Disclaimer: Thread ini bukan untuk menjelek-jelekkan sekolah tapi untuk mengispirasi komunitas pendidikan Indonesia. TS bukan alumni SMA Kolese De Britto. Semua sumber berasal dari pengalaman saudara, kerabat, kenalan dan internet. TS dulu pengen sekolah di sini tapi nggak kesampaian.
Jika ada kesalahan dan keberatan dari siswa / alumni mohon koreksinya.
Jika ada yang keberatan fotonya dipasang bisa request copot kok.
Thread ini bukan repost dari thread Kolese De Britto. Karena TS berusaha menyajikan dalam pandangan yang sedikit berbeda.
Di saat dunia pendidikan Indonesia masih bergulat dengan berbagai gonjang-ganjingnya, namun masih ada kisah-kisah inspiratif yang dapat menggugah optimisme kita. Salah satunya adalah kisah tentang SMA Kolese St. Johannes de Britto Yogyakarta. Mungkin sebagian sudah familiar dengan nama sekolah ini, SMA ini sering disebut JB atau de Britto. Sekolah ini menurut TS sangat istimewa kalau tidak mau dibilang nyeleneh, sableng dan slengekan. Hehehe. Se-ajaib apa sih sekolah yang memiliki rektor ini?
Spoiler for 1. Manukers:
Manukers asalnya dari kata manuk (burung). Sebutan ini disematkan kepada siswa atau alumni JB. Mengapa? Karena sekolah ini hanya menerima siswa yang punya “manuk” saja. Hehehe. Bahkan acara reuni alumninya punya nama resmi MPK (Manuk Pulang Kandang).
Spoiler for 2. Makrab:
Walaupun semua murid adalah manukers, tenang saja mereka bukan kumpulan maho kok. Bosen dong gan nggak ada cewek? Tenang saja JB punya tetangga Stece (SMA Stella Duce I), Stero ( SMA Stella Duce II) dan Stama (SMA St. Maria). Kebalikan dari JB, Stece isinya cewek semua. Uniknya di antara sekolah itu seringkali di adakan Makrab (Malam Keakraban) yang memang dikoordinir semi resmi. Makrab jadi ajang mencari pacar walaupun banyak yang berakhir tragis.
Selain Makrab sekolah-sekolah ini juga mengadakan kegiatan resmi bersama seperti pentas teater dan open house.
Nih cewek Stece
Spoiler for 3. Rambut gondrong, sendal jepit, kaos oblong:
Bagi yang sudah familiar dengan nama JB pasti dibenak mereka rata-rata adalah sekolah yang isinya cowok semua dan boleh rambut gondrong. Bahkan kadang para manukers terlihat seperti gembel dengan pakaian bebas. Hahaha Dulu sih benar-benar bebas kata om TS, bahkan tahun 60-80an, siswa merokok di sekolah waktu istirahat itu biasa. Sekarang sepertinya masalah pakaian tidak terlalu gembel seperti jaman dulu. Apalagi sudah kenal seragam putih abu-abu walaupun cuma dipakai hari senin.
Sekolah ini menjadi lambang kebebasan saat Orba (baca thread gondrong). Dimana seragam dianggap sebagai lambang kedisiplinan dan persamaan.
Efeknya saat ini, karena dipaksa untuk selalu terlihat sama akhirnya ketika ada yang berbeda sedikit akan ditolak.
Kok kesannya urakan ya? Jangan dipandang sebelah mata, karena ada pepatah jawa “Batok bolu isi madu” yang artinya senada dengan “Jangan menilai buku dari sampulnya”. Intelektual mereka terasah melebihi siswa SMA umumnya. Karena yang rambutnya rapi bisa jadi malah sedang dihukum karena nilainya jelek.
Spoiler for 4. Pendidikan bebas:
Alasan kenapa sekolah mengijinkan siswanya terlihat seperti gembel adalah prinsip pendidikan yang dianut JB yaitu Pendidikan Bebas. Tujuan dari Pendidikan Bebas adalah membentuk pemimpin yang berkualitas. Kita baru bisa menjadi pemimpin ketika kita sudah menjadi manusia bebas, yaitu bisa mengambil keputusan dan bertindak sesuai hati nurani yang benar, tidak terbelenggu oleh gengsi, materi, atau cenderung ikut-ikutan saja
Mengutip Jean-Jacques Rousseau. “Manusia dilahirkan bebas, dan di mana-mana ia terbelenggu!”
Spoiler for 5. Bebas bukan berarti tidak bertanggung jawab:
Walaupun sekolah mengesankan siswanya untuk berlaku slengekan, bukan berati tidak bertanggung jawab. Jangan terjebak dengan kebebasan fisik saja bahkan tidak terkendali dan menjadi anarki. Setiap perbuatan siswa diperhatikan dengan cermat. Bahkan masyarakat sekitar turut aktif dalam mengawasi siswa JB. Setiap perbuatan harus dipertanggung jawabkan.
Bahkan sebenarnya peraturan de Britto sangat ketat, telat 1 menit saja, siap-siap untuk mencuci patung di halaman sekolah.
Coba baca no. 8
Spoiler for 6. Live in:
Kalau sekolah umum rata-rata akan mengadakan studytour alias piknik kemana-mana ada yang ke Bali, Jakarta bahkan sampai luar negeri. Di JB malah mengadakan live in. Live in bertujuan membangun mental, sikap tenggang rasa, dan toleransi. Siswa JB ketika live in akan dibuang ke komunitas-komunitas pinggiran. Ada yang dibuang ke komunitas pemulung di TPA dan kolong jembatan atau kalau sedikit beruntung dibuang di lereng gunung buat bantu petani. Live in berlangsung kurang lebih seminggu, tidak boleh bawa HP dan uang, bajupun hanya 3 setel dibungkus plastik kresek. Mereka harus ikut membantu bekerja lho. Keren kan gan? Menurut TS ini lebih berguna dibandingkan hambur-hamburkan duit buat wisata.
Ada kutipan dari seorang siswa JB saat live in. “Es jeruk yang beli dari keringat sendiri ternyata lebih segar daripada beli pakai uang mamah”.
Spoiler for 7. Presidium:
Di JB ada organisasi mirip OSIS namanya Presidium. Suara Presidium lebih lantang lho daripada OSIS malah lebih mirip BEM. Presidennya dipilih seperti pemilu sejak jaman dulu
Spoiler for 8. Veteran:
Veteran adalah sebutan siswa yang tidak naik kelas. Pintar dan nilai bagus bukanlah jaminan naik kelas karena sikap juga berpengaruh. Penentuan kenaikan kelas dilakukan oleh Dewan Sekolah. Jangan sangka Dewan Sekolah hanya berisi guru, bahkan petugas kebersihan dan ibu kantin dimintai pendapat gan! Mengapa? Karena mereka ini malah tahu perilaku siswa kalau sedang istirahat. Ini jadi pertimbangan penting. Laporan dari masyarakat pun bisa mempengaruhi kenaikan kelas.
Menjadi veteran bukanlah aib karena itulah masa kita harus instropeksi
Spoiler for 9. Guru slengekan :
Guru JB tidak kalah ajaibnya, ada mantan guru bahasa Indonesia SMP TS yang dulunya guru JB. Beliau pernah cerita ketika mengajar di JB, rambut beliau juga gondrong gan! Dikuncir kuda lagi. Hahaha. Tapi sekarang sepertinya tidak ada guru JB seperti itu. CMIIW. Tapi sifat slengekan gur tetap masih saja ada. Jangan kaget kalau dengar guru bercanda mengejek siswa. Orang luar yang dengar kupingnya bisa merah gan.
Spoiler for 10. Semua adalah keluarga:
Murid JB tidak hanya berasal dari Jogja gan! Tapi dari seluruh nusantara. Karena banyak siswa yang berasal dari luar jawa dan jauh dari keluarga (rata-rata ngekost), rasa kekeluargaannya pun kental. Guru dan siswa seperti tidak ada batas, guru adalah orang tua kedua.
Walaupun isinya cowok semua, JB punya kelompok cheerleader lho. Nggak kalah atraktif dan lincah dari cheerleders cewek.
Persamaan gender bukan sekedar slogan gan.
Spoiler for 12. JB Mania:
JB Mania adalah sebutan supporter SMA de Britto saat event olahraga. Nih cukup militan. Menjadi supporter nggak cuma teriak-teriak doang, tapi memupuk persaudaraan.
Spoiler for 13. Bhinneka Tunggal Ika:
Seperti yang TS sebut di no. 10, siswa JB berasal dari seluruh nusantara, multietnis bahkan multiagama. Namun slogan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya lip service karena sebenarnya perbedaan sudah dipandang sebagai state of mind dan tidak perlu dipertanyakan. Coba lihat video Cino-Jowo ala anak JB. Lihat dengan mata terbuka ya gan.
?
Spoiler for 14. Sekolah selalu mengakomodasi aspirasi siswa:
Selama ide dan aspirasi siswa positif, sekolah pasti mendukung. Coba baca berita guru JB mendampingi siswa saat demo keistimewaan Jogja. Jarang banget kan siswa diijinkan demo, bahkan demonya nggak bernuansa pendidikan.
Saat acara kelulusan pun guru mendampingi siswa dalam tradisi long march dari sekolah ke Monumen Tugu. Bahkan di Monumen Tugu, pihak sekolah sudah menyediakan snack/minuman. Long march ini nggak hanya dilakukan 250an siswa yang lulus saja lho, bahkan adik kelas dan alumni kadang juga ikut. Jumlah rombongan bisa mencapai 700 orang. Setelah sampai di Tugu, mereka biasanya menyanyikan lagu mars sekolah. Akomodasi sekolah seperti ini lebih baik daripada hanya melarang dan akhirnya siswa curi-curi kesempatan buat konvoi.
Spoiler for 15. Mars, Motto, dan Joke yang sering terlontar dari siswa / alumni / guru JB:
Spoiler for Lagu Mars:
Akulah putra SMA De Britto
Gagahlah cita-citaku
Murni sejati jiwaku
Jujur semangat hatiku
Itulah rencana hidupku
Itulah tujuan niatku
Agar dapat menuang tenagaku
bagi Tuhan dan bangsaku
Ayolah putra SMA De Britto
Kuatkanlah hubunganmu
Selalu tetap bersatu
Dengan semua kawanmu
Meskipun terpencar hidupmu
Di kelak kemudian waktu
Ingat selalu di dalam hatimu
Ialah De Britto contohmu
Motto / kata mutiara :
Intelligent, Creative, Self-Fulfilled
Ad Maiorem Dei Gloriam Demi kebesaran kemulian Tuhan.
Aku jawa kamu cina? So what?
Tidak malu, tidak takut, tidak malas. Tidak mau? Tidak apa-apa
ingat selalu di dalam hatimu, ialah De Britto contohmu
“Yen dadi wong apik, ya sing apik sisan. Yen dadi bajingan, ya bajingan sisan.”
Guyon antara guru JB dan alumni:
Kamu kerja apa sekarang? Jadi manager di anu pak. Oh isih dadi babu. (oh masih jadi pembantu)
Menjadi karyawan walaupun jabatannya tinggi, masih dianggap babu, nilainya 6 dari 10
Spoiler for 16. Siapa sih yang mau sekolah di tempat seperti itu?:
Sekolah yang sepertinya nggak jelas ini termasuk favorit lho bahkan beberapa kerabat keraton bersekolah di sini. Ini ada beberapa alumni JB.
A.Riyanto
Amiruddin Zakaria
Cyrillus Harinowo
Eddy Sud
F.X. Sri Martono
Gandung Bondowoso
Harry van Jogja
J. Kristiadi
Landung Simatupang
Kris Biantoro
Mayong Suryo Laksono
Nikodemus Jay
Pius Lustrilanang
Sakti Sheila on 7
Susilo Nugroho "Den Baguse Ngarso"
Mungkin ada agan yang tahu orang-orang di atas?
Maaf ya kalau threadnya panjang. Hehehe. Bukan berarti semua sekolah Indonesia harus seperti itu, ambil nilai-nilai yang baik saja. Jika ada yang penasaran dengan sekolah ini silahkan saja berselancar di dunia maya banyak info menarik di sana.
Buat para alumni. Monggo share dimari pengalamannya.
Semoga jaya selalu pendidikan Indonesia!
Diubah oleh pisangkaramel 21-10-2014 03:45
henrica07 memberi reputasi
1
81.3K
Kutip
150
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!