- Beranda
- Hardware Computer
Main Games Berat Lancar Max Setting (Rata Kanan), Cukupkah Memaksimalkan VGA (saja)?
...
TS
GreenHouseBooks
Main Games Berat Lancar Max Setting (Rata Kanan), Cukupkah Memaksimalkan VGA (saja)?
Setelah sekian bulan "bertapa" ngga mem-posting review apapun (he3x) akhirnya kali ini ada kesempatan lagi untuk sekedar men-sharing informasi dari sekian banyak uji/benchmark gaming yg terus dilakukan sepanjang waktu (meskipun belum semuanya dirangkum dan diposting di forum ini). Sebelum masuk ke materi, berhubung terhadap tulisan2 yg sebelumnya masih ada saja yg menganggap tulisan2 ane hasil copas lah, salah kamar lah, dan "caci-maki" lainnya, perlu dijelaskan dulu bahwa:
-semua data pengujian yg ditulis di sini (dan thread2 sebelum ini) sepenuhnya hasil pengujian pribadi
-thread ini ngga cocok diposting di forum lonje atau yg lain karena akan salah sasaran, Computer Stuff - Hardware tetap yg lebih pas
-diposting di Hardware Review Lab juga ngga pas karena ngga spesifik, terlalu banyak hardware yg dibahas di sini...
Kita masuk yuk...
Banyak orang berbujet terbatas yg masih ragu untuk memilih racikan PC Gaming dgn hanya memaksimalkan VGA card, salah satunya karena banyak sekali TEORI dan MITOS yg beredar di internet bahwa game2 berat keluaran terbaru hanya bisa dimainkan dgn lancar menggunakan prosesor yg berjumlah core banyak (dan orang langsung melirik procie AMD FX-8XXX yg memiliki 8 core), ber-memory besar (8 atau 16 GB RAM… wow!), VGA card dgn ukuran dan bit memory yg besar (4 GB VRAM dan 512-bit GDDR5…?), dan power supply berkapasitas besar juga (700W ke atas) yg semuanya akan berujung pada biaya pembelian hardware & tagihan listrik yg membesar juga…
Juga soal “bottleneck” yg kayaknya sudah menjadi istilah umum yg ‘menghantui’ orang ketika hendak memilih racikan PC Gaming. Bottleneck – seperti namanya yg berarti “leher botol” – ibarat sebuah mobil sport mewah yg berpotensi punya kecepatan pacu 200 km/jam tapi hanya bisa bergerak dgn kecepatan terbatas 20 km/jam ketika melewati jalan sempit dan macet yg penuh dgn kendaraan. Apakah betul bahwa VGA card high-end akan turun sedrastis itu performanya ketika dipasangkan dgn komponen lain yg berkelas middle? Seberapa jauh sih sebetulnya, kebenaran teori bottleneck ini dalam membuat ‘macet’ performa PC Gaming?
Supaya ngga terlalu banyak berkutat pada TEORI dan MITOS, mari sama2 kita lihat hasil pengujian performa (benchmark) gaming pada berbagai kombinasi hardware yg pernah ane kerjakan, menggunakan beberapa judul game yg termasuk kategori Berat. Sebagian besar game2 ini bila dimainkan di PC dgn platform AMD APU plus RAM Dual-Channel 2x4 GB setting grafisnya ngga bisa lebih dari Low/Normal, bahkan beberapa judul di antaranya pada setting minimum sekalipun sudah ngga nyaman buat dimainkan. Tentunya bukanlah sekedar game modern sekelas PES atau The Sims ya…
Ada lebih dari 10 judul game modern yg masuk kategori Berat digunakan dalam pengujian ini, 7 (tujuh) di antaranya memiliki fitur Benchmark 'built-in' di dalamnya sehingga mempermudah dalam mengukur performa. Ketujuh game tsb adalah:
-Sleeping Dogs Definitive Edition
-Hitman Absolution
-Tomb Raider
-Middle-Earth: Shadow Of Mordor
-Company Of Heroes 2
-Total War: Rome II
-Metro Redux.
Beberapa judul game berat lain – yang sayangnya ngga memiliki fitur Benchmark built-in – juga diuji, tapi ngga untuk semua kombinasi hardware dan dilakukan sekedar bahan perbandingan saja karena dikenal sebagai game2 terberat yg ada sekarang. Performanya diukur menggunakan aplikasi Fraps. Game2 tsb adalah:
-Assassin’s Creed Unity
-Ryse: Son Of Rome
-Watch Dogs.
Selain itu, ada dua judul game yg juga diujikan karena kedua game ini mensyaratkan procie quad-core untuk bisa dimainkan dgn normal tanpa masalah apapun, yaitu Dragon Age: Inquisition dan Far Cry 4. Perlu diketahui bahwa bila menggunakan procie triple atau dual-core murni, DA:Inquisition akan mengalami kemacetan hebat bahkan sejak menu awal (opening screen) sehingga ngga bisa dimainkan, sedangkan game FC4 bahkan ngga bisa masuk sama sekali ke opening screen.
Satu game lagi yg diuji pada setting grafis maksimum adalah game lawas Grand Theft Auto IV. GTA IV dipilih karena game ini dikenal sangat dipengaruhi oleh performa prosesor dibandingkan VGA, istilahnya “CPU bound”, sehingga cocok untuk digunakan sebagai sarana pembanding pengaruh procie terhadap performa gaming.
Sebetulnya ada game lain yg masuk kategori Berat yaitu Call Of Duty: Advanced Warfare. Tapi game ini ternyata memiliki opsi2 yg berbeda dari yg biasa pada setting grafisnya sehingga ngga bisa begitu saja diset rata kanan dan sangat sulit untuk bisa dimainkan pada Max Setting, sehingga ngga masuk dalam pengujian ini. COD:AW juga menjadi satu-satunya game saat ini yg sangat ketat menerapkan batas minimum RAM yaitu 6 GB (semua judul game lain masih bisa dimainkan dgn lancar pada RAM 4 GB meskipun secara teori meminta 6 GB).
Semua judul game tsb dijalankan pada setting grafis maksimum. Semua opsi disetel pada posisi paling kanan termasuk antialiasing-nya, dan diaktifkan (ON) kecuali 1 opsi yaitu Vertical-Sync (VSYNC) yg tetap pada posisi OFF. Vsync ini terpaksa harus disetel Off supaya framerate yg diukur tidak dikunci pada FPS yg tetap (biasanya 60 FPS sesuai refresh rate monitor).
OS yg digunakan adalah Windows 7 Ultimate 64-bit Service Pack 1 dan display driver menggunakan versi terbaru yg tersedia pada saat pengujian. Pengujian dilakukan dgn memanfaatkan hardware yg tersedia pada rentang waktu Januari-April 2015. Pengaruh perbedaan pemakaian merk/tipe mainboard, RAM, PSU dan casing terhadap performa dianggap terlalu kecil sehingga dapat diabaikan, dan fokus pengujian adalah pada kombinasi pasangan procie dan VGA card terhadap performa gaming dgn setting grafis maksimum. Ada 2 (dua) jenis resolusi yg digunakan yaitu 1600x900 (resolusi maksimum dari monitor ukuran 20”) dan Full-HD 1920x1080 (resolusi maksimum dari monitor 23”).
Kombinasi pasangan procie+VGA yg diuji meliputi:
Dari Kombinasi 1 sampai 5 diuji pada resolusi 1600x900, sedangkan Kombinasi 6 - 9 diuji pada resolusi 1920x1080 (Full-HD)
Dari daftar di atas bisa dilihat bahwa:
Dan inilah hasilnya (framerate yg ditampilkan hanya yg Average atau rata-rata ya)…
Dari grafik/bar di atas, setiap kombinasi procie+VGA ternyata memberikan hasil yg bervariasi pada setiap judul game, sebagian besar menjadikan game Metro Redux sebagai game terberat di antara ke-7 judul game yg memiliki Benchmark built-in tsb, karena memberikan nilai framerate (FPS) terendah ketika dimainkan pada setting grafis maksimum (rata kanan). Tapi ada juga yg menjadikan game terberatnya adalah Tomb Raider atau Hitman Absolution. Bila mau dianalisis lebih lanjut, tampaknya ada game yg lebih “condong” ke VGA card AMD Radeon daripada Nvidia Geforce, atau sebaliknya…
Lalu inilah peninjauan terhadap masing2 perbandingan kombinasi2 tsb...
Perbandingan antara Kombinasi 1 dan 2 (warna biru-tua vs ungu di bawah) menunjukkan bahwa semua judul game yg diuji performanya sangat dipengaruhi oleh VGA, dengan tingkat responsivitas yg bervariasi. Game yg sangat responsif terhadap kenaikan VGA card dari sesama Radeon R7 265 ke R9 270X adalah Tomb Raider, yaitu mencapai 32,4%. Sedangkan game yg responsivitasnya terhadap VGA ini paling rendah adalah Hitman Absolution yg hanya 18,1%. Info tambahan (tidak ditampilkan pada grafik/bar karena hanya diuji pada sebagian saja dari ke-9 platform di atas) bahwa game Grand Theft Auto IV ternyata responsivitasnya terhadap VGA sangat rendah, hanya naik dari 63,54 ke 63,57 FPS pada setting grafis maksimum pada kedua kombinasi ini.
Perbandingan antara Kombinasi 2 dan 3 (warna ungu vs biru di atas), menggunakan VGA card yg sama ternyata procie octa-core AMD FX-8320 hanya mampu mengimbangi performa quad-core Intel Core i5-4460 pada game Sleeping Dogs Definitive Edition dan ME:Shadow Of Mordor. Pada game lainnya, Core i5-4460 beraksi lebih cepat hingga 12,1% dibandingkan FX-8320, atau pada ketujuh judul ini rata-rata 3,5% lebih kencang. Hal ini makin dipertegas oleh performa game GTA IV (tidak ditampilkan) yg hanya mencapai 56,96 FPS bila menggunakan FX-8320 padahal GTA IV ini adalah game yg betul-betul bisa menunjukkan perbedaan kualitas procie dalam hal gaming. Artinya – bila bujet ikut menjadi acuan – memilih CPU rakitan dgn procie FX-8320 yg secara sistem keseluruhan belum tentu lebih murah itu ternyata bukanlah pilihan yg bijaksana, apalagi kalau menimbang juga konsumsi listriknya yg lebih tinggi daripada Core i5-4460.
Perbandingan antara Kombinasi 4 dan 5 (warna orange vs merah di bawah) lagi-lagi menunjukkan bahwa peranan VGA jauh lebih dominan daripada procie. Sama-sama menggunakan Geforce GTX 960 tapi hanya berbeda sedikit kecepatannya (ASUS Strix memiliki clock-speed yg lebih tinggi daripada Inno3D OC) ternyata performanya meningkat rata-rata 7,5% meskipun procie yg digunakan justru sedikit lebih lambat (clock-speed Core i5-4590 < Core i5-4690).
