- Beranda
- Berita Luar Negeri
Sengketa Lahan Masjid, Kala Urusan Dunia Mengalahkan Akhirat
...
TS
infonitascom
Sengketa Lahan Masjid, Kala Urusan Dunia Mengalahkan Akhirat
Quote:
Di saat masjid lain pada Ramadhan ini dengan leluasa menyelenggarakan ibadah dan acara keagamaan bagi umat Muslim, tapi sebuah masjid di bilangan Kemang ini justru akses masuk utamanya dipersulit.
Akses untuk masjid bernama Al Futuwwah yang terletak di Jalan H Muhammad Na'im III RT 004/09, Kelurahan Cipete Utara, Jakarta Selatan tersebut kini diberi pagar oleh salah satu pengembang properti lantaran ada kasus sengketa tanah. Pihak pengurus masjid pun merasa ada ingkar janji dari pengembang.
Seperti yang dituturkan Ketua Yayasan Pesantren dan Masjid Al Futuwwah, H. Muhammad Sanwani Naim, pengembang PT FIM Jasa Eka Tama pimpinan pengusaha Ichsan Thalib sebelumnya telah membuat kesepakatan untuk memberikan akses jalan selebar 1,5 meter itu.
Kesepakatan ini dibuat dengan disaksikan Camat Kebayoran Baru, Lurah Cipete Utara dan unsur terkait lainnya.
"Kesepakatan itu dibuat 16 Mei 2013. Lalu dilanggar dengan dibuat tembok menuju jalan itu, pada Rabu 20 Mei 2015," ujar Sanwani kepada Infonitas.com, Rabu (17/6/2015) lalu.
Menurutnya, tindakan ini sengaja dilakukan pengembang agar pihak masjid terpaksa menjual tanahnya. Untuk diketahui, lokasi masjid merupakan kawasan yang cukup strategis karena dekat dengan beberapa objek vital seperti mal Lippo Village.
Sanwani mengungkapkan modus seperti ini sudah dilakukan pengembang terhadap pihaknya sejak awal perluasan dan pembangunan area masjid. Alhasil, pasca penutupan jalan tempat ibadah yang terletak di itu, kegiatan ibadah menjadi terganggu, apalagi saat Ramadhan seperti ini.
Menurut Sanwani, keberadaan jalan dengan luas 3 meter itu penting adanya. Sebab, melalui jalan itulah lalu-lalang kendaraan yang digunakan untuk pembangunan masjid dan pesantren menjadi lebih mudah melintas. Selain tentunya untuk lalu lintas mobil ambulans bagi jemaah yang meninggal dunia.
Kini, jalan menuju masjid tersisa dua akses. Yang pertama ada di jalan seluas 1,5 meter yang berhubungan langsung dengan Jalan H. Tholib. Lalu jalan yang dibuat warga menggunakan gundukan tanah dan tangga, untuk 'mengakali' tembok beton yang dibuat pengembang.
Kasus persengketaan lahan ini pernah juga dilaporkan Sanwani kepada Pemprov DKI. Salah satunya yang kerap merespon adalah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.
Ketika itu, Ahok yang masih menjabat sebagai Wagub meminta kepada Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, agar membeli tanah milik pengembang untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun upaya ini gagal setelah pengembang memutuskan tak menjual tanah tersebut.
"Katanya nggak mau jual. Tapi ada dua versi, satu pengembang nggak mau jual, satu lagi katanya pengembang minta harga terlalu tinggi ke Pemprov, nggak sesuai NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)," kata dia.
Belakangan, ia kembali meminta bantuan suami Veronica Tan itu dalam menyelesaikan persoalan ini. Langkah tersebut dilakukannya melalui laporan kasus berupa pesan singkat. Respon positif didapatnya dari orang nomor satu di DKI tersebut.
"Jawaban Pak Ahok, disuruh datang ke Balai Kota untuk kirimkan berkas dan surat yang menjelaskan perselisihan itu. Lalu ada juga ucapan terima kasih dari beliau," terangnya.
