Gan Sis, ane mau share, siapa tau bermanfaat buat wawasan kita bersama, tapi sorry kalo tulisannya berantakan

Bermula dari beberapa bulan yang lalu, ketika tiba-tiba ane merasakan lemas pada kedua kaki ane dan rasa nyeri yang hebat di persendian kaki. Pada saat itu dokter menyangka ane terkena asam urat, tapi hasil lab menyatakan ane sehat, tidak ada tanda-tanda ane terkena asam urat. Dalam waktu 2-3 hari kondisi ane semakin parah, sulit untuk duduk, berdiri, berjalan, bahkan rasa lemas semakin menyebar ke kedua tangan ane. Dokter spesialis penyakit dalam tidak bisa menjelaskan kondisi yang ane alami. Seluruh badan terasa lemas tidak bertenaga, seharian ane cuma bisa berbaring di tempat tidur. Dalam kondisi tidur pun ane merasa sakit luar biasa di persendian.

2 minggu ane melewati masa kritis dan ane tidak bisa melakukan aktivitas normal tanpa pendamping. Harus ada yang membantu ane untuk mandi, memakai pakaian, makan, dll. Setelah itu susah payah ane berusaha untuk berjalan, walaupun dengan langkah yang pincang. Ane memutuskan untuk berkunjung ke dokter spesialis syaraf, dan melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa.

Diagnosa awal yang ane dapet dari dokter spesialis saraf, ane terkena ALS (amyotrophic lateral sclerosis), penyakit yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya dan belum ada obat pasti di dunia kedokteran. Hal tersulit pada waktu itu adalah untuk memberitahu orang-orang tercinta di sekitar ane. Hampir semua penderita ALS pada akhirnya tidur lelap dalam damai (meninggal) karena kegagalan fungsi pernapasan yang berlangsung dalam jangka waktu 3-5 tahun, kecuali ada alat penunjang kehidupan yang dipakai (seperti yang dipakai oleh Stephen Hawking)

Ane cuma bisa pasrah, obat yang tersedia saat ini harganya sangat mahal dan dokter tidak bisa menjamin kondisi ane lebih baik setelah mengkonsumsi obat ini. Ane mencoba konsumsi obat herbal dan jamu selama beberapa bulan. Ane mulai mempersiapkan segala sesuatu jika tiba-tiba yang maha kuasa berkehendak memanggil ane. Semua akun bank, data-data penting ane tulis. Dan keinginan ane saat itu, jika saatnya tiba ane tidak mau masuk ruang ICU dengan ventilator (alat bantu pernapasan) di badan ane. Ane cuma mau menghabiskan masa-masa itu dengan orang-orang tercinta di rumah.

Setelah beberapa bulan ane mulai merasa ada peningkatan, ane coba untuk konsultasi dengan dokter spesialis syaraf lainnya. Setelah menjalani test (yang agak menyakitkan), dokter membandingkan hasil pertama dan yang terakhir, diagnosa yang dapat adalah ane terkena GBS (Guillain Barre Syndrome http://health.liputan6.com/read/6186...uh-tak-berdaya).
Ane bersyukur banget gan, setidaknya penderita GBS masih ada kemungkinan sembuh walau mungkin tidak 100% dan dalam jangka waktu lama (6bulan - 2tahun) (referensi http://lifeinthefastlane.com/ccc/gui...euron-disease/).

Dokter bilang ane beruntung pada masa kritis fungsi pernapasan ane masih bisa bekerja, dan saat ini ane pada tahap recovery. Ini membuat ane bersemangat dan merasa ini adalah hadiah yang terbaik yang pernah ane terima dari yang maha kuasa, seperti diberi kesempatan hidup kedua.

Perjuangan ane masih belum selesai gan, entah harus berapa lama lagi ane harus berjuang untuk lepas dari GBS. Tapi ane optimis, bisa semakin lebih baik kondisi ane. Doain ane ya gan/sis.



-----“ Many tears have been shed and we wondered why I had been‘chosen’.”-----
-----“ It’s nice when I’m treated as a whole person and notjust an illness.”-----