- Beranda
- Berita dan Politik
[ARAH KIBLAT YANG TEPAT] Arah Kiblat Jakarta 291 Derajat dari Arah Utara
...
TS
autoband
[ARAH KIBLAT YANG TEPAT] Arah Kiblat Jakarta 291 Derajat dari Arah Utara
Proses menentukan arah kiblat di atas gedung Temprint, Jakarta, 28 Mei 2015. TEMPO/Charisma Adristy
Quote:
Arah Kiblat Jakarta 291 Derajat dari Arah Utara
KAMIS, 28 MEI 2015 | 17:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perlintasan matahari tepat di atas Ka’bah pada Kamis, 28 Mei 2015, pukul 16.18 menjadi saat yang tepat untuk menyempurnakan arah kiblat. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaludin mengatakan saat matahari bergerak ke utara dan berada di atas Mekah menjadi waktu yang tepat melihat posisi Mekah.
Thomas menuturkan penentuan arah kiblat seperti ini bisa dilakukan siapa pun secara sederhana tapi tetap berbasis astronomi. “Caranya, dengan melihat bayangan saat matahari tepat di atas Mekah. Dia menjelaskan, selain 28 Mei 2015, waktu yang perlintasan yang tepat diperkirakan pada 16 Juli 2015 pukul 16.27 WIB.
Tempo mencoba menentukan arah kiblat di atap gedung. Cara menentukan arah kiblat adalah menancapkan tonggak tegak lurus di atas tanah. Bayangan tonggak yang terlihat itulah arah kiblat. Jangan lupa letakkan kompas di atas permukaan tanah untuk mengukur derajat kiblat. Dari percobaan itu, arah kiblat Indonesia untuk waktu Indonesia barat berada di 291 derajat dari arah utara.
Menurut Thomas, penetapan arah kiblat ini tak harus tepat, plus-minus dua hari dan plus-minus lima menit dari waktu yang disebutkan masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat. “Di wilayah yang siangnya tidak bersamaan dengan Mekah, cara yang sama bisa ditentukan dengan tanggal berbeda, yaitu sekitar 29 November dan 14 Januari,” ucap Thomas.
Secara astronomi, fenomena matahari melintasi persis di atas Ka'bah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan.
Dalam rentang ini, matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat LU dan 23,5 derajat LS. Matahari melintasi Ka'bah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Ka'bah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Ka'bah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
ISTIQOMATUL | AISHA SHAIDRA
KAMIS, 28 MEI 2015 | 17:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perlintasan matahari tepat di atas Ka’bah pada Kamis, 28 Mei 2015, pukul 16.18 menjadi saat yang tepat untuk menyempurnakan arah kiblat. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaludin mengatakan saat matahari bergerak ke utara dan berada di atas Mekah menjadi waktu yang tepat melihat posisi Mekah.
Thomas menuturkan penentuan arah kiblat seperti ini bisa dilakukan siapa pun secara sederhana tapi tetap berbasis astronomi. “Caranya, dengan melihat bayangan saat matahari tepat di atas Mekah. Dia menjelaskan, selain 28 Mei 2015, waktu yang perlintasan yang tepat diperkirakan pada 16 Juli 2015 pukul 16.27 WIB.
Tempo mencoba menentukan arah kiblat di atap gedung. Cara menentukan arah kiblat adalah menancapkan tonggak tegak lurus di atas tanah. Bayangan tonggak yang terlihat itulah arah kiblat. Jangan lupa letakkan kompas di atas permukaan tanah untuk mengukur derajat kiblat. Dari percobaan itu, arah kiblat Indonesia untuk waktu Indonesia barat berada di 291 derajat dari arah utara.
Menurut Thomas, penetapan arah kiblat ini tak harus tepat, plus-minus dua hari dan plus-minus lima menit dari waktu yang disebutkan masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat. “Di wilayah yang siangnya tidak bersamaan dengan Mekah, cara yang sama bisa ditentukan dengan tanggal berbeda, yaitu sekitar 29 November dan 14 Januari,” ucap Thomas.
Secara astronomi, fenomena matahari melintasi persis di atas Ka'bah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan.
Dalam rentang ini, matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat LU dan 23,5 derajat LS. Matahari melintasi Ka'bah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Ka'bah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Ka'bah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
ISTIQOMATUL | AISHA SHAIDRA
Quote:
Matahari di Atas Kabah, Ini Saran LAPAN untuk Masjid Baru
JUM'AT, 29 MEI 2015 | 09:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Perlintasan matahari di atas Kabah menjadi salah satu kesempatan untuk menentukan arah kiblat. Tahun ini fenomena tersebut kembali terjadi, yaitu pada 26-30 Mei pukul 16.18 WIB (09.18 UT/GMT) dan pada 14-18 Juli pukul 16.27 WIB (09.27 UT/GMT).
