mpat Kejadian Perkara (TKP).

Kakak kandung Pdt. Manase Umbu Deta, S.H, S.Th., Pdt. Drs. Agustinus Saingo mengatakan hal ini saat mendatangi Redaksi Pos Kupang di Jalan Kenari Nomor 1, Naikoten I Kupang, Senin (13/4/2015) petang.

Dijelaskannya, benar apa yang disampaikan tim penasehat hukum dari Pdt. Manase Umbu Deta, SH, S.Th bahwa pada malam kejadian, Rabu (25/6/2014) di Sumba Barat, Pdt. Filmon Umbu Deta, SH, S.Th masih berada di Jakarta sehingga menjadi aneh ada saksi yang menerangkan bahwa Pdt. Manase berada di TKP pada saat kejadian bisa diakui oleh majelis hakim untuk memvonis Pdt. Manase dalam perkara ini.

"Kalau memang benar-benar Manase (Pdt. Manase Umbu Deta, Red) berada di Sumba pada malam kejadian, kami dari keluarga minta agar Manase ditembak mati di tengah lapangan. Tetapi karena Manase tidak ada di Sumba pada malam kejadian, sehingga kami harap pengadilan di tingkat atas bisa memberikan keadilan bagi kami," tegas Saingo.

Selain itu, Pdt. Saingo juga menjelaskan pihaknya menyayangkan sikap Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sudah mendakwa Pdt. Manase sebagai otak dari peristiwa pembunuhan dan pencurian dengan tindak kekerasan yang menewaskan Pdt. Filmon Neno, bersama dengan enam terdakwa lain dalam kasus ini, yang kemudian diyakini majelis hakim sebagai keterangan yang benar untuk memvonis Pdt. Manase. Padahal sesungguhnya Pdt. Manase tidak sedang berada di Sumba pada malam kejadian.

"Keterangan yang dibuat oleh polisi, dilanjutkan ke jaksa dan digunakan dalam persidangan itu sungguh semuanya rekayasa. Tetapi mengapa bisa dijadikan dasar untuk menghukum adik saya," jelasnya.

http://www.tribunnews.com/regional/2...e-itu-rekayasa

gara gara rebutan domba kah ....