- Beranda
- The Lounge
Mengenal Football Writing dan Football Writer di Indonesia
...
TS
ideotlogi
Mengenal Football Writing dan Football Writer di Indonesia
Quote:
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Sepak bola tentu bukan hal yang baru di Indonesia, tapi penulisan sepak bola (football writing) belum lama ini menjamur di internet. Banyak penulis baru bermunculan yang mempublikasikan tulisannya di blog pribadi atau media cetak dan online.
Kali ini TS berkesempatan mewawancarai Zen Rahmat Sugito atau biasa disapa Zen RS, penulis sekaligus salah satu pendiri situs PanditFootball.com, yang berbagi cerita dan pengalaman seputar Football Writing & Football Writer.
Berikut beberapa potongan hasil wawancara TS
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Sepak bola tentu bukan hal yang baru di Indonesia, tapi penulisan sepak bola (football writing) belum lama ini menjamur di internet. Banyak penulis baru bermunculan yang mempublikasikan tulisannya di blog pribadi atau media cetak dan online.
Kali ini TS berkesempatan mewawancarai Zen Rahmat Sugito atau biasa disapa Zen RS, penulis sekaligus salah satu pendiri situs PanditFootball.com, yang berbagi cerita dan pengalaman seputar Football Writing & Football Writer.
Berikut beberapa potongan hasil wawancara TS
Quote:
Apa itu football writingdan apa yang membedakannya dari penulisan cabor lainnya?
Football writing secara sederhana berarti praktik penulisan yang temanya tentang apa pun yang terkait sepakbola, bisa aspek taktik, sejarah, ekonomi, politik, budaya, seni, dll. Bedanya ya subjek tulisannya. Ini tentang sepakbola, bukan badminton, tenis atau voli.
Football writing bisa berkembang, dan terlihat menonjol dibanding yang lain, dalam konteks Indonesia terutama, karena sepakbola memang sangat digilai di sini. Sepakbola digilai dari masyarakat kelas bawah yang mungkin tidak bisa baca tulis hingga kalangan intelektual dan penulis.
Apa yang membedakan antara penulis, pengamat, dan komentator sepak bola?
Bedanya jelas: penulis ya menulis. Dalam iklim intelektual dan akademik yang kuat seperti di Eropa atau Amerika, pengamat atau komentator (pundit) sudah pasti menulis. Rata-rata kredensial mereka sebagai pengamat atau komentator ya karena mereka menulis dan dianggap bagus tulisannya.
Di Indonesia, kan, tidak demikian. Beberapa komentator bahkan kita tidak pernah tahu, atau sulit sekali mencari, tulisan-tulisannya. Kalau pun menulis, kita tidak atau jarang sekali membaca pikiran-pikirannya mengenai sepakbola. Kebanyakan adalah jurnalis yang sekadar menulis hard-news yang itu pun bahkan kebanyakan hanya terjemahan saja kalau sudah menyinggung sepakbola internasional. Ya, banyak dari mereka awalnya adalah jurnalis, tapi kemudian setelah menjadi pengamat/komentator beberapa tidak lagi menulis.
Saya kira ini juga terjadi di bidang lain. Pengamat dan komentator politik yang sering kita lihat di televisi berapa sih yang getol menulis? Kapan terakhir anda membaca tulisan orang-orang yang dilabeli pengamat atau komentator politik itu? Kita harus terpaksa mengerahkan ingatan kita untuk bisa menjawab pertanyaan itu.
Padahal kan untuk menjadi pengamat atau komentator harus menguasai subjeknya. Dan untuk mengetahui itu harus riset. Dari mana kita tahu seorang pengamat atau komentator itu melakukan riset? Ya paling gampang kalau mereka menulis. Kalau tidak menulis, ya kita tidak tahu seperti apa risetnya dan hingga level apa mereka terlibat dalam riset itu.
Kapan Anda pertama kali menulis tentang sepak bola?
Waktu SD saya sudah menuliskan sebuah cerpen tentang sepakbola. Pengalaman bertanding dengan kelas yang lebih senior dan kami menang. Lalu seorang penjaga kantor kelurahan, karena kami bermain di lapangan depan kelurahan, memberi kami setandan pisang. Kami mengarak pisang itu ke sungai untuk mandi. Saya tuliskan pengalaman itu. Sepertinya kalau tidak salah ingat itu terjadi di kelas 3 atau 4 SD.
Apa judul tulisan sepak bola Anda yang pertama kali dimuat di media?
Kalau tulisan sepakbola pertama yang dipublikasikan tulisan tentang Yunani di Piala Eropa 2004 (Di Piala Eropa 2004 itu kan Yunani juara Eropa secara mengejutkan). Saya menulis di rubrik Bola Kultura di koran Jawa Pos. Saya lupa judulnya. Saya kenal baik dengan redakturnya karena bertahun-tahun sebelumnya rutin menulis resensi dan esai di rubrik budaya yang diasuh oleh redaktur yang juga diserahi tugas mengampu rubrik Bola Kultura.
Bisa ceritakan bagaimana awal mula Anda dan beberapa rekan mendirikan Pandit Football?
Panjang ceritanya. Kira-kira di awal 2011, kami (saya dan Andreas Marbun) mendiskusikan tentang membuat situs sepakbola dengan konten yang berbeda, yang isinya bukan berita, tapi lebih dalam dan analitis. Dari awalnya menjadi provider statistik sepakbola, kami kemudian merambah ke ranah media. Detiksport awalnya menjadi klien kami (hingga hari ini). Tapi dulu proyeknya insidental, momen Piala Eropa 2012 saja. Setelah Piala Eropa selesai, kami vakum. Lalu detik ternyata punya rencana membuat kanal khusus sepakbola dengan konten yang lebih dalam dan analitik dengan menggunakan berbapai perspektif analisis. Ini cocok banget. Bersama Andi Sururi, redpel detiksport, kami ikut merancang rubrikasi sub-kanal yang kemudian sekarang bernama About the Game.
Lalu akhir 2013 atau awal 2014, kami memutuskan membuat website sendiri, panditfootball.com. Awalnya itu web portofolio yang hanya memajang portofolio, profil dan klien serta jenis layanan yang kami berikan. Lalu kami berpikir kenapa tidak dibuat website yang berisi konten sepakbola saja? Lalu jadilah panditfootball.com seperti sekarang. Isinya kira-kira bisa dibagi dua: story dan analysis atau cerita dan analisa.
Tampilan situs PanditFootball.com, tempat berita, analisis, dan opini seputar sepak bola.
Sejauh ini, bagaimana iklim football writing di Indonesia?
Sangat baik, berkembang pesat dengan mutu yang pelan-pelan juga terus membaik. Penulis baru bermunculan. Tiap hari banyak sekali konten sepakbola non-news. Perkembangannya pesat dan pelan tapi pasti secara kuantitas dan kualitas bisa menyaingi penulisan di bidang musik, sastra, kuliner bahkan travel writing sekali pun. Banyak blog dan website indie yang dikelola dengan semangat football writing. Sosial media dan internet menjadi faktor utama berkembangnya genre football writing ini.
Apa saja amunisi yang diperlukan untuk menjadi football writer?
Saya kira syaratnya sama saja dengan menjadi penulis pada umumnya: banyak membaca. Ini mutlak banget. Para penulis yang hebat selalu lebih sering menghabiskan waktu dengan membaca ketimbang menulis.
Dalam konteks football writing, mungkin bisa ditambahkan dengan datang ke stadion. Datang ke stadion itu penting banget untuk mengalami langsung sepakbola. Eropa kan jauh, ya. Jadi datanglah ke stadion-stadion Indonesia. Lihat pertandingan langsung. Melihat taktik melalui TV dan stadion itu juga berbeda loh.
Apakah Anda sedang menyusun sebuah buku sepak bola? Jika iya, kira-kira kapan akan diluncurkan?
Ya, sedang menyiapkan buku sepakbola. Isinya esai-esai panjang. Per bab nya rata-rata sekitar 4 ribu kata. Dan rencananya esai-esainya ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Jadi benar-benar fresh. Tadinya akhir tahun 2015 harusnya sudah rilis, tapi saya tidak yakin melihat kesibukan beberapa bulan ke depan.
Terakhir, apa Anda yakin lagu "Indonesia Raya" berkumandang di Piala Dunia suatu saat nanti?
Suatu saat itu akan terjadi, setidaknya di Piala Dunia U-17. Hehehe…
Football writing secara sederhana berarti praktik penulisan yang temanya tentang apa pun yang terkait sepakbola, bisa aspek taktik, sejarah, ekonomi, politik, budaya, seni, dll. Bedanya ya subjek tulisannya. Ini tentang sepakbola, bukan badminton, tenis atau voli.
Football writing bisa berkembang, dan terlihat menonjol dibanding yang lain, dalam konteks Indonesia terutama, karena sepakbola memang sangat digilai di sini. Sepakbola digilai dari masyarakat kelas bawah yang mungkin tidak bisa baca tulis hingga kalangan intelektual dan penulis.
Apa yang membedakan antara penulis, pengamat, dan komentator sepak bola?
Bedanya jelas: penulis ya menulis. Dalam iklim intelektual dan akademik yang kuat seperti di Eropa atau Amerika, pengamat atau komentator (pundit) sudah pasti menulis. Rata-rata kredensial mereka sebagai pengamat atau komentator ya karena mereka menulis dan dianggap bagus tulisannya.
Di Indonesia, kan, tidak demikian. Beberapa komentator bahkan kita tidak pernah tahu, atau sulit sekali mencari, tulisan-tulisannya. Kalau pun menulis, kita tidak atau jarang sekali membaca pikiran-pikirannya mengenai sepakbola. Kebanyakan adalah jurnalis yang sekadar menulis hard-news yang itu pun bahkan kebanyakan hanya terjemahan saja kalau sudah menyinggung sepakbola internasional. Ya, banyak dari mereka awalnya adalah jurnalis, tapi kemudian setelah menjadi pengamat/komentator beberapa tidak lagi menulis.
Saya kira ini juga terjadi di bidang lain. Pengamat dan komentator politik yang sering kita lihat di televisi berapa sih yang getol menulis? Kapan terakhir anda membaca tulisan orang-orang yang dilabeli pengamat atau komentator politik itu? Kita harus terpaksa mengerahkan ingatan kita untuk bisa menjawab pertanyaan itu.
Padahal kan untuk menjadi pengamat atau komentator harus menguasai subjeknya. Dan untuk mengetahui itu harus riset. Dari mana kita tahu seorang pengamat atau komentator itu melakukan riset? Ya paling gampang kalau mereka menulis. Kalau tidak menulis, ya kita tidak tahu seperti apa risetnya dan hingga level apa mereka terlibat dalam riset itu.
Kapan Anda pertama kali menulis tentang sepak bola?
Waktu SD saya sudah menuliskan sebuah cerpen tentang sepakbola. Pengalaman bertanding dengan kelas yang lebih senior dan kami menang. Lalu seorang penjaga kantor kelurahan, karena kami bermain di lapangan depan kelurahan, memberi kami setandan pisang. Kami mengarak pisang itu ke sungai untuk mandi. Saya tuliskan pengalaman itu. Sepertinya kalau tidak salah ingat itu terjadi di kelas 3 atau 4 SD.
Apa judul tulisan sepak bola Anda yang pertama kali dimuat di media?
Kalau tulisan sepakbola pertama yang dipublikasikan tulisan tentang Yunani di Piala Eropa 2004 (Di Piala Eropa 2004 itu kan Yunani juara Eropa secara mengejutkan). Saya menulis di rubrik Bola Kultura di koran Jawa Pos. Saya lupa judulnya. Saya kenal baik dengan redakturnya karena bertahun-tahun sebelumnya rutin menulis resensi dan esai di rubrik budaya yang diasuh oleh redaktur yang juga diserahi tugas mengampu rubrik Bola Kultura.
Bisa ceritakan bagaimana awal mula Anda dan beberapa rekan mendirikan Pandit Football?
Panjang ceritanya. Kira-kira di awal 2011, kami (saya dan Andreas Marbun) mendiskusikan tentang membuat situs sepakbola dengan konten yang berbeda, yang isinya bukan berita, tapi lebih dalam dan analitis. Dari awalnya menjadi provider statistik sepakbola, kami kemudian merambah ke ranah media. Detiksport awalnya menjadi klien kami (hingga hari ini). Tapi dulu proyeknya insidental, momen Piala Eropa 2012 saja. Setelah Piala Eropa selesai, kami vakum. Lalu detik ternyata punya rencana membuat kanal khusus sepakbola dengan konten yang lebih dalam dan analitik dengan menggunakan berbapai perspektif analisis. Ini cocok banget. Bersama Andi Sururi, redpel detiksport, kami ikut merancang rubrikasi sub-kanal yang kemudian sekarang bernama About the Game.
Lalu akhir 2013 atau awal 2014, kami memutuskan membuat website sendiri, panditfootball.com. Awalnya itu web portofolio yang hanya memajang portofolio, profil dan klien serta jenis layanan yang kami berikan. Lalu kami berpikir kenapa tidak dibuat website yang berisi konten sepakbola saja? Lalu jadilah panditfootball.com seperti sekarang. Isinya kira-kira bisa dibagi dua: story dan analysis atau cerita dan analisa.
Tampilan situs PanditFootball.com, tempat berita, analisis, dan opini seputar sepak bola.
Sejauh ini, bagaimana iklim football writing di Indonesia?
Sangat baik, berkembang pesat dengan mutu yang pelan-pelan juga terus membaik. Penulis baru bermunculan. Tiap hari banyak sekali konten sepakbola non-news. Perkembangannya pesat dan pelan tapi pasti secara kuantitas dan kualitas bisa menyaingi penulisan di bidang musik, sastra, kuliner bahkan travel writing sekali pun. Banyak blog dan website indie yang dikelola dengan semangat football writing. Sosial media dan internet menjadi faktor utama berkembangnya genre football writing ini.
Apa saja amunisi yang diperlukan untuk menjadi football writer?
Saya kira syaratnya sama saja dengan menjadi penulis pada umumnya: banyak membaca. Ini mutlak banget. Para penulis yang hebat selalu lebih sering menghabiskan waktu dengan membaca ketimbang menulis.
Dalam konteks football writing, mungkin bisa ditambahkan dengan datang ke stadion. Datang ke stadion itu penting banget untuk mengalami langsung sepakbola. Eropa kan jauh, ya. Jadi datanglah ke stadion-stadion Indonesia. Lihat pertandingan langsung. Melihat taktik melalui TV dan stadion itu juga berbeda loh.
Apakah Anda sedang menyusun sebuah buku sepak bola? Jika iya, kira-kira kapan akan diluncurkan?
Ya, sedang menyiapkan buku sepakbola. Isinya esai-esai panjang. Per bab nya rata-rata sekitar 4 ribu kata. Dan rencananya esai-esainya ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Jadi benar-benar fresh. Tadinya akhir tahun 2015 harusnya sudah rilis, tapi saya tidak yakin melihat kesibukan beberapa bulan ke depan.
Terakhir, apa Anda yakin lagu "Indonesia Raya" berkumandang di Piala Dunia suatu saat nanti?
Suatu saat itu akan terjadi, setidaknya di Piala Dunia U-17. Hehehe…
Mengenal Penulisan Sepak Bola Bersama Zen RS
Daftar Penulis dan Media Penulisan Sepak Bola ada di Post #2
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 710 suara
Siapa Penulis Sepak Bola Favorit Kaskuser?
Zen Rahmat Sugito
15%Mohamad Kusnaeni (Bung Kus)
12%Pangeran Siahaan
18%Timo Scheunemann (Coach Timo)
16%Andi Abdullah Sururi
0%Amal Ganesha
0%Eddward Samadyo Kennedy
1%Ammar Mildandaru
0%Sirajudin Hasbi
1%Mahir Pradana
0%Marini Saragih
0%Yoga Cholanda
0%Miftakhul F.S.
0%Andi Bachtiar Yusuf
3%Dex Glenn?za
1%Gita Suwondo
2%Weshley Hutagalung
4%Qo'id Naufal
1%Anton Sanjoyo (Bung Joy)
1%Tommy Welly (Bung Towel)
19%Lainnya
4%swiitdebby memberi reputasi
1
44.3K
Kutip
299
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya