannya diambil. Tapi benarkah pendidikan sekian tahun di kelas IPS tidak menghasilkan apapun sebagai bekal untuk menghadapi bangku kuliah? Coba deh simak beberapa testimonial di bawah ini:
“Dulu aku sempat bingung sih di awal kuliah, pas disuruh bikin esai. Gak biasa nulis argumen, pas di SMA paling mentol bikin esai soal sistem pencernaan.”
Tia, Lulusan IPA yang kini kuliah di Jurusan Komunikasi.
“Harus adaptasi lagi ke nalar anak IPS. Di sekolah belajar makhluk hidup, tumbuhan, kok di FIKOM malah suruh neliti fenomena sosial? Ya kaget!”
Ernia, Lulusan IPA, Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD.
tanggapan ane dari curhatan diatas... sukurrr!!!! kamprettttt!!!! anda tu anak IPA kenapa sih masuk di jurusan IPS.. kenapa? ha? kenapaaaa? anda itu lebih pinter dari anak IPS tapi anda masih tega ngerebut jatah IPS . Trus anak IPS harus masuk kemana? sedangkan jurusan yang buat anak IPA tidak bisa dimasuki anak IPS
Spoiler for Nggak terlalu penting.:
disini ada yang kelahiran tahun 98?
ane kelahiran 98, menurut ane angkatan kita itu paling sial&jadi bahan percobaan. iya nggak sih?
-tahun 2010 pemerintah baru membuat sistem un baru dengan menggunakan LJK setelah sebelumnya dikerjakan secara konvensional.
-2012 un SMP pertama kalinya dibuat 20 paket. setelah sbelumnya nggak seperti itu
-kemarin pas pergantian kurikulum kita juga jadi korban. semester 1 kemarin ane menggunakan kurikulum 2013 jadi yang ada bukan IPA&IPS tapi MIA&IIS & nilai di raport modelnya cuman 1-4 jadi kayak ip kuliahan gitu. karena belum siap bener di semester 2 kita dibalikin jadi kurikulum 2006. wtf?
-besok katanya UN sma mau diajukan menjadi bulan Februari. (kalau ini ane malah seneng )
Spoiler for SUMUR:
www.hipwee.com&google
RATE&SHARE YA BRO
JANGAN LUPA KOMENG GAN
0
44.4K
Kutip
627
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!