onevrollAvatar border
TS
onevroll
[Sengaja Bikin Sepi] Tantowi Yahya: Di Era Ahok Perayaan Idul Fitri tak Lagi Semarak


Tantowi Yahya: Di Era Ahok Perayaan Idul Fitri tak Lagi Semarak


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Tantowi merasa prihatin dengan cara Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta menyambut hari raya Idul Fitri 1436 H. Menurutnya suasana penyambutan Idul Fitri di ibu kota tidak sesemarak beberapa tahun lalu.

Sampai sehari menjelang lebaran suasana di DKI jauh dari suasana menjelang idul fitri," kata Tantowi kepada Republika, Kamis (16/7).

Anggota DPR daerah pemilihan DKI Jakarta ini mengaku sebelum Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjadi gubernur, suasana penyambutan Idul Fitri dan perayaan hari besar Islam di Jakarta sangat meriah. Terlihat betul bagaimana Pemda kala itu menunjukan karakter Jakarta sebagai ibu kota dari negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

"Beberapa tahun lalu suasana di Jakarta sebagai ibukota negara dengan penduduk lslam terbesar di dunia sangat terasa nuansa menjelang hari-hari besar Islam terutama menjelang Idul Fitri," katanya.

Tapi sekarang kemeriahan dan kesemarakan itu sirna. Tantowi mencontohkan tidak tampak lagi hiasan lampu neon warna-warni bernuasa lebaran, baliho ucapan Idul Fitri yang menghiasi jalanan dan gedung-gedung ibu kota. Jakarta menjadi kota yang sumpek. Mati. Gelap dan sunyi. Apalagi setelah sebagian besar penduduknya mudik.

"Neon sign, baliho, dan sejenisnya dengan pesan selamat Idul Fitri yang menghiasi kota, gedung, dan mall sekarang sudah sirna. Kota gelap dan sunyi terutama setelah sebagian penduduknya mudik," kata Tantowi.

Tantowi mempertanyakan alasan sepinya perayaan Idul Fitri di Jakarta. Sebab menurutnya kondisi ini berbanding jauh dengan perayaan Natal, tahun baru, Imlek, dan HUT Kemerdekaan yang terkesan dibuat sangat meriah.

"Suasana ini sungguh berbeda ketika menjelang natal, tahun baru, imlek dan HUT Kemerdekaan. Kenapa itu semua tidak ada? Hilang atau memang dihilangkan?," ujarnya.

Ketua DPP Bidang Komunikasi Partai Golkar hasil Munas Bali ini mengakui kesakralan Idul Fitri tidak akan kehilangan maknanya meski tanpa perayaan yang meriah. Tapi menurutnya tidaklah berlebihan jika umat Muslim berharap Pemda DKI Jakarta sekarang mengembalikan kemeriahan Idul Fitri sebagaimana yang telah dilakukan pemerintahan sebelumnya. Hal itu sebagai ungkapan suka cita bagi seluruh masyarakat luas tentang datangnya hari suci umat Islam.

"Memang makna lebaran itu tidak cukup hanya ditandai dengan billboard, neon sign, spanduk. Tapi itulah cara kita mengungkapkan suka cita kepada khalayak luas. Wajar apabila Pemerintah melakukan itu (memeriahkan lebran) untuk rakyatnya seperti yang mereka lakukan selama ini," papar Tantowi.


[Logika] Tidaklah berlebihan jika lebaran disambut sumringah dengan kehadiran lampu-lampu dan pamflet ucapan idul fitri. di balik semua ini pasti ada tujuan terselubung yg sifatnya menyingkirkan emoticon-Mad (S)
nastak-bung cinta agama boleh ikut ,yang mau cari pasukan tunggu dulu kalo dia berulah lagi lebih dalam emoticon-Cendol (S)
Jangan lupa awasi cari mainnya yg diam-diam menghilangkan keramaian dalam beragama hari raya (umat muslim khususnya yg dijelaskan disini) emoticon-Cendol (S)


Terimakasih salam main fair emoticon-Kiss (S) emoticon-Kiss (S) emoticon-Kiss (S)
0
9.3K
131
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.