Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pummAvatar border
TS
pumm
Jokowi, Mr. Ceroboh
Tidak bisa membuat rencana realistis

IndonesianReview.com -- Sebagus-bagusnya eksekutor bila menjalankan rencana buruk, akan menjadi eksekutor ceroboh.

Fungsi pertama dari manajemen adalah rencana, fungsi selanjutnya baru eksekusi. Dalam menyusun rencana, seorang pemimpin harus mempertimbangkan banyak hal. Apalagi merencanakan pembangunan nasional, harus cermat. Kalau tidak, rakyat akan menderita.

Setiap rencana pasti ada dampaknya. Bila, pemimpin tidak dapat menduganya, pemimpin itu adalah orang ceroboh. Jokowi, ketika membuat rencana program sering tidak realitis. Lihat saja, rencana swasembada beras, dengan cara meningkatkan produktifitas. Produktifitasnya belum ditingkatkan, tapi import beras sudah dilarang. Akibatnya, harga beras berfluktuasi.

Rencana untuk menaikan pendapatan pajak sebesar 31% dari tahun sebelumnya juga tidak realitis. Potensi kenaikan pajak memang masih besar. Tapi untuk mencapainya Jokowi harus merombak total Direktorat Jendral Pajak dahulu. Tanpa melaksanakan hal itu, menaikan tax ratio adalah kemustahilan. Akibat dari tidak tercapainya target pajak tahun ini, pembangunan infrastruktur besar-besaran sulit dilaksanakan.

Jokowi juga terlalu buru-buru menjalankan rencana menyesuaikan harga BBM setiap bulan seiring dengan mekanisme pasar. Masyarakat yang tidak terbiasa dengan kebijakan liberal semacam ini tentu saja geram. Alhasil, dia lalu merevisi. Penyesuaian harga BBM dilakukan tiap tiga bulan.

Kecerobohan Jokowi memang sudah terlihat ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI. Liat saja, rencana pembangunan deep tunel, sodetan Ciliwung-Cisadane, dan pembangunan monorail. Ketiga rencana tersebut ternyata hanya sekadar ‘bualan’ sampai sekarang.

Karakter Jokowi memang terlihat ingin buru- buru melaksanakan pekerjaan, dan menomor duakan kecermatan. Dia bahkan sampai pernah mengaku tidak membaca isi dokumen yang dia tandatangani sendiri. Akibatnya, dia membatalkan Kepres tentang kenaikan uang muka pembelian mobil pejabat, padahal baru beberapa hari dia tandatangani.

Kalau dalam eksekusi, Jokowi memang berani. Terbukti ketika dia menjadi Gubernur DKI, dengan tidak ragu-ragu dia mengeksekusi proyek MRT. Eksekusi itu dapat dilaksanakan, karena proyek MRT, sudah direncanakan dengan matang.

Seharusnya Jokowi sadar, bahwa rencana adalah fungsi pertama manajemen, bukan eksekusi. Sebagus-bagusnya eksekutor, bila menjalankan rencana buruk, akan menjadi eksekutor ceroboh.



kalau dalam eksekusi, jokowi memang berani emoticon-I Love Indonesia (S)
0
4.5K
48
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.