Perbandingan antara Kombinasi 5 dan 6 (warna merah vs hijau di atas), menggunakan hardware yg sama tapi berbeda resolusi monitornya saja, menunjukkan bahwa performa gaming bisa turun cukup jauh ketika kita memutuskan untuk menampilkannya pada resolusi yg lebih tinggi atau monitor yg lebih besar ukurannya, misalnya pada kasus ini dari monitor ukuran 20” ke monitor 23” (Full-HD). Dari ketujuh game yg diuji, rata-rata performanya di resolusi 1920x1080 hanya 77,2% dari performanya di 1600x900. Yg menarik, dgn performa di setiap game yg sudah melewati 27 FPS pada setting grafis maksimum (rata kanan), VGA card sekelas Geforce GTX 960 yg notabene “hanya” ber-memory 2 GB 128-bit ternyata sudah memadai buat memainkan game2 berat pada resolusi Full-HD 1920x1080, mungkin hanya perlu sedikit saja menurunkan setting antialiasing-nya untuk memperlancar performa dan tetap bisa menampilkan kualitas grafis yg tinggi.
Perbandingan antara Kombinasi 7 dan 8 (warna hijau-muda vs biru-muda)… nah! Inilah bagian yg paling menarik buat orang2 yg ingin mendapatkan performa gaming kelas atas tapi bujetnya terbatas: Sama-sama menggunakan VGA card high-end Geforce GTX 970 4 GB GDDR5 256-bit, performa gaming dari procie kelas sejutaan Intel Core i3-3220 ternyata hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Core i5-4690 yg jauh lebih mahal!
Ini perbandingan rata-rata frameratenya (FPS):
-Sleeping Dogs Definitive Edition hanya turun dari 48,8 ke 46,3 (5,1%)
-Hitman Absolution hanya turun dari 44,472908 ke 41,544952 (6,6%)
-Tomb Raider hanya turun dari 41,6 ke 40,9 (1,7%)
-Middle Earth: Shadow Of Mordor hanya turun dari 72,66 ke 70,44 (3,1%)
-Company Of Heroes 2 turun dari 46,24 ke 29,26 (36,7%)
-Total War: Rome II turun dari 56,5 ke 43,9 (22,3%)
-Metro Redux turun dari 43,68 ke 33,1 (24,2%).
Pada empat judul game yg pertama penurunannya hanya kurang dari 7%. Tapi untuk game2 yg bertema strategi seperti COH dan Total War memang agak jauh turunnya karena peranan procie pada game2 tsb juga besar. Mungkin kalau Core i3 yg diuji dari generasi terbaru yaitu Core i3-4130 Haswell hasilnya bisa lebih baik, karena platform yg menggunakan Core i3-3220 ini slot PCI Express-nya hanya bekerja di kecepatan Gen 2 (PCI-E 2.0) berbeda dgn platform untuk Core i3 Haswell yg mampu bekerja lebih maksimal di Gen 3 (PCI-E 3.0). Meskipun begitu, framerate yg didapat masih tergolong lancar dan bisa ditingkatkan supaya bisa melebihi 40 FPS dgn cara sedikit menurunkan setting grafis misalkan antialiasing-nya cukup FXAA saja, dan tetap bisa menampilkan kualitas grafis yg tinggi selayaknya menggunakan Geforce GTX 970. Apakah terjadi bottleneck di sini? Kalau dicek menggunakan aplikasi analisis HWMonitor dari CPUID atau GPU-Z dari TechPowerUp, pemanfaatan/kerja VGA (GPU Utilization) pada saat full-load/gaming tetap bisa mencapai 99-100% yg artinya VGA card high-end ini tetap dapat bekerja secara maksimal sesuai kemampuan yg sebenarnya meskipun procie-nya ‘hanya’ Core i3. Bahwa kemudian performa gamingnya lebih rendah dibandingkan ketika menggunakan procie Core i5, itu bukanlah akibat adanya bottleneck tetapi memang sewajarnya begitu karena performa gaming secara keseluruhan adalah kombinasi dari ‘kerja’ setiap komponen yg terlibat (VGA, procie, memory, dll). Dan bukan hanya hardware, tapi juga software dan driver ikut mempengaruhi performa gaming…
Dan… untuk lebih meyakini kemampuannya, kombinasi pasangan Core i3-3220 + MSI GTX 970 ini juga telah diuji performanya dalam memainkan game2 paling berat saat ini, dan hasilnya adalah (rata-rata framerate, FPS):
-Assassin’s Creed: Unity rata-rata 35 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Ryse: Son Of Rome rata-rata 24 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Watch Dogs rata-rata 50 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD.
Lalu bagaimana kemampuannya dalam memainkan game2 yg mensyaratkan procie quad-core? Hasil di bawah ini mempertegas fakta bahwa Core i3 bukanlah procie dual-core biasa, tapi dual-core yg mampu menjalankan fungsi selayaknya quad-core, karena ternyata kedua game ini bisa dimainkan dengan lancar tanpa masalah apapun:
-Dragon Age: Inquisition rata-rata 40 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Far Cry 4 rata-rata 70 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD.
Kalau melihat semua hasil benchmark pasangan Core i3-3220 dan Geforce GTX 970 di atas, lagi-lagi hanya dgn sedikit menurunkan (terutama) antialiasing dan multisampling dalam setting grafisnya semua judul game berat ini bisa lancar dimainkan dgn FPS rata-rata di atas 40 dan tetap menampilkan kualitas grafis yg memukau mata…
Dan kalau dihitung soal harganya, rakitan yg menggunakan kombinasi Core i3 + GTX 970 ini hanya beberapa ratus ribu lebih mahal daripada kombinasi Core i5 + GTX 960. Kita bisa bandingkan performanya dengan melihat hasil dari Kombinasi 6 dan 7 (warna hijau vs hijau-muda di bawah), yaitu antara Core i5-4590 + ASUS GTX 960 Strix (VGA card GTX 960 terkencang yg ada saat ini) dengan Core i3-3220 + MSI GTX 970 OC.
Ternyata rata-rata framerate yg dihasilkan oleh i3-3220 + GTX 970 lebih besar 28,1% dibandingkan i5-4590 + GTX 960, bahkan pada game Middle Earth: Shadow Of Mordor selisih performanya mencapai hampir dua kali lipat dari 35,7 menjadi 70,44 FPS! Artinya, penggunaan procie yg lebih rendah kelasnya bukan berarti selalu menghasilkan performa yg lebih lambat, asal dipasangkan dgn VGA card yg lebih kuat. Tercatat hanya dua game pada pengujian ini yg memberikan hasil performa lebih rendah pada kombinasi pasangan Core i3-3220 + GTX 970 dibandingkan Core i5-4590 + GTX 960 yaitu COH2 dan GTA IV, tentu saja karena game2 ini memang tergolong CPU bound.
Terakhir, kita akan lihat bagaimana performa gaming dari procie terkencang yang diuji yaitu Intel Core i7-4790K. Procie "semi 8-core" ini merupakan procie tertinggi di kelas harga yg “wajar”, karena sebetulnya masih ada procie lain yg memang lebih kencang tapi harganya sudah sangat menguras dompet (belasan juta), yaitu Core i7-4960X (semi 12-core) dan i7-5960X (semi 16-core... OMG!).
Perbandingan antara Kombinasi 8 dan 9 (warna biru-muda vs pink di bawah) ini selisih harganya hampir mencapai 3 juta, yaitu antara pasangan Core i5-4690 + MSI GTX 970 OC dengan pasangan Core i7-4790K + MSI GTX 970 Gaming OC. Seri VGA card dari MSI ini memang tersedia dalam dua versi, yg versi Gaming memiliki clock-speed lebih tinggi plus beberapa fitur eksklusif yg menyebabkan selisih harganya jauh. Sedangkan Core i7-4790K selain memiliki clock-speed yg lebih tinggi dari Core i5-4690 juga menerapkan Hyper-Threading sehingga meskipun sama-sama quad-core, Core i7 ini mampu menjalankan fungsi octa-core (sama seperti yg mampu dilakukan oleh Core i3: quad-core via Hyper-Threading). Lalu apakah selisih harga yg hampir 3 juta ini masih layak untuk dikejar?
Ternyata kenaikan framerate pada ketujuh judul game yg diujikan di antara kedua pasangan procie+VGA ini hanya sedikit sekali, rata-rata 3,7% saja. Kenaikan tertinggi yaitu 8,5% terjadi pada game Total War: Rome II. Tampaknya hingga kini belum ada satu pun game yg bisa mengambil manfaat maksimal dari jumlah core yg lebih dari 4. Hasil ini semakin mempertegas fakta bahwa untuk bermain game di resolusi tinggi dan kualitas grafis maksimum, memilih penggunaan procie Core i5 masih lebih bijaksana dibandingkan Core i7. Kalau memang bujet yg tersedia begitu besarnya, alangkah lebih baik memaksimalkan lagi VGA card yg digunakan misalnya GTX 980 untuk tetap dipasangkan dengan Core i5. Sayang sampai saat penulisan ini ane masih belum mendapat kesempatan melakukan uji performa gaming menggunakan GTX 980, akibatnya sampai saat ini juga belum bisa ditemukan pasangan hardware yg cukup kuat untuk memainkan game Call Of Duty: Advanced Warfare pada setting grafis maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD…
Bagaimana kalau pasangan Core i7-4790K + MSI GTX 970 Gaming OC ini kita bandingkan juga dengan Core i3-3220 + MSI GTX 970 OC yg harganya hampir 4,5 juta lebih murah?? Ini perbandingan rata-rata frameratenya (FPS):
-Sleeping Dogs Definitive Edition turun dari 50,8 ke 46,3 (8,9%)
-Hitman Absolution turun dari 44,983139 ke 41,544952 (7,6%)
-Tomb Raider turun dari 42,6 ke 40,9 (4,0%)
-Middle Earth: Shadow Of Mordor turun dari 73,39 ke 70,44 (4,0%)
-Company Of Heroes 2 turun dari 48,51 ke 29,26 (39,7%)
-Total War: Rome II turun dari 61,3 ke 43,9 (28,4%)
-Metro Redux turun dari 45,47 ke 33,1 (27,2%).
Pada empat judul game yg pertama penurunannya hanya kurang dari 9%, dan secara rata-rata keseluruhan penurunannya 19,5% saja. Apakah perbedaan harga yg hampir 4,5 juta itu layak untuk dikejar? Hmm... soal ini sih tergantung bujetnya juga sih yaa...
-semua data pengujian yg ditulis di sini (dan thread2 sebelum ini) sepenuhnya hasil pengujian pribadi
-thread ini ngga cocok diposting di forum lonje atau yg lain karena akan salah sasaran, Computer Stuff - Hardware tetap yg lebih pas
-diposting di Hardware Review Lab juga ngga pas karena ngga spesifik, terlalu banyak hardware yg dibahas di sini...
Kita masuk yuk...
Banyak orang berbujet terbatas yg masih ragu untuk memilih racikan PC Gaming dgn hanya memaksimalkan VGA card, salah satunya karena banyak sekali TEORI dan MITOS yg beredar di internet bahwa game2 berat keluaran terbaru hanya bisa dimainkan dgn lancar menggunakan prosesor yg berjumlah core banyak (dan orang langsung melirik procie AMD FX-8XXX yg memiliki 8 core), ber-memory besar (8 atau 16 GB RAM… wow!), VGA card dgn ukuran dan bit memory yg besar (4 GB VRAM dan 512-bit GDDR5…?), dan power supply berkapasitas besar juga (700W ke atas) yg semuanya akan berujung pada biaya pembelian hardware & tagihan listrik yg membesar juga…
Juga soal “bottleneck” yg kayaknya sudah menjadi istilah umum yg ‘menghantui’ orang ketika hendak memilih racikan PC Gaming. Bottleneck – seperti namanya yg berarti “leher botol” – ibarat sebuah mobil sport mewah yg berpotensi punya kecepatan pacu 200 km/jam tapi hanya bisa bergerak dgn kecepatan terbatas 20 km/jam ketika melewati jalan sempit dan macet yg penuh dgn kendaraan. Apakah betul bahwa VGA card high-end akan turun sedrastis itu performanya ketika dipasangkan dgn komponen lain yg berkelas middle? Seberapa jauh sih sebetulnya, kebenaran teori bottleneck ini dalam membuat ‘macet’ performa PC Gaming?
Supaya ngga terlalu banyak berkutat pada TEORI dan MITOS, mari sama2 kita lihat hasil pengujian performa (benchmark) gaming pada berbagai kombinasi hardware yg pernah ane kerjakan, menggunakan beberapa judul game yg termasuk kategori Berat. Sebagian besar game2 ini bila dimainkan di PC dgn platform AMD APU plus RAM Dual-Channel 2x4 GB setting grafisnya ngga bisa lebih dari Low/Normal, bahkan beberapa judul di antaranya pada setting minimum sekalipun sudah ngga nyaman buat dimainkan. Tentunya bukanlah sekedar game modern sekelas PES atau The Sims ya…
Ada lebih dari 10 judul game modern yg masuk kategori Berat digunakan dalam pengujian ini, 7 (tujuh) di antaranya memiliki fitur Benchmark 'built-in' di dalamnya sehingga mempermudah dalam mengukur performa. Ketujuh game tsb adalah:
-Sleeping Dogs Definitive Edition
-Hitman Absolution
-Tomb Raider
-Middle-Earth: Shadow Of Mordor
-Company Of Heroes 2
-Total War: Rome II
-Metro Redux.
Beberapa judul game berat lain – yang sayangnya ngga memiliki fitur Benchmark built-in – juga diuji, tapi ngga untuk semua kombinasi hardware dan dilakukan sekedar bahan perbandingan saja karena dikenal sebagai game2 terberat yg ada sekarang. Performanya diukur menggunakan aplikasi Fraps. Game2 tsb adalah:
-Assassin’s Creed Unity
-Ryse: Son Of Rome
-Watch Dogs.
Selain itu, ada dua judul game yg juga diujikan karena kedua game ini mensyaratkan procie quad-core untuk bisa dimainkan dgn normal tanpa masalah apapun, yaitu Dragon Age: Inquisition dan Far Cry 4. Perlu diketahui bahwa bila menggunakan procie triple atau dual-core murni, DA:Inquisition akan mengalami kemacetan hebat bahkan sejak menu awal (opening screen) sehingga ngga bisa dimainkan, sedangkan game FC4 bahkan ngga bisa masuk sama sekali ke opening screen.
Satu game lagi yg diuji pada setting grafis maksimum adalah game lawas Grand Theft Auto IV. GTA IV dipilih karena game ini dikenal sangat dipengaruhi oleh performa prosesor dibandingkan VGA, istilahnya “CPU bound”, sehingga cocok untuk digunakan sebagai sarana pembanding pengaruh procie terhadap performa gaming.
Sebetulnya ada game lain yg masuk kategori Berat yaitu Call Of Duty: Advanced Warfare. Tapi game ini ternyata memiliki opsi2 yg berbeda dari yg biasa pada setting grafisnya sehingga ngga bisa begitu saja diset rata kanan dan sangat sulit untuk bisa dimainkan pada Max Setting, sehingga ngga masuk dalam pengujian ini. COD:AW juga menjadi satu-satunya game saat ini yg sangat ketat menerapkan batas minimum RAM yaitu 6 GB (semua judul game lain masih bisa dimainkan dgn lancar pada RAM 4 GB meskipun secara teori meminta 6 GB).
Semua judul game tsb dijalankan pada setting grafis maksimum. Semua opsi disetel pada posisi paling kanan termasuk antialiasing-nya, dan diaktifkan (ON) kecuali 1 opsi yaitu Vertical-Sync (VSYNC) yg tetap pada posisi OFF. Vsync ini terpaksa harus disetel Off supaya framerate yg diukur tidak dikunci pada FPS yg tetap (biasanya 60 FPS sesuai refresh rate monitor).
OS yg digunakan adalah Windows 7 Ultimate 64-bit Service Pack 1 dan display driver menggunakan versi terbaru yg tersedia pada saat pengujian. Pengujian dilakukan dgn memanfaatkan hardware yg tersedia pada rentang waktu Januari-April 2015. Pengaruh perbedaan pemakaian merk/tipe mainboard, RAM, PSU dan casing terhadap performa dianggap terlalu kecil sehingga dapat diabaikan, dan fokus pengujian adalah pada kombinasi pasangan procie dan VGA card terhadap performa gaming dgn setting grafis maksimum. Ada 2 (dua) jenis resolusi yg digunakan yaitu 1600x900 (resolusi maksimum dari monitor ukuran 20”) dan Full-HD 1920x1080 (resolusi maksimum dari monitor 23”).
Kombinasi pasangan procie+VGA yg diuji meliputi:
- Intel Core i5-4460 (quad-core 3,2 GHz) + HIS Radeon R7 265 IceQ X2 (2 GB GDDR5 256-bit)
- Intel Core i5-4460 (quad-core 3,2 GHz) + Gigabyte Radeon R9 270X OC (2 GB GDDR5 256-bit)
- AMD Vishera FX-8320 (octa-core 3,5 GHz) + Gigabyte Radeon R9 270X OC (2 GB GDDR5 256-bit)
- Intel Core i5-4690 (quad-core 3,5 GHz) + Inno3D Geforce GTX 960 OC (2 GB GDDR5 128-bit)
- Intel Core i5-4590 (quad-core 3,3 GHz) + ASUS Geforce GTX 960 Strix OC (2 GB GDDR5 128-bit)
- Intel Core i5-4590 (quad-core 3,3 GHz) + ASUS Geforce GTX 960 Strix OC (2 GB GDDR5 128-bit)
- Intel Core i3-3220 (“semi quad-core” 3,3 GHz) + MSI Geforce GTX 970 OC (4 GB GDDR5 256-bit)
- Intel Core i5-4690 (quad-core 3,5 GHz) + MSI Geforce GTX 970 OC (4 GB GDDR5 256-bit)
- Intel Core i5-4790K (“semi octa-core” 4,0 GHz) + MSI Geforce GTX 970 Gaming OC (4 GB GDDR5 256-bit)
Dari Kombinasi 1 sampai 5 diuji pada resolusi 1600x900, sedangkan Kombinasi 6 - 9 diuji pada resolusi 1920x1080 (Full-HD)
Dari daftar di atas bisa dilihat bahwa:
- Kombinasi 1 dan 2 menggunakan procie yg sama, sehingga bisa digunakan untuk menganalisis pengaruh dari menaikkan kelas VGA card terhadap performa masing2 judul game yg diuji
- Kombinasi 2 dan 3 menggunakan VGA card yg sama, sehingga bisa digunakan untuk membandingkan procie mana yg lebih bagus performanya antara Intel quad-core 3,2 GHz dengan AMD octa-core 3,5 GHz
- Kombinasi 5 menggunakan procie sesama Intel yg lebih lambat daripada Kombinasi 4 (3,3 GHz vs 3,5 GHz) dan menggunakan VGA card sesama Geforce GTX 960 yg sedikit lebih kencang (ASUS Strix vs Inno3D OC), sehingga bisa dilihat mana kombinasi yg lebih baik antara procie yg lebih mahal atau VGA yg lebih mahal
- Kombinasi 5 dan 6 merupakan pasangan procie+VGA yg sama tapi berbeda resolusi tampilan/monitornya, sehingga bisa dilihat pengaruh pemilihan resolusi yg berbeda terhadap performa pada spek yg sama
- Kombinasi 7 dan 8 menggunakan VGA card yg sama tetapi beda procie, sehingga bisa dilbuktikan apakah performa i3-3220 yg relatif murah masih layak disandingkan dgn VGA card sekelas Geforce GTX 970.
Dan inilah hasilnya (framerate yg ditampilkan hanya yg Average atau rata-rata ya)…
Dari grafik/bar di atas, setiap kombinasi procie+VGA ternyata memberikan hasil yg bervariasi pada setiap judul game, sebagian besar menjadikan game Metro Redux sebagai game terberat di antara ke-7 judul game yg memiliki Benchmark built-in tsb, karena memberikan nilai framerate (FPS) terendah ketika dimainkan pada setting grafis maksimum (rata kanan). Tapi ada juga yg menjadikan game terberatnya adalah Tomb Raider atau Hitman Absolution. Bila mau dianalisis lebih lanjut, tampaknya ada game yg lebih “condong” ke VGA card AMD Radeon daripada Nvidia Geforce, atau sebaliknya…
Lalu inilah peninjauan terhadap masing2 perbandingan kombinasi2 tsb...
Perbandingan antara Kombinasi 1 dan 2 (warna biru-tua vs ungu di bawah) menunjukkan bahwa semua judul game yg diuji performanya sangat dipengaruhi oleh VGA, dengan tingkat responsivitas yg bervariasi. Game yg sangat responsif terhadap kenaikan VGA card dari sesama Radeon R7 265 ke R9 270X adalah Tomb Raider, yaitu mencapai 32,4%. Sedangkan game yg responsivitasnya terhadap VGA ini paling rendah adalah Hitman Absolution yg hanya 18,1%. Info tambahan (tidak ditampilkan pada grafik/bar karena hanya diuji pada sebagian saja dari ke-9 platform di atas) bahwa game Grand Theft Auto IV ternyata responsivitasnya terhadap VGA sangat rendah, hanya naik dari 63,54 ke 63,57 FPS pada setting grafis maksimum pada kedua kombinasi ini.
Perbandingan antara Kombinasi 2 dan 3 (warna ungu vs biru di atas), menggunakan VGA card yg sama ternyata procie octa-core AMD FX-8320 hanya mampu mengimbangi performa quad-core Intel Core i5-4460 pada game Sleeping Dogs Definitive Edition dan ME:Shadow Of Mordor. Pada game lainnya, Core i5-4460 beraksi lebih cepat hingga 12,1% dibandingkan FX-8320, atau pada ketujuh judul ini rata-rata 3,5% lebih kencang. Hal ini makin dipertegas oleh performa game GTA IV (tidak ditampilkan) yg hanya mencapai 56,96 FPS bila menggunakan FX-8320 padahal GTA IV ini adalah game yg betul-betul bisa menunjukkan perbedaan kualitas procie dalam hal gaming. Artinya – bila bujet ikut menjadi acuan – memilih CPU rakitan dgn procie FX-8320 yg secara sistem keseluruhan belum tentu lebih murah itu ternyata bukanlah pilihan yg bijaksana, apalagi kalau menimbang juga konsumsi listriknya yg lebih tinggi daripada Core i5-4460.
Perbandingan antara Kombinasi 4 dan 5 (warna orange vs merah di bawah) lagi-lagi menunjukkan bahwa peranan VGA jauh lebih dominan daripada procie. Sama-sama menggunakan Geforce GTX 960 tapi hanya berbeda sedikit kecepatannya (ASUS Strix memiliki clock-speed yg lebih tinggi daripada Inno3D OC) ternyata performanya meningkat rata-rata 7,5% meskipun procie yg digunakan justru sedikit lebih lambat (clock-speed Core i5-4590 < Core i5-4690).
Perbandingan antara Kombinasi 5 dan 6 (warna merah vs hijau di atas), menggunakan hardware yg sama tapi berbeda resolusi monitornya saja, menunjukkan bahwa performa gaming bisa turun cukup jauh ketika kita memutuskan untuk menampilkannya pada resolusi yg lebih tinggi atau monitor yg lebih besar ukurannya, misalnya pada kasus ini dari monitor ukuran 20” ke monitor 23” (Full-HD). Dari ketujuh game yg diuji, rata-rata performanya di resolusi 1920x1080 hanya 77,2% dari performanya di 1600x900. Yg menarik, dgn performa di setiap game yg sudah melewati 27 FPS pada setting grafis maksimum (rata kanan), VGA card sekelas Geforce GTX 960 yg notabene “hanya” ber-memory 2 GB 128-bit ternyata sudah memadai buat memainkan game2 berat pada resolusi Full-HD 1920x1080, mungkin hanya perlu sedikit saja menurunkan setting antialiasing-nya untuk memperlancar performa dan tetap bisa menampilkan kualitas grafis yg tinggi.
Perbandingan antara Kombinasi 7 dan 8 (warna hijau-muda vs biru-muda)… nah! Inilah bagian yg paling menarik buat orang2 yg ingin mendapatkan performa gaming kelas atas tapi bujetnya terbatas: Sama-sama menggunakan VGA card high-end Geforce GTX 970 4 GB GDDR5 256-bit, performa gaming dari procie kelas sejutaan Intel Core i3-3220 ternyata hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Core i5-4690 yg jauh lebih mahal!
Ini perbandingan rata-rata frameratenya (FPS):
-Sleeping Dogs Definitive Edition hanya turun dari 48,8 ke 46,3 (5,1%)
-Hitman Absolution hanya turun dari 44,472908 ke 41,544952 (6,6%)
-Tomb Raider hanya turun dari 41,6 ke 40,9 (1,7%)
-Middle Earth: Shadow Of Mordor hanya turun dari 72,66 ke 70,44 (3,1%)
-Company Of Heroes 2 turun dari 46,24 ke 29,26 (36,7%)
-Total War: Rome II turun dari 56,5 ke 43,9 (22,3%)
-Metro Redux turun dari 43,68 ke 33,1 (24,2%).
Pada empat judul game yg pertama penurunannya hanya kurang dari 7%. Tapi untuk game2 yg bertema strategi seperti COH dan Total War memang agak jauh turunnya karena peranan procie pada game2 tsb juga besar. Mungkin kalau Core i3 yg diuji dari generasi terbaru yaitu Core i3-4130 Haswell hasilnya bisa lebih baik, karena platform yg menggunakan Core i3-3220 ini slot PCI Express-nya hanya bekerja di kecepatan Gen 2 (PCI-E 2.0) berbeda dgn platform untuk Core i3 Haswell yg mampu bekerja lebih maksimal di Gen 3 (PCI-E 3.0). Meskipun begitu, framerate yg didapat masih tergolong lancar dan bisa ditingkatkan supaya bisa melebihi 40 FPS dgn cara sedikit menurunkan setting grafis misalkan antialiasing-nya cukup FXAA saja, dan tetap bisa menampilkan kualitas grafis yg tinggi selayaknya menggunakan Geforce GTX 970. Apakah terjadi bottleneck di sini? Kalau dicek menggunakan aplikasi analisis HWMonitor dari CPUID atau GPU-Z dari TechPowerUp, pemanfaatan/kerja VGA (GPU Utilization) pada saat full-load/gaming tetap bisa mencapai 99-100% yg artinya VGA card high-end ini tetap dapat bekerja secara maksimal sesuai kemampuan yg sebenarnya meskipun procie-nya ‘hanya’ Core i3. Bahwa kemudian performa gamingnya lebih rendah dibandingkan ketika menggunakan procie Core i5, itu bukanlah akibat adanya bottleneck tetapi memang sewajarnya begitu karena performa gaming secara keseluruhan adalah kombinasi dari ‘kerja’ setiap komponen yg terlibat (VGA, procie, memory, dll). Dan bukan hanya hardware, tapi juga software dan driver ikut mempengaruhi performa gaming…
Dan… untuk lebih meyakini kemampuannya, kombinasi pasangan Core i3-3220 + MSI GTX 970 ini juga telah diuji performanya dalam memainkan game2 paling berat saat ini, dan hasilnya adalah (rata-rata framerate, FPS):
-Assassin’s Creed: Unity rata-rata 35 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Ryse: Son Of Rome rata-rata 24 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Watch Dogs rata-rata 50 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD.
Lalu bagaimana kemampuannya dalam memainkan game2 yg mensyaratkan procie quad-core? Hasil di bawah ini mempertegas fakta bahwa Core i3 bukanlah procie dual-core biasa, tapi dual-core yg mampu menjalankan fungsi selayaknya quad-core, karena ternyata kedua game ini bisa dimainkan dengan lancar tanpa masalah apapun:
-Dragon Age: Inquisition rata-rata 40 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD
-Far Cry 4 rata-rata 70 FPS pada setting maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD.
Kalau melihat semua hasil benchmark pasangan Core i3-3220 dan Geforce GTX 970 di atas, lagi-lagi hanya dgn sedikit menurunkan (terutama) antialiasing dan multisampling dalam setting grafisnya semua judul game berat ini bisa lancar dimainkan dgn FPS rata-rata di atas 40 dan tetap menampilkan kualitas grafis yg memukau mata…
Dan kalau dihitung soal harganya, rakitan yg menggunakan kombinasi Core i3 + GTX 970 ini hanya beberapa ratus ribu lebih mahal daripada kombinasi Core i5 + GTX 960. Kita bisa bandingkan performanya dengan melihat hasil dari Kombinasi 6 dan 7 (warna hijau vs hijau-muda di bawah), yaitu antara Core i5-4590 + ASUS GTX 960 Strix (VGA card GTX 960 terkencang yg ada saat ini) dengan Core i3-3220 + MSI GTX 970 OC.
Ternyata rata-rata framerate yg dihasilkan oleh i3-3220 + GTX 970 lebih besar 28,1% dibandingkan i5-4590 + GTX 960, bahkan pada game Middle Earth: Shadow Of Mordor selisih performanya mencapai hampir dua kali lipat dari 35,7 menjadi 70,44 FPS! Artinya, penggunaan procie yg lebih rendah kelasnya bukan berarti selalu menghasilkan performa yg lebih lambat, asal dipasangkan dgn VGA card yg lebih kuat. Tercatat hanya dua game pada pengujian ini yg memberikan hasil performa lebih rendah pada kombinasi pasangan Core i3-3220 + GTX 970 dibandingkan Core i5-4590 + GTX 960 yaitu COH2 dan GTA IV, tentu saja karena game2 ini memang tergolong CPU bound.
Terakhir, kita akan lihat bagaimana performa gaming dari procie terkencang yang diuji yaitu Intel Core i7-4790K. Procie "semi 8-core" ini merupakan procie tertinggi di kelas harga yg “wajar”, karena sebetulnya masih ada procie lain yg memang lebih kencang tapi harganya sudah sangat menguras dompet (belasan juta), yaitu Core i7-4960X (semi 12-core) dan i7-5960X (semi 16-core... OMG!).
Perbandingan antara Kombinasi 8 dan 9 (warna biru-muda vs pink di bawah) ini selisih harganya hampir mencapai 3 juta, yaitu antara pasangan Core i5-4690 + MSI GTX 970 OC dengan pasangan Core i7-4790K + MSI GTX 970 Gaming OC. Seri VGA card dari MSI ini memang tersedia dalam dua versi, yg versi Gaming memiliki clock-speed lebih tinggi plus beberapa fitur eksklusif yg menyebabkan selisih harganya jauh. Sedangkan Core i7-4790K selain memiliki clock-speed yg lebih tinggi dari Core i5-4690 juga menerapkan Hyper-Threading sehingga meskipun sama-sama quad-core, Core i7 ini mampu menjalankan fungsi octa-core (sama seperti yg mampu dilakukan oleh Core i3: quad-core via Hyper-Threading). Lalu apakah selisih harga yg hampir 3 juta ini masih layak untuk dikejar?
Ternyata kenaikan framerate pada ketujuh judul game yg diujikan di antara kedua pasangan procie+VGA ini hanya sedikit sekali, rata-rata 3,7% saja. Kenaikan tertinggi yaitu 8,5% terjadi pada game Total War: Rome II. Tampaknya hingga kini belum ada satu pun game yg bisa mengambil manfaat maksimal dari jumlah core yg lebih dari 4. Hasil ini semakin mempertegas fakta bahwa untuk bermain game di resolusi tinggi dan kualitas grafis maksimum, memilih penggunaan procie Core i5 masih lebih bijaksana dibandingkan Core i7. Kalau memang bujet yg tersedia begitu besarnya, alangkah lebih baik memaksimalkan lagi VGA card yg digunakan misalnya GTX 980 untuk tetap dipasangkan dengan Core i5. Sayang sampai saat penulisan ini ane masih belum mendapat kesempatan melakukan uji performa gaming menggunakan GTX 980, akibatnya sampai saat ini juga belum bisa ditemukan pasangan hardware yg cukup kuat untuk memainkan game Call Of Duty: Advanced Warfare pada setting grafis maksimum (rata kanan) resolusi 1920x1080 Full-HD…
Bagaimana kalau pasangan Core i7-4790K + MSI GTX 970 Gaming OC ini kita bandingkan juga dengan Core i3-3220 + MSI GTX 970 OC yg harganya hampir 4,5 juta lebih murah?? Ini perbandingan rata-rata frameratenya (FPS):
-Sleeping Dogs Definitive Edition turun dari 50,8 ke 46,3 (8,9%)
-Hitman Absolution turun dari 44,983139 ke 41,544952 (7,6%)
-Tomb Raider turun dari 42,6 ke 40,9 (4,0%)
-Middle Earth: Shadow Of Mordor turun dari 73,39 ke 70,44 (4,0%)
-Company Of Heroes 2 turun dari 48,51 ke 29,26 (39,7%)
-Total War: Rome II turun dari 61,3 ke 43,9 (28,4%)
-Metro Redux turun dari 45,47 ke 33,1 (27,2%).
Pada empat judul game yg pertama penurunannya hanya kurang dari 9%, dan secara rata-rata keseluruhan penurunannya 19,5% saja. Apakah perbedaan harga yg hampir 4,5 juta itu layak untuk dikejar? Hmm... soal ini sih tergantung bujetnya juga sih yaa...
Diubah oleh GreenHouseBooks 18-06-2015 23:32
0
54.8K
139
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Hardware Computer
31.1KThread•11.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya