ALIH -alih beredar di pasar dan pengecer, ternyata
beras plastik yang selama ini diburu Pemerintah
Kabupaten Karawang ditemukan warga
Kecamatan Tempuran dan Cilebar bercampur
dengan beras miskin (raskin).
Alhasil, raskin berkualitas rendah yang
didistribusikan Bulog sejak Jumat (22/5), ditahan
sementara oleh Maman Kadarisman, sekretaris
Desa Pancakarya, Kecamatan Tempuran.
"Pihak desa menahan sementara raskin dari
Bulog Palumbonsari itu, karena sebelumnya saya
dikontak TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan) agar jangan dulu disebar ke
masyarakat," kata Maman kepada Radar
Karawang, Minggu (24/5).
Ia mengungkapkan, raskin tersebut rencananya
didistribusikan Sabtu (23/5). Kepada Manan, Leo
mengatakan, di Desa Sukaratu dan Mekarpohaci
Kecamatan Cilebar, Karawang ada temuan bahwa
raskin yang beredar di sana bercampur beras
plastik.
Dua jam sebelum didistribusikan, Maman dan
perangkat desa pun memeriksa beras-beras
dalam karung Bulog itu. "Hasilnya dalam
campuran raskin yang bertumpuk menir tersebut
ada butiran beras yang bentuknya sangat berbeda
dan mencolok," ujarnya.
Dari bentuknya, kata Maman, campuran raskin
sebanyak 4,1 ton itu ujungnya tidak lancip tapi
tumpul. Sementara yang asli teksturnya oval.
Untuk meyakinkan lagi, pihaknya membakar beras
tersebut dan hasilnya mencengangkan. Beras itu
berbau menyengat khas plastik dan mengembang
seperti berondong jagung.
"Jika beras asli dibakar akan hangus dan tidak
ada perubahan karena padat. Namun beras yang
ukurannya seperti varietas muncul ini, saat
dibakar langsung berkretek dengan sengat baunya
yang khas plastik," ungkapnya.
Sumur
Harusnya buat campuran nasi kotak saja. kan sesama asalnya