panastakedan.Avatar border
TS
panastakedan.
Steven Indra Wibowo sang Mualaf yang mendirikan Mualaf Center Indonesia







Jakarta - Steven Indra Wibowo (33) sempat merasakan susahnya belajar Islam setelah menjadi mualaf. Sempat kelimpungan mencari guru yang bisa mengajarinya agama, bertemu orang yang 'salah' hingga akhirnya bertemu ulama di Madinah. Pencarian ilmu agama itu akhirnya mendorongnya mendirikan Mualaf Center Indonesia.

"Udah loncat organisasi lain, saya sendiri memasukkan diri saya, saya coba belajar dong, dimasukkan ke sini, ke situ, wah di-pingpong nih," tutur Steven saat berbincang dengan detikcom di Blok M Plaza, Jakarta Selatan, yang ditulis Kamis (18/6/2015).

Steven dan beberapa kawan mualafnya sempat mendatangi masjid-masjid terdekat untuk menimba ilmu. Namun yang didapatinya terkadang yang belajar lebih semangat dibanding yang mengajar.

"Kita datang ke masjid terdekat sudah kita coba. Akhirnya yang ngajar sama yang belajar kalah semangat. Yang ngajar nggak datang-datang, yang diajar sudah nunggu di masjid nyari-nyari. Itu jadi hal yang umum akhirnya kita temui. Kita sudah coba, memang tidak semua masjid seperti itu, memang. Mungkin saat itu kita sedang sial, atau belum ketemu orang yang tepat untuk mengajar," tutur dia.

Bertemu dengan orang yang 'salah' hingga kemudian Steven menunaikan ibadah umrah tahun 2003. Bersama teman-teman lain yang juga mualaf, Steven di Madinah bertemu dengan dosen teologi Syekh Abdurrahman Al Qadhy. Setelah berkonsultasi mengenai seluk beluk agama, Steven dan teman-temannya didorong untuk mendirikan pusat belajar bagi mualaf.

"Sedikit yang kalian tahu tentang Islam, sebaiknya kalian share. Mualaf lain yang baru masuk Islam belum tentu tahu sebanyak yang kalian tahu. Dan mungkin dia butuh bantuan kalian, coba aja," demikian nasihat ulama tersebut seperti disampaikan Steven.

Sepulang umrah, Steven langsung mendirikan Mualaf Center Indonesia. Saat mendirikan dia juga sempat menghadapi konflik.

"Mau bangun sendiri juga banyak konflik, wah nggak gampang lho, siapa yang ngidupin, uangnya dari siapa, ustadznya siapa, nanti masuk aliran sesat nggak? Karena sekitar tahun 2004-an itu ya, habis bom Bali, habis bom-bom lainnya, habis 9/11 juga. Jadi masih Islamofobia, masih parah," kisahnya.

Dengan modal nekat, kemampuan dan ilmu yang terbatas, akhirnya Steven nekat menjalankan Mualaf Center Indonesia. Ilmu agama yang masih terbatas diperdalam melalui internet.

"Akhirnya kita coba bentuk mualaf center yang benar-benar skill dan kemampuannya, ya Allah, serba terbatas dan kalau orang nggak suka dengan sebutan Islam Google, kita kebanyakan baca dari Google. Artikel dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab jauh lebih membuka cakrawala kita. Dan kalau pun kita belajar dari ulama-ulama yang ada di Timur Tengah, kenapa nggak belajar sama ulama lokal yang kelihatan mata? Ulama lokalnya kagak ngajarin," tuturnya mengacu pengalamannya di-pingpong mencari guru agama.

Pernah pula ada pengalaman ditawari masuk pesantren untuk belajar agama. Namun ujung-ujungnya ada biaya yang harus dibayar untuk belajar itu.

"We have to spend some money. Kebanyakan mualaf setelah pindah bukan tipikal pengangguran, dia bekerja, seperti saya orang kantoran, ada yang buka toko. Kalau dia nyantri sebulan, gimana toko saya. Ada yang buka rumah makan segala macam. Ini hal yang susah," jelas dia.

"Ya sudah akhirnya Mualaf Center itu berdiri modal nekat tahun 2003-2004, yang landasannya cuma 4 orang mualaf," tuturnya.

Sering berjalannya waktu, makin banyak mualaf makin banyak yang bergabung. Steven akhirnya memanfaatkan teknologi dan mendirikan situs mualaf.com dan mualafcenter.com.

"Dua-duanya punya kita. Satu untuk lokal satu punya internasional. Nama domainnya unik, di seluruh dunia cuma kita doang. Itu kita beli tahun 2003, domainnya belum ada yang pakai. Jadi ketahuan kan, memang belum ada yang konsentrasi pada hal seperti itu (mualaf)," jelas Steven yang pernah mendapatkan beasiswa untuk belajar akidah Islamic Online University yang berpusat di Qatar ini.

http://news.detik.com/berita/2946997...-mualaf-center


Shaad:86

Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.

Al An'am:82

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

0
7.5K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.