Namun faktanya hingga hari ini sikap pengembang terlihat bergeming. Sanwani pun bingung mengapa persoalan ini tak kunjung selesai. Dirinya sempat menduga adanya kekuatan besar yang menaungi pengembang dalam sengketa ini.
Sanwani juga mengaku beberapa kali akan diperkarakan oleh pengembang. Ia juga difitnah pengembang bahwa dirinya mencari keuntungan pribadi dari sengketa tersebut. Tak hanya itu, ia juga kerap diintimidasi oleh preman-preman bayaran pengembang.
"Padahal premannya temen SD saya. Cuman mereka tukang mabok, doyan duit, jadi makanya mau disuruh ngancam kami," tandasnya.
Atas itu ia berharap agar persoalan ini bisa segera selesai. Lebih jauh, berkah di bulan suci umat Islam, bulan Ramadhan, diharapkannya mampu menuntaskan konflik bisnis dengan urusan akhirat ini.
Sementara itu kuasa hukum Ichwan Thalib, M Ridwan membantah kliennya menzalimi pihak masjid. Sebab, pengembang mengaku telah menghibahkan tanah lebih 200 meter untuk akses jalan masjid.
Ridwan menjelaskan, PT FIM Jasa Eka Tama hanya memberikan akses jalan selebar 1,5 meter kepada masjid, lantaran tanah milik Ichwan hanya sebesar 5,7 meter. "Itu cukup untuk jemaah sampai ke masjid," ujar M Ridwan saat dikonfirmasi, Kamis (18/6) lalu.
Ia mengungkapkan, Sanwani juga meminta tanahnya dibebaskan dengan harga jauh di atas pasaran. Dia meminta Ichwan membelinya dengan harga belasan miliar rupiah. Hal inilah yang dinilai tak masuk akal. "Kalau tanahnya sebetulnya kami sudah mengajukan penawaran
Rp 5 miliar tetapi ditolak," kata dia.
Ridwan menilai, ada kepentingan pribadi Sanwani yang diperjuangkan dengan membawa-bawa kepentingan masjid. Permasalahan antara kliennya dan Sanwani ini sebetulnya tidak lagi terkait dengan akses jalan masjid. Menurutnya, ini merupakan keinginan pribadi Sanwani agar tanahnya dibebaskan dengan harga tinggi.
Akses untuk masjid bernama Al Futuwwah yang terletak di Jalan H Muhammad Na'im III RT 004/09, Kelurahan Cipete Utara, Jakarta Selatan tersebut kini diberi pagar oleh salah satu pengembang properti lantaran ada kasus sengketa tanah. Pihak pengurus masjid pun merasa ada ingkar janji dari pengembang.
Seperti yang dituturkan Ketua Yayasan Pesantren dan Masjid Al Futuwwah, H. Muhammad Sanwani Naim, pengembang PT FIM Jasa Eka Tama pimpinan pengusaha Ichsan Thalib sebelumnya telah membuat kesepakatan untuk memberikan akses jalan selebar 1,5 meter itu.
Kesepakatan ini dibuat dengan disaksikan Camat Kebayoran Baru, Lurah Cipete Utara dan unsur terkait lainnya.
"Kesepakatan itu dibuat 16 Mei 2013. Lalu dilanggar dengan dibuat tembok menuju jalan itu, pada Rabu 20 Mei 2015," ujar Sanwani kepada Infonitas.com, Rabu (17/6/2015) lalu.
Menurutnya, tindakan ini sengaja dilakukan pengembang agar pihak masjid terpaksa menjual tanahnya. Untuk diketahui, lokasi masjid merupakan kawasan yang cukup strategis karena dekat dengan beberapa objek vital seperti mal Lippo Village.
Sanwani mengungkapkan modus seperti ini sudah dilakukan pengembang terhadap pihaknya sejak awal perluasan dan pembangunan area masjid. Alhasil, pasca penutupan jalan tempat ibadah yang terletak di itu, kegiatan ibadah menjadi terganggu, apalagi saat Ramadhan seperti ini.
