Sebuah pertanyaan mencuat tatkala melihat orang tua yang berjuang keras untuk memperjuangkan hidup, namun sang anak yang hanya bermain berleha leha dengan dunianya. Apa yang seharusnya saya lakukan? Apakah saya harus mengurus anaknya ataupun saya harus mengurus bapaknya?
Melihat keadaan saya hanya sadar akan keanehan tersebut. Memang sesaat akan mudah kalau melihat dari background orang kaya, pikir bahwa memberi bantuan berupa materi juga pekerjaan akan langsung mengentaskan masalah tersebut. Namun apakah dengan cara tersebut anak yang hanya berleha-leha itu akan tersadarkan.
Hidup ini memang seharusnya harmonis. Tidak jauh dari hukum karma. Mungkin pada masa lampau si bapak tadi juga berperilaku seperti itu ketika beliau kecil, mungkin juga kurangnya doa juga usaha si orang tua ketika kecil, mungkin juga karma dari ayah si bapak karena sudah menelantarkannya walaupun di mana-mana kebanyakan ayah ataupun orang tua akan selalu memaafkan anak darah dagingnya sendiri walau dia berbuat apapun yang terkecuali sudah begitu kurang ajar.
Apakah kalau karma kita hanya berdiam saja. Walau mata tak sampai meneteskan air mata, namun hati yang menangis begitu keras. Hati ini terasa perih melihat perilaku tersebut. Saya tanyakan kepada teman-teman kepada orang lain kepada orang yang lebih tua sampai yang lebih kecil. Jawaban mereka memang terasa begitu bermakna. Namun dari segi tindakan mereka yang kulihat hanya nol besar, hanya jawaban indah namun perilaku mereka hanya acuh tak acuh. Mungkin mereka sudah tersibukkan dengan urusan mereka sendiri, menghadapi urusan mereka sendiri saja sulit apalagi memikirkan orang lain.
Menurutku salah kalau kita menyalahkan si anak namun juga tidak fair kalau kita menyalahkan si bapak, yang harus dipertanyakan ini seharusnya sudahkah kita berbuat untuk mereka? Kembali kepada diri sendiri sudahkah kita berbuat. Kalau kita saja belum berbuat apa-apa apakah itu tidak lucu kalau kita menghakimi mereka?
jangan lupa 