Penyesuaian arah kiblat seperti ini, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin, merupakan cara tradisional berbasis astronomi. "Ini kesempatan untuk menyempurnakan arah kibat yang selama ini masih belum akurat," kata Thomas kepada Tempo, Kamis, 28 Mei 2015.
Menurut Thomas, masjid yang sudah benar arahnya berarti sudah mengarah ke arah 25 derajat dari barat ke barat laut, sehingga tak perlu diubah lagi arahnya. Masjid-masjid yang arahnya belum tepat bisa disempurnakan dengan cara melihat matahari dan bayangannya sekitar 28 atau 29 Mei pukul 16.18 WIB dan sekitar 15 atau 16 Juli pada pukul 16.27 WIB. Untuk menyempurnakan arah kiblat cukup dengan mengubah arah saf.
Toleransi akurasi pengukuran arah kiblat, dari perhitungan LAPAN berdasarkan garis pada qiblalocator.com, penyimpangan arah kiblat bangunan perluasan di Masjid Nabawi sekitar 4 derajat. Menurut Thomas, jika melihat Masjid Nabawi dari sisi timur bilik Rasulullah (yang sekarang menjadi makam Rasulullah) arah kiblatnya sangat tepat.
Namun, Thomas mengakui definisi akurasi ini memang relatif bergantung rujukan yang digunakan.
Setidaknya ada dua akurasi yang bisa dijadikan patokan, yakni dari segi akurasi matematis adalah 0,5 skala terkecil alat ukurnya. Lalu akurasi praktis sepanjang penyimpangannya tidak tampak pada barisan saf jemaah atau sikap tubuh.
"Untuk masjid baru yang sedang dibangun sangat disarankan untuk menggunakan definisi akurasi matematis. Untuk mengevaluasi masjid lama dan memutuskan toleransi penyimpangan, saya sarankan gunakan definisi akurasi praktis agar tidak menyulitkan umat," ujar Thomas.
Kementerian Agama pun telah menganjurkan masjid-masjid di Indonesia untuk menyesuaikan arah kiblat. Imbauan ini, menurut Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin, pernah dicetuskan pada dua tahun lalu.
"Masjid-masjid kami anjurkan untuk menyesuaikan sendiri kiblatnya. Bagi yang belum pernah menyesuaikan dua tahun lalu tinggal menyesuaikan ulang saja," kata Jasin.
Menurut Jasin, sebagian besar masjid di Indonesia sebenarnya telah melakukan penyesuaian kurang lebih dua tahun yang lalu. "Termasuk tentunya di Jakarta, Masjid Istiqlal," kata dia.
AISHA SHAIDRA
JUM'AT, 29 MEI 2015 | 09:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Perlintasan matahari di atas Kabah menjadi salah satu kesempatan untuk menentukan arah kiblat. Tahun ini fenomena tersebut kembali terjadi, yaitu pada 26-30 Mei pukul 16.18 WIB (09.18 UT/GMT) dan pada 14-18 Juli pukul 16.27 WIB (09.27 UT/GMT).
Penyesuaian arah kiblat seperti ini, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin, merupakan cara tradisional berbasis astronomi. "Ini kesempatan untuk menyempurnakan arah kibat yang selama ini masih belum akurat," kata Thomas kepada Tempo, Kamis, 28 Mei 2015.
Menurut Thomas, masjid yang sudah benar arahnya berarti sudah mengarah ke arah 25 derajat dari barat ke barat laut, sehingga tak perlu diubah lagi arahnya. Masjid-masjid yang arahnya belum tepat bisa disempurnakan dengan cara melihat matahari dan bayangannya sekitar 28 atau 29 Mei pukul 16.18 WIB dan sekitar 15 atau 16 Juli pada pukul 16.27 WIB. Untuk menyempurnakan arah kiblat cukup dengan mengubah arah saf.
Toleransi akurasi pengukuran arah kiblat, dari perhitungan LAPAN berdasarkan garis pada qiblalocator.com, penyimpangan arah kiblat bangunan perluasan di Masjid Nabawi sekitar 4 derajat. Menurut Thomas, jika melihat Masjid Nabawi dari sisi timur bilik Rasulullah (yang sekarang menjadi makam Rasulullah) arah kiblatnya sangat tepat.
Namun, Thomas mengakui definisi akurasi ini memang relatif bergantung rujukan yang digunakan.
Setidaknya ada dua akurasi yang bisa dijadikan patokan, yakni dari segi akurasi matematis adalah 0,5 skala terkecil alat ukurnya. Lalu akurasi praktis sepanjang penyimpangannya tidak tampak pada barisan saf jemaah atau sikap tubuh.
"Untuk masjid baru yang sedang dibangun sangat disarankan untuk menggunakan definisi akurasi matematis. Untuk mengevaluasi masjid lama dan memutuskan toleransi penyimpangan, saya sarankan gunakan definisi akurasi praktis agar tidak menyulitkan umat," ujar Thomas.
Kementerian Agama pun telah menganjurkan masjid-masjid di Indonesia untuk menyesuaikan arah kiblat. Imbauan ini, menurut Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin, pernah dicetuskan pada dua tahun lalu.
"Masjid-masjid kami anjurkan untuk menyesuaikan sendiri kiblatnya. Bagi yang belum pernah menyesuaikan dua tahun lalu tinggal menyesuaikan ulang saja," kata Jasin.
Menurut Jasin, sebagian besar masjid di Indonesia sebenarnya telah melakukan penyesuaian kurang lebih dua tahun yang lalu. "Termasuk tentunya di Jakarta, Masjid Istiqlal," kata dia.
AISHA SHAIDRA
Quote:
Momen Luruskan Kiblat: 16 Juli, Matahari di Atas Ka'bah Lagi
JUM'AT, 29 MEI 2015 | 07:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perlintasan matahari tepat di atas Ka'bah pada Kamis, 28 Mei 2015. Siklus ini biasa digunakan untuk menyempurnakan arah kiblat. Bagi yang belum sempat melakukannya, masih ada kesempatan pada 16 Juli 2015.
Penyempurnaan arah kiblat ini bukan berarti bergeser. “Tapi selama ini biasanya penentuan arah kiblat berdasarkan perhitungan yang kurang akurat,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaludin kepada Tempo, Kamis, 28 Mei 2015.
Thomas menuturkan saat matahari bergerak ke utara dan berada di atas Mekah, maka saat itu adalah waktu terbaik untuk melihat posisi Mekkah sekaligus menentukan arah kiblat. Menurut Thomas, penentuan arah kiblat seperti ini merupakan cara tradisonal berbasis astronomi dengan melihat bayangan saat matahari tepat di atas Mekah. Waktu perlintasan yang tepat diperkirakan saat tengah hari di Mekah sekitar 28 Mei dan 16 Juli.
Penetapan arah kiblat ini, kata Thomas, tak harus tepat. Plus minus dua hari dan plus minus 5 menit dari waktu yang disebutkan masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat. “Di wilayah yang siangnya tidak bersamaan dengan Mekkah, cara yang sama bisa ditentukan dengan tanggal berbeda, yaitu sekitar 29 November dan 14 Januari,” ujarnya.
Secara astronomis fenomena matahari melintas persis di atas Kabah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan.
Dalam rentang ini matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan itu. Matahari melintasi Kabah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Kabah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Kabah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
AISHA SHAIDRAI ISTI
JUM'AT, 29 MEI 2015 | 07:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perlintasan matahari tepat di atas Ka'bah pada Kamis, 28 Mei 2015. Siklus ini biasa digunakan untuk menyempurnakan arah kiblat. Bagi yang belum sempat melakukannya, masih ada kesempatan pada 16 Juli 2015.
Penyempurnaan arah kiblat ini bukan berarti bergeser. “Tapi selama ini biasanya penentuan arah kiblat berdasarkan perhitungan yang kurang akurat,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaludin kepada Tempo, Kamis, 28 Mei 2015.
Thomas menuturkan saat matahari bergerak ke utara dan berada di atas Mekah, maka saat itu adalah waktu terbaik untuk melihat posisi Mekkah sekaligus menentukan arah kiblat. Menurut Thomas, penentuan arah kiblat seperti ini merupakan cara tradisonal berbasis astronomi dengan melihat bayangan saat matahari tepat di atas Mekah. Waktu perlintasan yang tepat diperkirakan saat tengah hari di Mekah sekitar 28 Mei dan 16 Juli.
Penetapan arah kiblat ini, kata Thomas, tak harus tepat. Plus minus dua hari dan plus minus 5 menit dari waktu yang disebutkan masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat. “Di wilayah yang siangnya tidak bersamaan dengan Mekkah, cara yang sama bisa ditentukan dengan tanggal berbeda, yaitu sekitar 29 November dan 14 Januari,” ujarnya.
Secara astronomis fenomena matahari melintas persis di atas Kabah terjadi akibat gerakan semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah dengan lintang antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan.
