dedenhidayatAvatar border
TS
dedenhidayat
KISAH NYATA DIBALIK TRAGEDI SUKHOI {PIC INSIDE}


~ Senyum Terakhir: Kisah Cinta (Nyata) Dibalik Tragedi Sukhoi ~

“Pada akhirnya, kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan selalu menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam hidup kita.”

Saat terakhir aku melihat jasadnya

Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu. Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.

Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.

Dengan setengah mengantuk gua angkat.

“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon

“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua

“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”

“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.

“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”

Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.

Seorang perempuan cantik menyapa gua di depan pintu kabin :

“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua

“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.

“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.

Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat. Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.

“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.

“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.

Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat. Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.

Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue

“apaan ini?”

“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”

“oh.. makasih mbak.. “kata gua.

Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “

“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”

Dengan kebingungan dia membalas.

“kok bisa tau nomor aku?”

“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”

“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”

Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.

Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.

Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab

“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”

“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”

“memangnya kenapa?”

“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”

Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.

Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.

Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…

“kok kamu mau jadi pramugari?”

“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””

“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.

“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”

“begitu ya?”

“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”

“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”

“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.

Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.

Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.

Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.

Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..

***

setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah. Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.

Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.

Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.

Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.

Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.

Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.

“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”

“jadi aku harus gimana?”

“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””

Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..



lanjutan di bawah gan.....

http://bit.ly/1qwlk0a
Diubah oleh dedenhidayat 21-07-2014 08:48
0
45.5K
278
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.