Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deri1120Avatar border
TS
deri1120
Uang US$ 2 Miliar Ditarik dari Bank Yunani, BI: Ini Harus Diwaspadai
Perekonomian Yunani tengah dalam kondisi tertekan. Dalam 3 hari berturut-turut, dana keluar dari bank di Yunani mencapai US$ 2 miliar. Hal ini bisa berdampak terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.

"Dalam kondisi global yang tidak menguntungkan ini ekspor sedang bersaing, Yunani tidak setuju dengan proposal restrukturisasi utang, di Yunani terjadi bank rush US$ 2 miliar ditarik dalam 3 hari, kalau ini tidak dilakukan kesepakatan, berdampak ke dunia bahkan Indonesia, ini perlu diwaspadai," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo usai meresmikan Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta, di Jl Juanda No.28, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Agus Marto menjelaskan, sejak terjadi krisis ekonomi di 2008, dunia semakin mudah tersentuh krisis. Pergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS) sangat berpengaruh terhadap negara-negara lain di dunia tak terkecuali Indonesia.

"Krisis di dunia semakin sering terjadi, sebelumnya setiap 10 tahun sekali, sejak 2008, krisis global terus berjalan, mulai dari AS kemudian menjadi krisis di Irlandia, Eropa, sampai sekarang, itu menyebabkan volatilitas negara-negara berkembang, jadi perlu mewaspadai, terjadi penguatan mata uang dolar AS, sehingga mempengaruhi mata uang yang lain," jelasnya.

Lebih jauh Agus Marto menjelaskan, kondisi tersebut juga memaksa Tiongkok yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya. Hal ini tentu berpengaruh terhadap Indonesia sebagai mitra dagang utama Tiongkok.

"Kondisi tertekan khususnya Tiongkok, baik dari investasi, penjulan ritel maupun produksinya, negara lain masalah Rusia dan Brasil, selama beberapa kuartal ini negatif dan masuk resesi," kata Agus.

Saat ini, kata Agus Marto, Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan pertumbuhan dari ekspor komoditas. Ekspor manufaktur didorong untuk bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Berakhirnya era booming harga komoditas, terus turun, 2015 tidak akan turun ternyata tetap turun, tadinya perkiraan turun 11 persen, turun 14 persen, jadi ekspor bahan mentah perlu berkomitmen dengan barang ekspor bernilai tinggi," pungkasnya.

http://finance.detik.com/read/2015/0...f991104topnews

ujian berat nih, kalau sampai krisis lagi











Quote:

Diubah oleh deri1120 22-06-2015 23:54
0
6.1K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.