Quote:
WILMINGTON – Pabrik pembuat senjata asal Amerika Serikat (AS), Colt dikabarkan sedang menghadapi masalah keuangan dan terancam bangkrut. Menurut penjelasan pada Selasa (9/6) penyebab ancaman kebangkrutan berasal dari turunnya nilai penjualan, yang menyebabkan pengurangan pengembalian nilai saham.
Dalam keterangan yang disebarkan disebutkan penjualan produk senjata Colt, turun sebesar 30 persen hingga akhir tahun 2014 lalu. Akibatnya terjadi pengurangan pemasukan dana tunai yang dimiliki perusahaan tersebut, menjadi hanya US$ 11,1 juta. Perusahaan Colt Defense LLC, penghasil produk M1911 yang banyak dipakai tentara AS selama satu abad ini, kehilangan dana sebesar US$ 10,9 juta bulan lalu. Sementara dana sebesar US$250 juta tertahan atas nama pemilik perusahaan.
Menurut para pemilik saham, perusahaan itu harus segera mengambil langkah yang diperlukan sehingga perusahaan itu tidak dianggap bangkrut pada tahun mendatang. Namun terakhir pihak manajemen Colt memperkirakan adanya kenaikan penjualan sebesar 24 persen, pada tahun 2015 dan 2016.
http://sinarharapan.co/news/read/150610075/pembuat-senjata-colt-terancam-bangkrut23
Selain faktor demand dari pasar ternyata faktor politik juga mempengaruhi bisnis seperti yang dialami defence industries di german.
Quote:
FRANKFURT—Germany’s defense industry, one of the world’s largest, faces new financial pressures and the prospect of consolidation as Berlin tightens restrictions on arms exports.
The German economics ministry, which reviews requests for export licenses, said on Monday that
government-approved arms exports dropped 32% last year to €3.97 billion ($4.49 billion).
The decline, based on preliminary figures, is in line with a concerted policy shift engineered by Economics Minister Sigmar Gabriel, who has sought to substantially reduce German weapons exports since taking office in late 2013, particularly to governments in the Middle East with poor human rights records.
German government approval of arms exports to Arab countries fell to €660 million in 2014 from nearly €2.1 billion in 2013, the ministry said.
“I think it is rather pleasing that German arms exports declined notably last year, particularly to the Arabic region,” Mr. Gabriel said. “We will clearly cut exports over the coming years, because we are pursuing a restrictive export policy for weapons,” he added.
http://www.wsj.com/articles/german-d...rts-1423591069
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan ?? ..... jawabannya adalah Diversifikasi !!
Ketika bisnis senjata lesu, bisnis yang lain bisa menolong bahkan saling support satu sama lain, seperti industri di jepang yang membuat product untuk sipil juga militer.
sekarang siapa tidak kenal mitsubishi yang mobilnya banyak dipakai di indonesia ternyata juga membuat peralatan perang, dari tank sampai pesawat tempur, ini mereka lakukan karena jepang di batasi regulasi untuk tidak boleh mengekspor senjata keluar, tetapi urusan peralatan perang dan pertahanan tentu tidak bisa di tawar -tawar dan juga tidak seperti negara arab yang mengandalkan pembelian saja, jepang justru membuat untuk mereka sendiri dan itu semua hanya bisa dilakukan dengan cara diversifikasi.
https://www.mhi-global.com/products/defense.html
nah pemikiran inilah yang dicoba ditangkap oleh pindad dengan mengeluarkan prototipe
yang mudah2an mendapat pasar di indonesia.
Quote:
Kualitas Ekskavator Pindad Tak Kalah dengan Buatan Korea
Untuk bisa melakukan hal tersebut, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. "Selama ini kita mendanai program riset dan pengembangan dengan mengandalkan dana pemerintah. Tapi tidak mungkin selamanya kita membebani pemerintah sehingga kita butuh sumber pendanaan yang lebih mandiri," ujar dia.
Untuk itu, Ia mengaku, Pindad perlu menggarap pasar yang sifatnya komersial dengan harapan bisa menggalang laba yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan mandiri dalam melakukan program riset dan pengembangan.
Saat ini, kata dia, pasar alat berat di tanah air sangat besar mencapai 7947 unit. "Kita ambil bagian 10% saja, itu cukup untuk mendongkrak kinerja kami. Pertama 700-an unit, kecil dulu lah dibandingkan dengan kebutuhan. Tapi artinya bagi perusahaan dan negara sangat besar," kata dia.
Alasan ke dua yang tak kalah penting adalah teknologi pembuatan ekskavator telah dikuasai perusahaan dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk lainnya.
"Kami menguasai taknologi pembuatan hidrolik dan pembuatan krain untuk membuat lengan ekskavator. Untuk rangka utama dan sistem penggerak juga kami menguasai karena kami berpengalaman membuar kendaraan tempur tank," sebutnya.
Ketiga, adanya dukungan dari pemerintah. "Pembuatan ekskavator ini adalah inisiasi Menteri PUPR, Menteri Perindustrian dan didukung oleh menteri BUMN. Menteri PUPR minta di tanggal 18 maret untuk produksi 100 unit/tahun. Pertama beliau minta tolong dong dibuatkan Prototype 1 unit selesai Juni. Pembuatan prototype tepat waktu 1 unit di bulan juni," papar dia.
Menurutnya, ketiga alasan utama inilah yang mendasari pihaknya berani terjun ke industri alat berat.
http://finance.detik.com/read/2015/0...n-buatan-korea
Jadi jangan menertawakan bila pindad membuat motor listrik, mobil, eskavator dan lain - lain, mungkin mereka ingin seperti MITSUBISHI, GENERAL ELECTRIC, SAAB DLL