Quote:
TEMPO.CO , Jakarta - Sosiolog Universitas
Indonesia, Imam Prasodjo, mengatakan
ijazah palsu yang mementingkan gelar bagi
pembelinya disebabkan sesatnya pola pikir
orang tersebut. Gelar adalah salah satu cara
orang untuk meningkatkan statusnya.
"Level education juga meningkatkan status.
Semua ini karena di Indonesia, orang
dihormati casing-nya. Dan casing yang
paling seksi itu gelar pendidikan," kata Imam
di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.
Salah satu cara untuk menghilangkan ijazah
palsu itu dengan mengubah pola pikir.
"Diikoreksi dulu jalan berpikirnya, contohnya
dengan tidak mencantumkan gelar dalam
undangan kimpoian," ujarnya.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi M. Nasir menyayangkan masih
banyak masyarakat Indonesia yang gandrung
dengan gelar. "Kita itu paling suka punya
gelar. Tapi betul tidak gelar itu?" katanya.
Nasir menceritakan pengalamannya saat
pertama kali kasus ijazah palsu dibacanya
dari media massa. Menurutnya, salah satu
alasan para pembeli ijazah bodong itu
lantaran malas melakukan riset dan hanya
mengandalkan uang untuk membeli gelar
akademis saja.
Nasir juga memaparkan dalam hal publikasi
riset, Indonesia sangat kalah dibandingkan
dengan Malaysia. "Jumlah publikasi karya
ilmiah seluruh Indonesia masih lebih sedikit
dibanding jumlah publikasi karya ilmiah di
satu universitas di Malaysia," katanya.
Ke depan, Nasir ingin lebih mengembangkan
penelitian di Indonesia. Caranya, menambah
jumlah program studi yang terakreditasi
unggul nasional dan internasional.
Dia juga akan meningkatkan jumlah publikasi
internasional. "Kami juga akan memberikan
bantuan pendanaan bagi mahasiswa serta
bantuan pendanaan riset pendidikan tinggi
bagi siswa Indonesia di dalam dan luar
negeri," katanya.
[url= http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/28/079670152/sesat-pikir-jangan-cantumkan-gelar-di-undangan-perkimpoian]sumur[/url]
biasanya sih buat ajang pamer pameran apalagi kalo ngundang warga satu kampung .