Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hayden.cAvatar border
TS
hayden.c
Kos Elite Dirazia, Wanita-wanita Muda Mengaku Simpanan Pejabat
Kos Elite Dirazia, Wanita-wanita Muda Mengaku Simpanan Pejabat

MAKASSAR, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (9/6/2015) kemarin, menjaring 37 penghuni rumah kos elite di empat lokasi di pusat kota Makassar.

Razia digelar di sejumlah kos elite di Jalan Sungai Saddang Lama, Jalan Ja'jala, Jalan AP Pettarani (Kompleks IDI), dan Jalan Sulawesi, kawasan pelabuhan. Ke-37 penghuni kos, yang terdiri dari 22 wanita dan 15 pria, dinyatakan positif mengonsumsi narkotika dan obat terlarang.

Usia mereka yang terjaring antara 19 hingga 32 tahun. Profesi mereka; karyawan, pramuwisma di hotel berbintang, mahasiswi, dan bahkan ibu rumah tangga.

Kepala Bidang Rehabilitas BNNP Sulsel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sudaryanto mengungkapkan keberadaan kos elite menjadi target peredaran narkoba, khususnya jenis sabu.

"Polanya sama, mereka pemakai (pecandu) dan tak menutup kemungkinan mereka pengedar dan bandar," kata Sudaryanto, usai operasi di Kompleks IDI, Jalan AP Pettarani, Rappocini, Makassar, kemarin sore.

Operasi ini, hanya berselang sehari setelah BNN dan satuan intelkam dan reserse Polsekta Panakkukang, menangkap Muh Akbar AG (27), putra sulung guru besar ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Dr Achmad Gani MS, di Jalan Sungai Saddang Baru, Minggu (7/6/2015) lalu.

Ngaku Mahasiswi
Operasi gabungan BNN di kos-kosan elite, terbilang baru pertama kali digelar di kota ini. Dari sejumlah kos yang dirazia sepanjang akhir pekan lalu, kebanyakan penghuninya adalah wanita berusia antara 20 hingga 32 tahun.

Saat penggerebekan di Jalan AP Pettarani misalnya, dari 10 kamar. Ada empat kamar dihuni wanita yang mengaku mahasiswi. Saat ditanya seorang wanita staf BNN, si mahasiswi terlihat kelabakan ketika ditanya nama kampusnya.

"Ya, pokoknya mahasiswi bu," jawab wanita berusia 20-an tahun, yang bersama tiga rekannya mengaku berasal dari Kota Bone.

Usai uji sampel urine, ketiga wanita itu negatif narkoba. Di kos ini, hanya empat yang positif narkoba. Namun staf BNN, tetap curiga. Sebab, mahasiswi apa yang mampu membayar kos hingga Rp 1,85 juta per bulan. Apalagi di dalam kamar mereka terlihat banyak koleksi handy bag mewah, sepatu high hells, serta pakaian bermerek. Mereka juga memakai smartphone terbaru yang tentu harganya tidak murah.

"Yang bikin, kita curiga, sebab mesti mengaku mahasiswi tapi di dalam kamarnya tak ada buku, atau diktat kuliah. Kita lebih banyak (lihat) alat kosmetik, parfum, koleksi tas, dan tas belanjaan pakaian bermerek, dan gelas minuman dan makanan dari kafe ternama," kata seorang polisi wanita yang menggeledah.

"Ngaku lah dek, mahasiswi betulan atau apa?" tanya si bintara polwan yang didampingi POM dari Kowad TNI AD itu.
"Iya, deh bu, kami ini simpanan, dibiayai pejabat," kata seorang wanita muda, dengan berbisik.

Saat razia di lima kos berbeda, polisi bahkan menemukan sejumlah benda-benda yang terkait narkotika. Di tempat sampah ditemukan plastik bekas sabu, dan pipet penghisap. Bahkan, di salah satu kamar wanita muda di Jalan Sulawesi, dalam tasnya ditemukan belasan kondom yang belum terpakai.

Di kos ini, tiap kamar ada layar CCTV yang terhubung dengan gang-gang kamar. Semua penghuni yang masuk, akan terdeteksi. "Kalau tak dikenal, kita tak mau buka," kata seorang wanita berusia 24 tahun, yang mengaku bekerja di hotel.

source

langsung aja ke mulustrasi..

Spoiler for 1:

Spoiler for 2:

Spoiler for 3:

Spoiler for 4:

Spoiler for 5:
0
25.9K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.4KThread42KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.