Bola.net - Langkah Kemenpora yang tetap kekeuh pada pendiriannya membekukan PSSI meski sudah ada keputusan dari PTUN yang memenangkan PSSI mengundang reaksi dari berbagai pihak.
Salah satu yang mengomentari hal ini adalah mantan Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar. Menurutnya, putusan PTUN yang mengabulkan gugatan PSSI sudah sangat jelas. Yakni, bahwa kegiatan sepakbola tidak dapat begitu saja dicampuri oleh pemerintah.
Hal tersebut, sejalan dengan larangan keras intervensi pemerintah terhadap kegiatan PSSI sebagaimana tertuang dalam Statuta FIFA.
"Sangat bijak kalau Menpora segera mencabut pembekuan kegiatan PSSI, karena sesuai keputusan PTUN.
Pembekuan itu sendiri tidak pada tempatnya. Segera bubarkan juga Tim Transisi. Karena, pembentukan tim tersebut yang mendatangkan sanksi FIFA," tegas Agum.
"Membantu proses perbaikan organisasi dan sekaligus percepatan prestasi tim nasional pun harus dilakukan dengan cara yang benar," pungkasnya. (esa/pra)
sumber :
http://m.bola.net/indonesia/berang-a...si-b52d66.html
lupakan sejenak tentang sara,,mari kita bermain bola :mainbola:
Quote:
berang/be·rang/ /bérang/ a sangat marah; sangat gusar
Quote:
PSSI Sambut Usul Jenderal Moeldoko dengan Tangan Terbuka
Muhammad Rusjdi
Sabtu, 18 Juli 2015 - 13:03 WIB
JAKARTA - Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), La Nyalla Mahmud Mattalitti menanggapi baik maksud Jenderal Moeldoko yang ingin mendudukan PSSI dan Menpora di satu meja. La Nyalla bahkan mengaku sangat senang, bila sang mantan Panglima TNI tersebut bisa mewujudkan pertemuan yang sebenarnya sudah diinginkan oleh PSSI sejak lama.
''Kami menerima dengan tangan terbuka (bila Moeldoko siap menjadi penengah). Kami bahkan sangat senang bila pak Moeldoko bisa mewujudkan pertemuan itu,'' ungkap La Nyalla kepada Sindonews.com. (Baca juga: Jenderal Moeldoko Siap Dudukkan PSSI-Menpora di Satu Meja)
''Sejak awal, kami sangat ingin untuk bertemu dengan Menpora secara langsung. Tapi saya tidak tahu kenapa sampai sekarang Menpora tidak pernah bisa,'' sambungnya.
Menurut La Nyalla, PSSI bahkan sudah beberapa kali mencoba untuk datang langsung ke kantor Menpora di bilangan Senayan, Jakarta. Namun sayangnya, hingga saat ini Menpora tidak juga punya waktu untuk duduk bersama membicarakan soal sepak bola Indonesia yang kini tengah berada dalam bencana.
"Terakhir kami kesana hari Selasa (14/7/2015) kemarin. Tapi staffnya bilang Menpora tidak ada,'' jelas La Nyalla.
''Kami ini selalu berusaha ajak Menpora untuk lepaskan egonya dan berbicara soal sepak bola. Tapi saya juga tidak tahu kenapa, nyatanya sampai sekarang Menpora tidak pernah bisa,'' pungkasnya.
(rus)
http://soccer.sindonews.com/read/102...uka-1437199250
Quote:
Jenderal Moeldoko Siap Dudukkan PSSI-Menpora di Satu Meja
Muhammad Rusjdi
Jum'at, 17 Juli 2015 - 18:39 WIB
JAKARTA - Kisruh sepak bola Indonesia yang hingga kini tak kunjung usai, memang telah membuat banyak kalangan pecinta sepak bola nasional menjadi geram. Selain hilangnya salah satu sarana hiburan, kisruh yang berawal dari lahirnya 'Surat Sakti' Menpora ini, juga membuat banyak pemain muda harapan bangsa harus kehilangan kesempatan untuk terus mengembangkan kmampuan mereka.
Sebut saja Evan Dimas, salah satu pemain harapan Indonesia yang kini memperkuat Persebaya, terancam kehilangan naluri dan kepekaannya membaca permainan di lapangan, karena tidak adanya kompetisi yang diputar. Hal ini jelas sangat menyedihkan. Karena bagi para pemain muda, kompetisi adalah wadah untuk menajamkan kemampuan mereka.
Maka sangat wajar, bila sebagai pecinta sepak bola, Jenderal Moeldoko kemudian ikut untuk mengeluarkan suara dalam menanggapi kisruh sepak bola Indonesia. Saat ditemui di kediamannya, Jenderal berusia 58 tahun ini beranggapan kalau kisruh sepak bola hanya bisa selesai bila PSSI dan Kemenpora mau duduk di satu meja.
''Menurut saya, semuanya perlu di konsolidasikan. menurut pemerintah kita harus buat prestasi, menurut ketua pssi kita harus punya prestasi, rakyat indonesia juga ingin prestasi, tapi pertanyaan nya kenapa tidak muncul prestasi itu? jawabannya mungkin perlu konsolidasi besar untuk membenahi sepak bola,'' ungkap Jenderal Moeldoko kepada wartawan, Jumat (17/7/2015).
''Lalu yang diperlukan apa? Menanggalkan ego. Jadi duduk dengan baik, mari kita selesaikan.'' Sambung Moeldoko.
Yang dikatan Jenderal kelahiran 8 Juli 1957 ini pasti disetujui oleh semua kalangan pecinta sepak bola di seluruh Indonesia. Namun masalahnya, hingga saat ini Menpora tidak juga mau menerima ajakan PSSI untuk duduk bersama membicarakan sepak bola.
''Kalau kita memiliki niat sama, ya jangan masing-masing merasa benar. Ini saran saya, perlu sebuah konsolidasi besar, duduk bersama. Tidak ada yang tidak bisa, ini tergantung pada leadership. Kalo kita memiliki strong leadership, tidak akan ada yang tidak bisa menurut saya,'' jelasnya.
Bahkan, Jenderal Moeldoko mengaku siap bila diminta untuk menjadi penengah pada pertemuan PSSI dan Menpora. Karena sebagai pecinta sepak bola, Jenderal Moeldoko mengaku sangat kecewa dengan kisruh sepak bola yang kembali terjadi di Indonesia.
''Saya mau (untuk menengahi), saya bisa. Mari bicara sama-sama. Saya juga sangat menyukai sepak bola. Jadi kalo masyarakat kecewa, saya juga kecewa,'' tukas Moeldoko.
(rus)
http://soccer.sindonews.com/read/102...eja-1437133188
pak mul turun gunung
Quote:
Ini Alasan Jenderal Moeldoko Ogah Gabung Tim Transisi
Muhammad Rusjdi
Jum'at, 17 Juli 2015 - 19:22 WIB
JAKARTA - Nama mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Moeldoko, akhirnya mengungkapkan alasan kenapa dirinya tak mau bergabung dengan Tim Transisi bentukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Nama Moeldoko sendiri sebelumnya memang sempat santer diberitakan akan dimasukan sebagai salah satu anggota tim transisi bentukan Menpora.
''Saya dari awal diminta untuk menjadi bagian dari tim transisi oleh tim sembilan. Saya mengatakan tidak. saya tidak mau masuk ke dalamnya malah menjadi blunder,'' ungkapnya kepada wartawan, Jumat (17/7/2015).
Namun Jenderal kelahiran 8 Juli 1957 menolak untuk menjelaskan lebih lanjut alasannya. Ia hanya berharap, agar PSSI dan Menpora mau untuk menganggalkan
egodan duduk bersama demi mengembalikan nafas sepak bola Indonesia.
''Kalau kita memiliki niat sama, ya jangan masing-masing merasa benar. Ini saran saya, perlu sebuah konsolidasi besar, duduk bersama. Tidak ada yang tidak bisa,'' jelasnya.
(rus)
http://soccer.sindonews.com/read/102...isi-1437135720
Quote:
Original Posted By apdetIni Permintaan Pelatih Timnas U-19 dan U-16 ke Menpora
By Tengku Sufiyanto on 22 Jul 2015 at 10:38 WIB
Bola.com, Jakarta - Fachri Husaini meminta Menpora, Imam Nahrawi agar tidak melakukan banding atas keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang memenangkan PSSI. Harapan ini dilontarkan penggawa timnas era 90-an karena tidak ingin sepak bola Indonesia terus menerus dilanda konflik.
Seperti diberitakan sebelumnya, PTUN memenangkan gugatan PSSI terhadap Menpora agar segera mencabut SK Pembekuan terhadap induk sepak bola nasional tersebut. Sehingga, persepak bolaan Tanah Air yang sempat mati suri dapat bergulir kembali dengan diadakannya kompetisi di Indonesia seperti ISL 2015 dan Divisi Utama Liga Indonesia.
Menurut Fachri, masalah tersebut sebetulnya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah ketika Ketua Umum (Ketum) PSSI, La Nyalla Mattalitti datang ke Kemenpora untuk menemui Menpora. Namun sayang niat baik Ketum PSSI tersebut malah di tolak Menpora.
"Selain itu, niat baik DPR dan Wapres Jusuf Kalla meminta Menpora duduk bersama dengan PSSI, juga diabaikan oleh Menpora," kata Fachri kepada Bola.com, Jakarta, Selasa (21/7/2015).
Namun, Fachri tetap berpesan agar kedua belah pihak baik PSSI dan Menpora saling mengkoreksi kesalahan satu sama lain demi memajukan sepak bola di Indonesia. "Pemerintah harus mengoreksi PSSI, tapi tidak sewenang-wenang membekukan sepak bola Indonesia. Diperlukan kerja sama untuk kemajuan sepak bola nasional," lanjutnya.
Selain itu, Fachri mendukung rencana Exco PSSI dan PT Liga Indonesia yang akan menggulirkan kembali ISL 2015 pada bulan Oktober mendatang. "Kita dukung sepenuhnya demi pemain dan pelatih tentunya," tambahnya.
http://m.bola.com/indonesia/read/227...&utm_source=FB