Beberapa hari yang lalu ane sempat buat tulisan yang serupa seperti ini di sosial media lain, ya seperti biasa ada pro dan ada juga kontra, bahkan ane disebut teman2 ane tidak membela agama ane sendiri.. tapi ini soal pandangan hidup dan cara berpikir dengan frame yang lebih luas, dan ane sadar disini pun nanti pasti akan ada pro dan kontra,,, yang ane sadari segala macam hal pasti akan ada kekurangan dan kelebihan, berikut juga dengan hal ini.

Jujur ane sebagai muslim tulen dari kecil dan alhamdulillah sampai sekarang, seluruh keluarga ane muslim dan ga ada yang menganut agama lain. Nah akhir - akhir ini selama bulan ramadhan ane sering berpikir, kenapa pada saat bulan ramadhan tiap tahunnya selalu semua orang diminta untuk mengerti dan memahami apa arti dari ramadhan?? nah yang paling membuat ane heran adalah bagi pemeluk agama lain, mereka juga DIPAKSA untuk mengerti dan memahami juga tentang puasa dan bulan Ramadhan.

Entahlah dengan agan2, tapi yg ane lihat sebagai muslim terkadang ini seperti tidak adil bagi mereka yang memeluk agama lain. kita orang muslim yang berpuasa, namun pemeluk agama lain juga dipaksa harus mengerti, memahami, dan mentoleransi. kita muslim yang berpuasa tapi para pemeluk agama lain tidak bisa membuka usahanya seperti hari2 normal, harus buka lebih siang atau tutup lebih awal, bahkan bagi yang punya rumah makan mereka juga tidak bisa membuka tempat makannya secara biasa seperti hari normal, atau kalaupun mereka buka itu harus dengan penutup kain. pernahkah kita berpikir, bahwa puasa adalah bagian dari ibadah, apakah saat kita beribadah harus meminta orang lain untuk mengerti bahwa kita sedang ibadah?? dalam hemat ane misal kita serius ibadah puasa, tentunya bila ada Godaan dan ujian seperti makanan didepan kita, atau porsi tidur kita yang berkurang karena sahur, tentunya tidak akan berefek kok, bahkan kalau kita mau sadar, kebanyakan dari pelaku ibadah puasa malah jadi manja dan minta untuk dimengerti oleh berbagai pihak bahwa kita sedang berpuasa. akhirnya keluar jadwal kerja baru, kemudian keluar jadwal buka dan tutup usaha yg baru, dan muncul banyak hal untuk menghormati ibadah puasa tersebut.

sebenernya ane muncul pertanyaan pula, apakah umat beragama lain apabila merayakan hari besarnya dan melaksanakan ibadahnya ada yang meminta pengertian seperti umat beragama ane ini??? .


Utamanya dalam bulan puasa banyak umat beragama lain yang merasa harus jadi korban pemaksaan untuk mengerti kegiatan ibadah umat muslim gan. muslim yang puasa, tapi non muslim harus ikutan bangun saat jam sahur, karena bnyak orang2 keliling sambil menabuh peralatannya yang menghasilkan suara bising,alhasil mau ga mau mereka harus bangun karena suara berisik tersebut. Yang puasa muslim, tapi yang non muslim terpaksa harus mengerti dan memahami, akhirnya usahanya dibuka dengan waktu yang lebih pendek dan tutup lebih cepat, bahkan yang punya rumah makan harus tutup, atau kalau mau buka harus pake penutup.

kalau mereka maksa untuk buka usaha seperti biasa, yang ada akan muncul anarkisme,pengerusakan, atau bahkan pemblokiran. apakah ini yang disebut toleransi antar umat beragama??? dalam pemahaman ane selama ane berguru agama di pondok pesantren, islam merupakan agama yang sangat menghargai umat beragama lain, dan jauh dari kata anarkisme. bahkan islam sangatlah terbuka terhadap kepentingan dan peribadatan umat agama lain. tapi apa yang terjadi di indonesia ini, utamanya dibulan puasa sungguh belum bisa masuk dalam katagori islam seperti yang diharapkan. terkadang ane sempat berpikir, kenapa adzan di masjid harus pakai pengeras suara?? kalau tujuannya mengingatkan bukankah suara bedug dan adzan tanpa pengeras suara sudah cukup?? saya terkadang berpikir tentang pemeluk agama lain,misalnya kristen - katolik, mereka tanpa ada suara panggilan dari gereja, mereka sudah tahu sendiri untuk datang kesana, bahkan datangnya kadang lebih awal dari jam yang sudah ditentukan, terkadang saya takjub sekali dengan mereka.

Dosen ane bilang mereka bukan pemeluk agama islam, namun perilaku mereka jauh lebih islam daripada kita orang islam. padahal kita ini adalah orang islam yang selalu diajarkan untuk disiplin dan menghargai waktu, tapi kalau kita sadar kita selalu menunda2 untuk ibadah, utamanya solat 5 waktu, bahkan untuk solat 5 waktu saja kita harus diingatkan dengan suara yang keras, dan itupun terkadang kita masih acuh begitu saja. tapi mereka umat agama lain, saat waktunya beribadah mereka dengan segera berangkat ke tempat ibadahnya, bahkan mereka takut terlambat dan takut ga kebagian tempat.padahal ibadah mereka ada yang cuma seminggu sekali,dan itu sangatlah rawan untuk lupa,namun mereka tidak lupa, dan tidak perlu diingatkan dengan suara panggilan dari tempat ibadahnya.

Sekali lagi mereka bukan muslim, tapi perilaku dan sikap mereka jauh lebih muslim daripada kita orang muslim. Toleransi mereka bahkan sangatlah besar kepada kita orang muslim, mereka mau memahami ibadah kita, mereka bahkan tidak pernah memaksa kita untuk mengerti peribadatan dan perayaan hari besar mereka. begitulah dosen ane menjelaskan dulu, dan ane pikir itu ada betulnya.


Ini membuka cara berpikir ane, kenapa kita para pemeluk islam tidak bisa demikian, yang tanpa adanya panggilan suara adzan kita sudah paham waktu ibadah kita, dan tentunya tidak terjadi perdebatan suara adzan mengganggu umat agama lain, atau pelaksanaan ibadah puasa dilaksanakan seperti hari2 biasanya, yang pada akhirnya para pemeluk agama lain tidak perlu menutup usahanya lebih awal atau membuka usahanya lebih siang dari biasanya. bisakah kita sebagai pemeluk agama terbesar dinegeri Indonesia ini menjadi seperti itu?? kalaulah bisa, maka umat beragama lain pastilah akan sangat menghargai dan menghormati Agama ISLAM kita ini... InsyaALLAH

SEKALI LAGI agan2 sekalian, tidak ada maksud apapun dari ane, apalagi unsur SARA, ane hanya mengungkapkan buah pemikiran dan pemahaman ane selama ini, bila ada yang salah ane minta maaf, dan mohon untuk diluruskan, agar ada pemahaman yang sama diantara kita.