VIVA.co.id - Harga minyak mentah dunia kembali turun disebabkan oleh kekhawatiran peningkatan ekspor dari Iran yang akan menambah melimpahnya pasokan minyak mentah dunia.

Dikutip dari Reuters, Kamis 16 Juli 2015, harga minyak mentah jenis Brent dijual lebih rendah US$1,46 di level US$57,05. Sedangkan minyak mentah Amerika Serikat (AS) diperdagangkan US$51,41 per barel, turun US$1,63.

"Jika harga minyak akan terus turun, ini berarti minyak Iran akan membanjiri pasar," kata Phil Orlando, Kepala strategis pasar ekuitas dari Federated Investors di New York, AS.

Rendahnya harga minyak selama 12 bulan ini sudah menyebabkan perusahaan-perusahaan minyak merugi. Harga minyak sudah turun 50 persen dalam satu tahun terakhir.

Sejumlah operator minyak di Laut Utara Inggris pun terpaksa menangguhkan produk minyaknya untuk mengurangi biaya.

Terakhir, Fairfirld Energy menghentikan produksinya di lapangan minyak Dunlin di Laut Utara Inggris pada Juni lalu. Penutupan ini lebih cepat lima tahun dari rencana.

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mempertimbangkan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) setelah hari raya Idul Fitri 1436 H. Pasalnya, sudah berbulan-bulan, Pertamina menahan kenaikan harga BBM, baik jenis Premium, Solar hingga BBM non subsidi seperti Pertamax RON 92.

"Nanti akan kita lihat. Khususnya karena ini akan dibahas pemerintah," jawab Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di JCC, Jakarta, semalam.Dwi menambahkan, dalam menetapkan harga kenaikan BBM memang melihat kondisi yang ada, seperti halnya harga minyak dunia yang mengalami kenaikan, inflasi serta nilai kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Akan dilihat kondisinya, tentu terhadap cost dan operasional yang ada harus dilihat. Setelah Lebaran barangkali kita akan siap untuk luncurkan produk baru (Pertalite) lebih fokus kita itu daripada masalah kenaikan harga," paparnya.

Namun, Pertamina menjamin dalam waktu dekat belum berencana menaikkan harga BBM maupun gas elpiji 12 Kg. "Sampai dengan lebaran tidak. Tidak melakukan kenaikan," tukasnya.