VIVA.co.id - Selama berabad-abad ilmu pengetahuan mengajarkan benua Amerika ditemukan seorang penjelajah bernama Christopher Columbus. Namun temuan purbakala baru menyatakan sejarah tersebut selama ini salah.

Peneliti menemukan sebuah tulisan kuno yang menyatakan kemungkinan besar benua Amerika ditemukan penjelajah asal China. Mereka telah menemukan lama sebelum kedatangan penjelajah Eropa.

Temuan para peneliti ini berupa pictogram yang tersemat di atas permukaan batu, yang diduga merupakan tulisan bahasa China kuno. Kemungkinan skrip itu ditulis ribuan tahun lalu. Tulisan kuno ini ditemukan ahli kimia dan epigrafer amatir asal Ilinois, John Ruskamp, saat sedang berkunjung ke Petroglyph National Monument di Albuquerque, New Mexico.

"Sepertinya manusia purba dari Asia hadir di Amerika sekitar tahun 1300 sebelum masehi, atau hampir 2.800 tahun sebelum kapal Columbus masuk ke Dunia Baru setelah mencapai Karibia pada 1492. Tulisan China ini tidak mungkin palsu karena jenis tulisannya sangat kuno," ujar Ruskamp, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu, 11 Juli 2015.

Temuan ini juga diyakini sebagai bukti bahwa pendatang China itu telah melakukan interaksi dengan warga asli Amerika sejak 2.500 tahun lalu. Artinya, ini b ukan sekadar ekspedisi semata, melainkan keinginan untuk menetap.

Sayangnya, pandangan kontroversial ini mendapat banyak cibiran dari ilmuwan lain karena kurangnya bukti arkeologi akan kehadiran masyarakat kuno China di Dunia Baru.

Ruskamp bukan orang pertama yang mengklaim China menemukan Amerika. Komandan Marinir Amerika yang sudah pensiun, Gavin Menzies, mengklaim sekelompok kapal China berlayar ke Amerika Utara pada 1421, atau 70 tahun sebelum ekspedisi Columbus. Temuan Ruskamp ini memperkuat teori tersebut, namun interaksinya lebih lama dari teori Menzies.

Ruskamp mengklaim telah mengidentifikasi 84 pictogram yang cocok dengan situs China kuno yang unik di beberapa lokasi sekitar Amerika, termasuk New Mexico, California, Oklahoma, Utah, Arizona dan Nevada.
sumber