Menurut Sanwani, keberadaan jalan dengan luas 3 meter itu penting adanya. Sebab, melalui jalan itulah lalu-lalang kendaraan yang digunakan untuk pembangunan masjid dan pesantren menjadi lebih mudah melintas. Selain tentunya untuk lalu lintas mobil ambulans bagi jemaah yang meninggal dunia.
Kini, jalan menuju masjid tersisa dua akses. Yang pertama ada di jalan seluas 1,5 meter yang berhubungan langsung dengan Jalan H. Tholib. Lalu jalan yang dibuat warga menggunakan gundukan tanah dan tangga, untuk 'mengakali' tembok beton yang dibuat pengembang.
Kasus persengketaan lahan ini pernah juga dilaporkan Sanwani kepada Pemprov DKI. Salah satunya yang kerap merespon adalah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.
Ketika itu, Ahok yang masih menjabat sebagai Wagub meminta kepada Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, agar membeli tanah milik pengembang untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun upaya ini gagal setelah pengembang memutuskan tak menjual tanah tersebut.
"Katanya nggak mau jual. Tapi ada dua versi, satu pengembang nggak mau jual, satu lagi katanya pengembang minta harga terlalu tinggi ke Pemprov, nggak sesuai NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)," kata dia.
Belakangan, ia kembali meminta bantuan suami Veronica Tan itu dalam menyelesaikan persoalan ini. Langkah tersebut dilakukannya melalui laporan kasus berupa pesan singkat. Respon positif didapatnya dari orang nomor satu di DKI tersebut.
"Jawaban Pak Ahok, disuruh datang ke Balai Kota untuk kirimkan berkas dan surat yang menjelaskan perselisihan itu. Lalu ada juga ucapan terima kasih dari beliau," terangnya.
Namun faktanya hingga hari ini sikap pengembang terlihat bergeming. Sanwani pun bingung mengapa persoalan ini tak kunjung selesai. Dirinya sempat menduga adanya kekuatan besar yang menaungi pengembang dalam sengketa ini.
Sanwani juga mengaku beberapa kali akan diperkarakan oleh pengembang. Ia juga difitnah pengembang bahwa dirinya mencari keuntungan pribadi dari sengketa tersebut. Tak hanya itu, ia juga kerap diintimidasi oleh preman-preman bayaran pengembang.
"Padahal premannya temen SD saya. Cuman mereka tukang mabok, doyan duit, jadi makanya mau disuruh ngancam kami," tandasnya.
Atas itu ia berharap agar persoalan ini bisa segera selesai. Lebih jauh, berkah di bulan suci umat Islam, bulan Ramadhan, diharapkannya mampu menuntaskan konflik bisnis dengan urusan akhirat ini.
Sementara itu kuasa hukum Ichwan Thalib, M Ridwan membantah kliennya menzalimi pihak masjid. Sebab, pengembang mengaku telah menghibahkan tanah lebih 200 meter untuk akses jalan masjid.
Ridwan menjelaskan, PT FIM Jasa Eka Tama hanya memberikan akses jalan selebar 1,5 meter kepada masjid, lantaran tanah milik Ichwan hanya sebesar 5,7 meter. "Itu cukup untuk jemaah sampai ke masjid," ujar M Ridwan saat dikonfirmasi, Kamis (18/6) lalu.
Ia mengungkapkan, Sanwani juga meminta tanahnya dibebaskan dengan harga jauh di atas pasaran. Dia meminta Ichwan membelinya dengan harga belasan miliar rupiah. Hal inilah yang dinilai tak masuk akal. "Kalau tanahnya sebetulnya kami sudah mengajukan penawaran
Rp 5 miliar tetapi ditolak," kata dia.
Ridwan menilai, ada kepentingan pribadi Sanwani yang diperjuangkan dengan membawa-bawa kepentingan masjid. Permasalahan antara kliennya dan Sanwani ini sebetulnya tidak lagi terkait dengan akses jalan masjid. Menurutnya, ini merupakan keinginan pribadi Sanwani agar tanahnya dibebaskan dengan harga tinggi.
Harusnya berimbang dunia sama akherat yahhh
0
1.7K
Kutip
10
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
79.3KThread•11.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru