Denpasar - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar menyatakan bahwa dibalik pembunuhan bocah cantik Angeline itu dilatar belakangi oleh pembagian warisan yang dianggap tidak merata.

Salah satu tim pendamping Rosidi dan Hamidah, orang tua kandung Angeline dari P2TP2A, Siti Sapurah mengungkapkan jika nama Angeline dan Margriet Ch Megawe tertera sebagai ahli waris dari mendiang suami Margriet yang berkewarganegaraan asing. Margriet yang mulai hari ini telah dinyatakan sebagai tersangka pada kasus penelantaran anak tertulis dalam akta waris menerima bagian sebanyak 60 persen, sementara sisanya diberikan pada sang anak angkat Angeline. Namun dalam akte waris itu, nama anak kandung Margriet yang merupakan saudara tiri Angeline, Christine dan Ivone tidak tercantum sebagai penerima warisan.

"40 persen (warisan) untuk Angeline dan 60 persen Margriet tapi jika dia meninggal (Margrieth) maka 20 persen diberikan pada Angeline. Sedangkan si Ivone tidak tertera dan si Christine juga tidak masuk di situ (tidak masuk sebagai ahli waris)," ungkap perempuan berambut panjang yang akrab di sapa Ipung saat ditemui wartawan di sebuah rumah, Jalan Yudistira, Kuta, Bali, Minggu (14/6/2015).

Berawal dari pembagian warisan itu, sambung Ipung, munculah konspirasi jahat dari orang terdekat yang akhirnya menyebabkan Angeline meninggal dunia.

"Ada indikasi Angeline sengaja dibunuh dihilangkan dan dikubur di dalam rumah," imbuhnya.

Kini tim P2TP2A kota Denpasar menegaskan jika pihaknya saat ini telah mengantongi bukti berupa surat wasiat dari mendiang suami Margriet.

"Akta wasiat surat wasiat ada, dipegang sama tim," tandasnya.

Sedangkan Kapolres Denpasar, Kombes Agung Made Sudana, membantah motif pembunuhan karena soal warisan. "Motif soal warisan tidak ada. Motifnya karena terdesak," jelas Agung, Rabu (10/6/2015).