Metrotvnews.com, Jakarta: Keluarga Margriet Megawe (sebelumnya ditulis Margaret) jadi bulan-bulanan publik. Kasus kematian Angeline membuat namanya terus menghiasi media belakangan ini.

Banyak kalangan yang bicara soal kehidupan keluarga Margriet, baik di media massa maupun di media sosial. Sementara Margriet belum pernah bicara pada publik semenjak jasad Angeline ditemukan pekan lalu. Hanya kakaknya, Jane Megawe yang akhirnya buka suara.

Jane menilai adiknya terlalu disudutkan yang berimbas buruk pada keluarga besarnya. Tidak ada ruang untuk membela diri. Sebelumnya, Jane pun tak mau bicara pada media. Karena dia yakin, publik tak akan percaya pada kalimat apa pun yang keluar dari mulut keluarga besar Margriet.

"Dari kemarin juga wartawan datang, saya nggak mau ngomong, rasanya, malas mau ngejawab. Disudutkan banget," kata dia saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Senin (15/6/2015).

"Anak-anak saya malah suruh saya untuk tidak banyak berbicara di media, takut salah ngomong," lanjut Jane.

Seperti penuturan Jane, Margriet dan suaminya, Douglas Scarborough, warga negara Amerika Serikat, sangat menyayangi Angeline, tidak seperti pemberitaan di media massa.

"Kami delapan bersaudara, dia anak keempat. Kami dulu tinggal di Balikpapan (Kalimantan Timur). Margaret dan suaminya itu sayang banget sama Angeline, keluarga besar kami juga sayang banget sama Angeline," ungkap Jane Mugawe saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Senin (15/6/2015).

"Mereka juga sempat datang ke sini sebentar saat liburan. Setahu saya Angeline nggak pernah ditinggal. Kalau pas sekolah dan Margaret ada perlu di Pekanbaru, ngurus pekerjaan penyewaan rumah, baru ditinggal. Tapi itu juga enggak sembarangan orang yang dititipin Angeline," tuturnya.

Saat Douglas menjalani perawatan di Singapura sebelum meninggal pun, Jane sempat dititipi dua sampai tiga minggu. Douglas tak sempat merawat anak angkatnya hingga sekolah. Dia meninggal saat Angeline masih bayi.

"Bapaknya (Douglas) sayang banget sama Angeline. Tapi, dia keburu meninggal," lanjutnya.

Sementara teman putri Margriet, Christina, berinisial DN mengungkapkan tak ada warisan dari Douglas. Menurutnya, dugaan pembunuhan karena motif ingin menguasai warisan terbantahkan.

DN mendapat cerita dari Christina bahwa Douglas meninggal mendadak karena sakit setahun setelah mengangkat Angeline menjadi anak. Doughlas tidak meninggalkan banyak harta atas nama dirinya. Tanah di Jalan Sedap Malam, Sanur, Bali, lokasi jasad Angeline ditemukan atas nama Margriet. Begitu pula dengan status tanah di Canggu, itu dibeli atas nama Margriet.

"Bapaknya kan bule, tidak diperbolehkan punya tanah di Indonesia. Jadi, kalau mau beli tanah selalu pakai nama istrinya. Semua bentuknya tanah," kata DN.

Douglas bekerja di sebuah perusahaan minyak di Indonesia. Meski punya penghasilan besar, gaya hidup keluarganya tidak glamour. Saat Douglas meninggal dunia, Christina sedang sekolah di Amerika Serikat. Saat itu, keuangan keluarga sempat terombang ambing.

"Dia (Christina) sempat berhenti sekolah karena tidak punya uang untuk lanjutin sekolah," papar DN.

Akhirnya, Christina masuk US NAVY agar bisa melanjutkan sekolah dan hidup di Negeri Paman Sam. Setelah selesai kontrak selama empat tahun, US NAVY membiayai kuliah Christina. 24 Mei, beberapa hari setelah Angeline diberitakan hilang, Christina pulang ke Tanah Air.

Dia ingin membantu ibu dan adiknya Yvone mencari Angeline. Saat itu, Christina juga tidak punya uang. Berkat bantuan teman-temannya di Indonesia, Christina bisa membeli tiket pulang. "Ibunya enggak mau jual tanah karena untuk anak-anaknya nanti kalau ada apa-apa," kata DN.
(KRI )
Sumber

Pantas kemarin minta sumbangan lewat Gofundme.com
Motif warisan yang digembar-gemborin si SITI KERUSUPAN (P2TP2A) semakin ga masuk akal