NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus melakukan penyelidikan terkait perang di Jalur Gaza sepanjang 2014. Penyidik PBB mengatakan, baik Israel maupun milisi Palestina kemungkinan melakukan kejahatan perang dalam konflik di Gaza. Tim PBB memiliki bukti penting pelanggaran serius hak asasi manusia dan hukum internasional yang dilakukan kedua belah pihak.

"Skala kerusakan dan penderitaan yang dialami warga di Gaza tidak pernah terjadi sebelumnya dan berdampak bagi generasi-generasi berikutnya,” kata ketua tim penyelidik, Mary McGowan Davi, seperti diberitakan BBC, Selasa (23/6/2015). Namun, Pemerintah Israel tidak setuju dengan tudingan itu.

Mereka mengatakan, laporan tersebut gagal mengakui perbedaan besar tindakan moral Israel dan milisi Hamas. "Israel tidak melakukan kejahatan perang. Tindakan Israel adalah untuk membela diri dari organisasi teroris," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, menyambut baik sebagian isi laporan, namun mengatakan PBB menyamakan apa yang mereka sebut "eksekutor dan korban". Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, kepada kantor berita

Associated Press menuturkan bahwa serangan roket dan mortir Hamas diarahkan ke militer Israel, bukan warga sipil. Lebih dari 2.200 warga Palestina tewas, sebagian besar warga sipil.

Sementara di pihak Israel, 73 orang tewas, hampir semuanya tentara. Perang di Gaza pecah pada 8 Juli 2014 setelah penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat yang kemudian diikuti penculikan dan pembakaran hidup-hidup seorang remaja Palestina.
(hmr)


_____________________

GENEVA, KOMPAS.com - Sebuah laporan PBB yang dirilis pada Senin (22/6/2015), menyatakan baik Israel maupun kelompok-kelompok bersenjata Palestina sama-sama melakukan kejahatan perang dalam perang 50 hari di Gaza tahun lalu.

Komisi Penyelidikan Konflik Gaza 2014 mengumumkan pihaknya telah menerima "tuduhan kredibel" bahwa kedua pihak sama-sama melakukan kejahatan perang dalam konflik yang menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina, sebagian besar warga sipil dan 73 warga Israel, sebagian besar tentara.

"Dampak dari kehancuran dan penderitaan manusia di Gaza tak terbayangkan dan akan mempengaruhi generasi mendatang," kata ketua komisi, Mary McGowan Davis.

Israel, yang mengecam keras komisi ini sejak pembentukannya tahun lalu, mengkritik keras hasil laporan ini sebagai bias. PM Benyamin Netanyahu bahkan bersikeras Israel tak melakukan kejahatan perang.

"Israel mempertahankan diri dari sebuah organisasi teror yang menginginkan kehancuran Israel sehingga merekalah yang melakukan kejahatan perang," kata Netanyahu, merujuk kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Di sisi lain, Hamas memuji kesimpulan komite yang mengecam pasukan pendudukan Zionis atas kejahatan perang yang mereka lakukan.

Meski laporan itu mengecam kedua belah pihak, namun secara khusus laporan itu menyebut "kekuatan senjata besar-besaran" yang digunakan Israel di Jalur Gaza yang menggelar dari 6.000 serangan udara dan 50.000 tembakan artileri dalam konflik selama 50 hari itu.

"Pengeboman yang menghancurkan bangunan-bangunan permukiman membuat rakyat Gaza sangat menderita. Banyak keluarga yang tumpas, 551 anak-anak tewas," ujar McGowan Davis tercekat.

"Ratusan orang warga Palestina tewas di kediaman mereka sendiri. Seorang pria bahkan kehilangan 19 orang anggota keluarganya dalam serangan di Khan Younis pada 26 Juli, termasuk ibu dan semua anaknya," tambah McGowan Davis.

Sementara itu, laporan tersebut juga menyebutkan Hamas menembakan ribuan roket dan mortir ke wilayah Israel, yang disebut menebarkan ketakutan di kalangan warga sipil Israel. Laporan itu menyebut kelompok-kelompok bersenjata melepaskan 4.881 roket dan 1.753 mortir ke Israel, menewaskan enam warga sipil dan melukai 1.600 orang lainnya.

--------------

http://internasional.kompas.com/read...m.Konflik.Gaza
http://m.okezone.com/read/2015/06/23...perang-di-gaza

Sama sama penjahat ternyata