JAKARTA - Revolusi Putih yang digagas Prabowo Subianto layak diadopsi oleh Presiden Joko Widodo. Musababnya, hingga saat ini konsumsi susu di Indonesia masih rendah ketimbang negara-negara lain.

"Ide Revolusi Putih Prabowo bisa melengkapi gagasan revolusi mental Presiden Jokowi. Karena mental yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Apalagi, manfaat minum susu sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan dan pertumbuhan fisik dan keunggulan generasi penerus Indonesia," ujar anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawati.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini berpendapat, ide revolusi putih yang pernah dilontarkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 mampu memberi pengaruh signifikan bagi peningkatan ekonomi nasional.

"Pelaksanaan ide ini berupa menyediakan susu segar bagi anak-anak yang kurang mampu di Indonesia melalui peternakan kambing dan sapi. Ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat, cerdas dan tangguh," ujar Okky.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada tahun 2014, ujar dia, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 12 liter per kapita per tahun. Angka tersebut ketinggalan jauh dibandingkan dengan tingkat konsumsi per kapita setiap tahun di negara-negara Asia lainnya.

"Konsumsi susu di India sebanyak 47,1 liter, Malaysia 50,9 liter, Thailand 33,7 liter, Singapura 44,5 liter, dan Philipina 13,7 liter. Situasi ini tidak terlepas dari mahalnya harga susu yang tidak sedikit berasal dari impor yakni sebesar 2,6 juta ton atau 79 persen per tahun," tuturnya.

Okky menuturkan, dengan meningkatnya anggaran kesehatan menjadi lima persen dari total APBN untuk 2016, seharusnya program-program pada Direktorat Gizi, Kemenkes, bisa menggenjot ketertinggalan konsumsi susu pada masyarakat Indonesia dibanding dengan negara-negara tetangga. (ira)

Sumber