JAKARTA (Pos Kota) – Terjegalnya operasional bus tingkat gratis merk Mercedes Benz oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 55 Tahun 2012 dikhawatirkan berimbas tertundanya rencana penambahan 100 armada Bus Transjakarta.

Pasalnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama ngotot untuk membeli bus buatan Jerman itu untuk memperkuat armada Bus Transjakarta.

“Triwulan pertama tahun ini kami berencana menambah 100 armada baru Transjakarta merk Mercedez Benz. Tapi aturannya kita gak boleh beli merk itu karena tidak sesuai dengan spek,” ujar pria yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota, Senin (2/2).

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan (Kemhub), JA Barata, mengatakan polemik mengenai lima bus tingkat hibah dari Tahir Foundation ini harus segera diakhiri agar tidak menimbulkan masalah baru dan pertentangan berbagai pihak.

“Yang paling penting sekarang, kita tidak usah mendikotomikan. Nanti akan diadakan pertemuan lagi untuk duduk bersama antara Mercedes Benz, karoseri, Pemprov DKI Jakarta dan Kemhub. Itu saja nanti,” kata Barata.
Dalam pertemuan tersebut akan diketahui alasan secara mendetail mengapa bus tingkat tersebut belum diizinkan beroperasi di Jakarta. Mengenai pertemuan tersebut, Kemhub menunggu kabar dari Pemprov DKI Jakarta. Karena yang akan menjadi tuan rumah dari pertemuan tersebut adalah Pemprov DKI.

DPRD HERAN

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Emanuel Kristanto, menerangkan alasan Kemhub tidak mau mengeluarkan izin operasi bus tingkat hibah karena Kemhub menilai chasis bus tingkat menyalahi aturan, bBerat bus tingkat juga lebih ringan dari aturan yang diperbolehkan.

Dia merasa heran dengan peraturan tersebut. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena aturan harus dipenuhi.

William Yani, anggota DPRD, juga menyatakan keheranannya. Menurutnya, berat bus tingkat yang lebih ringan dinilainya justru lebih bagus. Karena bisa mengurangi kerusakan jalan yang kerap kali rusak atau berlubang karena menahan beban kendaraan yang cukup berat. (guruh/john)

Sumber

Sorry ya... untuk kali ini gw beneran no hope baca komentar ahok..

apa hubungannya spek sama merek...

dari mercedes aja waktu gw googling kemarin produknya macem-macem ada yang 15 ton, 18 ton, 24 ton ... jadi tergantung kebutuhan konsumennya aja.
kalau ada aturannya yang masih berlaku, ya tinggal baca trus beli model yang sesuai spek. Makin lama bacot ahok kok makin enggak masuk akal gini sih.

Setau gw kalau tender terbuka yang diomongin masalah spek, bukan merek. Kalau sudah maksa merek gini, apa enggak masuk ke KKN ?



(mungkin bata ane bejibun habis ini)
..............................