Jakarta- Menristek Dikti M Nasir terus mendalami praktik kotor jual beli ijazah yang dilakukan belasan kampus di Jabodetabek. Salah satu modus adalah meluluskan mahasiswa yang baru kuliah 16 SKS.

"Saya itu kan lihat di dokumen saya, melalui pangkalan data pendidikan tinggi, ditemukan ada lulusan yang sudah lulus sebagai seorang sarjana hanya kuliah 16 SKS, ada juga yang 30 SKS, itu kan nggak benar," kata Menteri Nasir saat berbincang, Minggu (25/5/2015).

Dalam sistem pendidikan Indonesia, gelar S1 baru bisa disandang jika seorang mahasiswa minimal sudah menyelesaikan 144 SKS. Normalnya, 144 SKS itu ditempuh dalam 8 semester atau 4 tahun.

Kampus yang melakukan praktik jual beli ijazah di antaranya ada yang mensyaratkan mahasiswanya kuliah satu atau dua semester, yang berarti hanya menyelesaikan 16-30 SKS. Bagaimana dengan sisa 100 lebih SKS lainnya? Tragis, itu diselesaikan dengan nominal rupiah tertentu.

Nasir pernah mengungkap bahwa harga ijazah S1 di belasan kampus di Jabodetabek di kisaran Rp 16-25 juta. Lain lagi dengan ijazah S2, harganya bisa dua kali lipatnya.

"Kalau ada yang merasa dirugikan, bisa minta pemegang gelarnya diperiksa, kita akan periksa. Kalau terbukti, maka gelarnya tidak bisa dipakai, karena berarti dia tidak mempunyai kewenangan sesuai Undang-undang," papar Nasir.

detik

16 sks.. hemat waktu..