- Beranda
- The Lounge
PSSI : Parpol atau " Dewan " ?
...
TS
nasiuduk113
PSSI : Parpol atau " Dewan " ?
Quote:
Beritanya sudah booming, PSSI dikenai sanksi FIFA. Timnas Indonesia tidak boleh berlaga di kancah internasional. Pihak-pihak yang merasa dirugikan mulai mencari "sansak" tumpuan kemasygulan. Bagi para pihak yang tidak peduli yang namanya kedaulatan negara dan menginginkan status "quo" untuk tetap mendapat "makan" dan hiburan, pastinya menpora dan atau kemenpora lah pilihan sansaknya. Dan, karena tren saat ini bahwa hujatan masalah apapun selalu dimuarakan pada pemimpin tertinggi pemerintahan, Presiden Jokowi pun tak urung dibidik-bidik untuk di-bully.
Siapa sih yang suka jika timnas tak boleh berlaga di forum internasional? Pastinya seluruh rakyat Indonesia. Siapa sih yang suka hidup dijajah meski bergelimang harta? Kalau pertanyaan ini, jawabnya pasti terbelah. Ada yang memegang teguh idealisme dan nasionalisme, ada yang oportunis: pokoknya milih mana yang enak bagi dirinya sendiri.
Di zaman Diponegoro dulu, tidak semua rakyat Mataram memusuhi penjajah Belanda, terutama mereka yang telah mengecap kemuliaan di atas penderitaan saudara-saudara sebangsanya. Mereka labeli Diponegoro sebagai "penjahat". Bahkan, sebagian rakyat miskin pun terhasut untuk memaki-maki Diponegoro karena dianggap menjadi penyebab naiknya pajak yang dibebankan oleh pemerintah penjajah.
Fakta atau fiksi sejarah semacam itu berulang secara analogi dalam persepakbolaan tanah air masa kini. Dalam hal ini FIFA ibarat penjajah bangsa Indonesia yang menempatkan PSSI sebagai kepanjangan tangannya untuk menguasai dan mengeksploitasi "sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia". PSSI sendiri menempatkan diri sebagai kaki tangan FIFA yang salah satu tagline-nya adalah "menolak mengakui kekuasaan pemerintahan negara". Baru sekarang ketahuan jelas bahayanya bagi kedaulatan bangsa.
Bagi pemain, pelatih, penonton, maupun suporter sepakbola, tak ada pentingnya itu koruptor ditangkapi, tak ada pentingnya manajemen diperbaiki. Pokoknya pemain ingin bermain dan mendapat bayaran, pelatih ingin melatih dan mendapat bayaran, penonton ingin menonton sepakbola (gak peduli bagus tidak tontonannya), dan suporter ingin mendukung tim kesayangannya berlaga. Itu saja. Dan mestinya mereka menerima jika pemerintah (kemenpora) nantinya menyelenggarakan liga domestik. Karena pemain akan tetap bisa bermain dan dibayar, pelatih akan tetap bisa melatih dan dibayar, penonton tetap bisa menonton sepakbola, dan suporter tetap bisa mendukung tim kesayangannya berlaga. Lalu apa sebabnya sanksi FIFA seakan jadi alasan kemarahan seluruh insan sepakbola? Ya pastinya provokasi yang jadi biang keroknya.
Jika (hanya) tidak boleh berlaga di kancah internasional, pastinya rakyat biasa tidak terlalu kecewa. Liga domestik yang lebih bermutu dan memberi rasa gembira pastinya bisa menjadi obatnya. Dan itu yang ditawarkan pemerintah. Sebenarnya tak ada alasan rakyat tidak mendukung usaha pemerintah untuk membenahi sepakbola. Terutama jika boleh kita pertanyakan sifat patriotisme mereka. Apa rela dijajah FIFA melalui PSSI? Apa rela kedaulatan negara dilecehkan pihak lain melalui "partai politik" semacam PSSI?
Iya. PSSI tak beda dengan partai politik karena hampir semua pengurusnya berafiliasi dengan partai politik alias parpol. Jika statuta FIFA melarang intervensi pihak luar, sebenarnya sudah sejak dulu PSSI diintervensi parpol. Kenapa pengurusnya tidak mengadu ke FIFA supaya di-banned? Apakah partai politik bukan merupakan pihak luar bagi PSSI? Mengapa lebih rela diintervensi parpol daripada dinaungi pemerintah yang berdiri di atas kepentingan NKRI?
Namanya juga partai politik, wajar jika sering bertindak licik sebagai pelengkap strategi dan taktik. Dan ternyata strategi politik PSSI sebagai parpol pun sudah sedemikian kental. Hal ini karena parpol yang berafiliasi dengan (para pengurus) PSSI bukan cuma satu. Jadi, ibarat sebuah lembaga, PSSI berafiliasi dengan banyak partai politik. Lembaga apa yang isinya banyak partai politik? Kalau bukan "dewan yang terhormat" ya minimal koalisi politik kepentingan. Kalau "kelestarian" PSSI dilindungi (para anggota) DPR, secara politis itu wajar sekali. So, masihkah beranggapan bahwa PSSI itu innocent? Bullshit!
Hmm, akan tiba juga saatnya kita keluarkan tuduhan kalau PSSI itu mesin uang (para) parpol. Tunggu saja..
Siapa sih yang suka jika timnas tak boleh berlaga di forum internasional? Pastinya seluruh rakyat Indonesia. Siapa sih yang suka hidup dijajah meski bergelimang harta? Kalau pertanyaan ini, jawabnya pasti terbelah. Ada yang memegang teguh idealisme dan nasionalisme, ada yang oportunis: pokoknya milih mana yang enak bagi dirinya sendiri.
Di zaman Diponegoro dulu, tidak semua rakyat Mataram memusuhi penjajah Belanda, terutama mereka yang telah mengecap kemuliaan di atas penderitaan saudara-saudara sebangsanya. Mereka labeli Diponegoro sebagai "penjahat". Bahkan, sebagian rakyat miskin pun terhasut untuk memaki-maki Diponegoro karena dianggap menjadi penyebab naiknya pajak yang dibebankan oleh pemerintah penjajah.
Fakta atau fiksi sejarah semacam itu berulang secara analogi dalam persepakbolaan tanah air masa kini. Dalam hal ini FIFA ibarat penjajah bangsa Indonesia yang menempatkan PSSI sebagai kepanjangan tangannya untuk menguasai dan mengeksploitasi "sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia". PSSI sendiri menempatkan diri sebagai kaki tangan FIFA yang salah satu tagline-nya adalah "menolak mengakui kekuasaan pemerintahan negara". Baru sekarang ketahuan jelas bahayanya bagi kedaulatan bangsa.
Bagi pemain, pelatih, penonton, maupun suporter sepakbola, tak ada pentingnya itu koruptor ditangkapi, tak ada pentingnya manajemen diperbaiki. Pokoknya pemain ingin bermain dan mendapat bayaran, pelatih ingin melatih dan mendapat bayaran, penonton ingin menonton sepakbola (gak peduli bagus tidak tontonannya), dan suporter ingin mendukung tim kesayangannya berlaga. Itu saja. Dan mestinya mereka menerima jika pemerintah (kemenpora) nantinya menyelenggarakan liga domestik. Karena pemain akan tetap bisa bermain dan dibayar, pelatih akan tetap bisa melatih dan dibayar, penonton tetap bisa menonton sepakbola, dan suporter tetap bisa mendukung tim kesayangannya berlaga. Lalu apa sebabnya sanksi FIFA seakan jadi alasan kemarahan seluruh insan sepakbola? Ya pastinya provokasi yang jadi biang keroknya.
Jika (hanya) tidak boleh berlaga di kancah internasional, pastinya rakyat biasa tidak terlalu kecewa. Liga domestik yang lebih bermutu dan memberi rasa gembira pastinya bisa menjadi obatnya. Dan itu yang ditawarkan pemerintah. Sebenarnya tak ada alasan rakyat tidak mendukung usaha pemerintah untuk membenahi sepakbola. Terutama jika boleh kita pertanyakan sifat patriotisme mereka. Apa rela dijajah FIFA melalui PSSI? Apa rela kedaulatan negara dilecehkan pihak lain melalui "partai politik" semacam PSSI?
Iya. PSSI tak beda dengan partai politik karena hampir semua pengurusnya berafiliasi dengan partai politik alias parpol. Jika statuta FIFA melarang intervensi pihak luar, sebenarnya sudah sejak dulu PSSI diintervensi parpol. Kenapa pengurusnya tidak mengadu ke FIFA supaya di-banned? Apakah partai politik bukan merupakan pihak luar bagi PSSI? Mengapa lebih rela diintervensi parpol daripada dinaungi pemerintah yang berdiri di atas kepentingan NKRI?
Namanya juga partai politik, wajar jika sering bertindak licik sebagai pelengkap strategi dan taktik. Dan ternyata strategi politik PSSI sebagai parpol pun sudah sedemikian kental. Hal ini karena parpol yang berafiliasi dengan (para pengurus) PSSI bukan cuma satu. Jadi, ibarat sebuah lembaga, PSSI berafiliasi dengan banyak partai politik. Lembaga apa yang isinya banyak partai politik? Kalau bukan "dewan yang terhormat" ya minimal koalisi politik kepentingan. Kalau "kelestarian" PSSI dilindungi (para anggota) DPR, secara politis itu wajar sekali. So, masihkah beranggapan bahwa PSSI itu innocent? Bullshit!
Hmm, akan tiba juga saatnya kita keluarkan tuduhan kalau PSSI itu mesin uang (para) parpol. Tunggu saja..
SUMBER: Giens
0
1.9K
Kutip
25
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.2KThread•83.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru