Di saat kita kecil, saat kita haus kita hanya menangis, di saat kita ketakutan kita hanya menangis, di saat kita tidak nyaman kita hanya menangis .
setelah dewasa, saat kita haus kita tidak bukan menangis untuk meminta air, di saat kita ketakutan kita tahu apa yang harus kita lakukan, di saat kita tidak nyaman kita pun tahu bagaimana untuk membuat diri untuk nyaman .
Tapi yang benar - benar kita tidak tahu dari saat kita masih kecil hingga beranjak dewasa itu hanya masa depan dan siapa yang akan datang atau pergi di kehidupan kita nanti .
Mungkin saya salah satu nya orang yang hampir menyerah karena masa depan, karena semua keluarga saya sudah tidak bersama saya lagi .
Sampai sekarang pun saya masih bertanya - tanya apa yang ada di masa depan saya, mungkin anda yang sedang membaca ini pun pernah berfikir seperti ini .
Sudah dua kali saya mencoba mengakhiri hidup saya, tapi entah kenapa selalu gagal dan terselamatkan, apa Tuhan punya rencana menyiksa saya lebih lama dan perlahan di dunia ini atau sebaliknya .
Banyak orang yang menyemangati saya, atau menyuruh saya mencari kesibukan lain atau jatuh cinta agar bisa menghilangkan depresi saya .
Apa itu berhasil? TIDAK SAMA SEKALI, saya tertekan dengan kedaan seperti ini sudah berlangsung hampir 7 tahun lebih .
Sampai akhirnya saya menemukan hobi ini, menulis saat saya sedang depresi, setidaknya beberapa bulan ini saya tidak menyakiti diri saya lagi atau hal lain yang bodoh .
Untuk bersosial kepada orang - orang di sekitar saya sangat sulit, karena saya tidak tahu ingin membahas apa atau berbicara apa .
Saya lebih senang menyendiri, menghayal masa lalu, mengenang saat saya masih bahagia dulu saat masih punya keluarga, itu terkadang yang membuat saya tersenyum sendiri dan terkadang itu yang membuat saya ingin mengakhiri hidup karena ingin bertemu mereka kembali .
Tapi itu hanya rencana saya, rencana seorang manusia lemah dan bodoh yang belum tentu di kabulkan oleh Pencipta kita .
Entah kenapa saya terlahir seperti ini, walau saya tidak cacat secara fisik, tapi saya cacat secara batin, saya bagaikan mayat yang hidup .
Memang setiap orang punya sebuah mimpi agar kita semangat untuk melanjutkan hidup kita dan mencapai nya .
Tapi untuk apa bila impian saya tercapai? dan apa keluarga saya yang sudah pergi meninggalkan saya bisa melihat saya di saat saya sukses di dunia?
Dan terkadang saya sering menangis saat melihat kakek-kakek/ nenek-nenek yang mengemis di pinggir jalan .
Apa dia sama seperti saya? tidak punya siapa - siapa hingga di usia tua?
Atau orang yang di tinggal dan di acuhkan keluarganya dan masih bertahan hidup di jalanan?
Mungkin saya satu satu nya pria yang berumur 23 tahun yang sudah pasrah dengan hidup, entah akan bagaimana di masa depan akan datang .
Dan sampai sekarang saya tidak punya mimpi, hanya ingin mati di saat semuanya sudah benar - benar berat dan tidak ada jalan lagi .
Tapi nyali saya belom berani untuk berdiri di atas rel kereta dan menunggu kereta menghantam kita atau menembakan pistol ke tengkorak kepala saya ..
Tetapi tubuh dan batin sudah terasa sangat lelah menjalani hidup ini .
Dan apabila kalian yang membaca ini masih mempunyai kedua orang tua, hargai lah orang tua kalian, buat masa tua mereka bahagia karena dirimu .
Itu harga yang pantas untuk membayar karena mereka telah merawat kita dulu saat kecil hingga dewasa, dan itu tanda anda masih beruntung di kehidupan baik ini .
Mungkin saya akan terus belajar menulis, sampai ada karya saya yang membuat anda menangis setelah membacanya .
Dan terus berhayal untuk menulis cerita yang bisa membuat anda tertawa walau saya yang menulis lupa rasa tertawa bahagia atau canda .


Terima kasih sudah membaca curhatan saya, karena saya tidak punya teman untuk bercerita .