Dalam rentang ini matahari menyinari daerah yang memiliki lintang antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan itu. Matahari melintasi Kabah terjadi ketika matahari mencapai titik paling utara dan kembali terjadi ketika matahari menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Posisi matahari tepat di atas Ka'bah terjadi bila deklinasi sang surya sama dengan lintang Kabah atau Mekah. Saat itu matahari berkulminasi di atas Kabah. Arah terjadinya bayang matahari terhadap suatu benda merupakan arah kiblat di berbagai wilayah di bumi.
AISHA SHAIDRAI ISTI
Kalau semua arah kiblat masjid sdh benar, nanti setiap kali sholat semuanya bisa menghadap ke Baitullah dengan benar
Spoiler for ilustrasi:
Dan bukan menghadap ke batu hitam (hajar aswad) seperti yang disangkakan dan dipaksakan hater
“Dari ‘Abis bin Rabi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat Umar bin Al Khattab mencium Hajar Aswad. Kemudian Umar berkata, “Sungguh aku telah menciummu, dan aku tahu pasti bahwa engkau hanyalah sekedar batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Quote:
Original Posted By niswah.ngaskus.►para ulama udah kasi tau kok gan kalo orang yg menghadap kiblat ada 2 keadaan :
1. orang yang melihat ka'bah secara langsung,maka diwajibikan untuk orang ini mengarah tepat ke arah kabah(kaya jemaah haji yg lagi di masjidil haram gan,otomatis mreka ngeliat kabah scara langsung,jadi gak mungkin ada yg sholat di sono tapi ngebelakangin kiblat )
nah yg kedua orang yg tidak melihat ka’bah secara langsung, maka dia diperbolehkan untuk hanya menghadap ke arah dimana ka’bah berada, walaupun tidak tepat mengarah ke ka’bah,nabi Saw. bersabda,
“Apa yang ada di antara timur dan barat adalah kiblat.” (HR. At-Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Ini bagi yang kiblatnya di utara atau selatan. buat yg kiblatnya di timur atau barat (ini kya kita di Indonesia gan ), maka semua arah antara utara dan selatan adalah kiblat.
Islam itu agama yg mudah kan
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” [Al-Baqarah: 185]
"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang bersikap ekstrim terhadap agama ini melainkan pasti ia akan menyulitkan dirinya. Oleh karena itu, bersikaplah tengah-tengah, pilihlah yang paling dekat dengan kebenaran dan berilah kabar gembira. Dan mintalah pertolongan (kepada Allah dengan senantiasa beribadah pada waktu bersemangat) pagi, sore dan sebagian malam" (HR. Al-Bukhari)
bukan brarti ane nganjurin buat gak ngukur arah kiblat yg tepat kaya trit di atas gan,siapa sih yg gak mau solat tepat teruukur ke arah kiblat,tapi kita akan lebih ngikutin sunnah/tuntunan nabi klo kita mudahin diri kita sendiri
klo berkenan pejwan
1. orang yang melihat ka'bah secara langsung,maka diwajibikan untuk orang ini mengarah tepat ke arah kabah(kaya jemaah haji yg lagi di masjidil haram gan,otomatis mreka ngeliat kabah scara langsung,jadi gak mungkin ada yg sholat di sono tapi ngebelakangin kiblat )
nah yg kedua orang yg tidak melihat ka’bah secara langsung, maka dia diperbolehkan untuk hanya menghadap ke arah dimana ka’bah berada, walaupun tidak tepat mengarah ke ka’bah,nabi Saw. bersabda,
“Apa yang ada di antara timur dan barat adalah kiblat.” (HR. At-Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Ini bagi yang kiblatnya di utara atau selatan. buat yg kiblatnya di timur atau barat (ini kya kita di Indonesia gan ), maka semua arah antara utara dan selatan adalah kiblat.
Islam itu agama yg mudah kan
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” [Al-Baqarah: 185]
"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang bersikap ekstrim terhadap agama ini melainkan pasti ia akan menyulitkan dirinya. Oleh karena itu, bersikaplah tengah-tengah, pilihlah yang paling dekat dengan kebenaran dan berilah kabar gembira. Dan mintalah pertolongan (kepada Allah dengan senantiasa beribadah pada waktu bersemangat) pagi, sore dan sebagian malam" (HR. Al-Bukhari)
bukan brarti ane nganjurin buat gak ngukur arah kiblat yg tepat kaya trit di atas gan,siapa sih yg gak mau solat tepat teruukur ke arah kiblat,tapi kita akan lebih ngikutin sunnah/tuntunan nabi klo kita mudahin diri kita sendiri
klo berkenan pejwan
Diubah oleh autoband 06-06-2015 01:00
0
6.9K
Kutip
38
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.3KThread•45.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya