Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • (Lebih ke masalah ekonomi) Terusan Kra "ancam" Poros Maritim.

omjonoakangAvatar border
TS
omjonoakang
(Lebih ke masalah ekonomi) Terusan Kra "ancam" Poros Maritim.
Tiongkok Ambil Bagian Realisasikan Pembangunan Terusan Kra
Selasa, 19 Mei 2015 , 12:19:00 WIB
Laporan: Amelia Fitriani
Tiongkok kabarnya telah telah
menandatangani nota kerjasama
pembangunan Terusan Kra dengan Thailand pada akhir pekan kemarin (Minggu, 17/5).
Kabar tersebut dilansir oleh surat kabar berbahasa Mandarin yang berbasis di Hong Kong, Wen Wei Po seperti dikutip Mothership. Bila tidak ada halangan, Terusan Kra yang memiliki panjang 102 kilometer, lebar 400 meter, dan kedalaman 20 meter itu akan bisa dibangun dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dengan menelan anggaran 210 miliar dolar AS. Bahkan bila melibatkan
teknologi nuklir dalam konstruksi, rentang waktu pembangunan bisa dipangkas menjadi 7 tahun, tapi dengan anggaran yang lebih
membengkak, yakni 360 miliar dolar AS.
Perlu diketahui, Thailand Kra Isthmus Canal atau yang biasa dikenal dengan sebutan Terusan Kra merupakan Terusan yang telah dirancang sejak tahun 1677 lalu saat Raja Thai Narai meminta insinyur Perancis de Lamar untuk meneliti kemungkinan membangun sebuah terusan yang bisa
menghubungkan Samudera Hindia dan Laut China Selatan agar mempermudah
transportasi. Berbeda dengan Terusan
Panama dan Terusan Suez, Terusan Kra
hanya sebatas wacana selama berabad-abad dan belum terealisasikan hingga saat ini. Bila berhasil dibangun, Terusan Kra akan bisa mempersingkat perjalanan sekitar 1.200 kilometer antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Selain itu, mengangkut
kargo seberat 100 ribu ton melalui Terusan Kra juga bisa mempersingkat waktu pengiriman antara dua hingga lima hari dan menghemat sekitar 350 ribu dolar AS bahan bakar.
Selain pengehmatan waktu serta biaya
angkut, Terusan Kra juga bisa memperbesar arus pengiriman logistik antara Asia Timur dan Eropa. Perjalanan yang ditempuh pun
menjadi semakin ringkas tanpa perlu melalui Selat Malaka. Hal itu sekaligus mengurangi resiko ancaman bajak laut.
Dengan pembangunan Terusn Kra tersebut, Thailand kecipratan keuntungan dengan pengumpulan biaya tol, biaya pelabuhan dan
sejumlah perkembangan lainnya terkait Terusan Kra. Lantas mengapa Tiongkok ikut ambil bagian dalam pembangunan Terusan Kra? Menurut United States Energy Information Administration, konsumsi minyak Tiongkok melampaui produksi minyak dalam negerinya. Hal itulah yang menyebabkan Tiongkok bergantung pada impor minyak mentah untuk menopang industri dalam negerinya. Sebagian besar minyak mentah Tiongkok berasal dari Timur Tengah dan Afrika. Pengiriman minyak tersebut biasa dilakukan
melalui jalur yang ada saat ini, yakni
melintasi Selat Malaka, melalui Singapura, sebelum akhirnya tiba di Tiongkok. Dengan adanya Terusan Kra, rute pengiriman minyak bisa dipangkas. Hal itu sekaligus bisa
memangkas biaya angkut dan tentu saja hal itu memberikan dampat positif tersendiri bagi Tiongkok.
Bukan hanya itu, hal lain yang bisa menjadi alasan Tiongkok ikut ambil bagian dalam pembangunan Terusan Kra adalah karena pertimbangan strategis. Seperti diketahui, Angkatan Laut Amerika Serikat memiliki basis
di Filipina dan sesekali berhenti di Singapura. Karena hal itulah, Angkatan Laut Tiongkok perlu memiliki rute lainnya ke laut India yang jauh dari perairan yang disengketakan di
Laut China Selatan. Saat ini, kapal milik Tiongkok hanya bisa berlayar melalui Laut China Selatan, dekat
dengan Kalimantan dan Kepulauan Spratly yang disengketajan. Namun jika Kanal Kra terbuka, kapal milik Tiongkok akan bisa mengambil rute yang lebih dekat ke Vietnam.

dunia.rmol.co/read/2015/05/19/203214/Tiongkok-Ambil-Bagian-Realisasikan-Pembangunan-Terusan-Kra


Baru beberapa hari teluk lamong operasional, dah ada brita ginian. Kalo gak salah ada artikel konstipasi yang mengatakan perompakan di malaka merupakan skenario untuk memuluskan proyek ini.


Dikibuli Tiongkok, Poros Maritim Indonesia Terancam Gagal Terbentuk
intelijen - Pemerintah Republik Rakyat Cina sedang merencanakan pembangunan sebuah terusan atau kanal di Kra Isthmus, Thailand sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Samudera India. Dengan kanal itu, kapal-kapal dari dan menuju pelabuhan-pelabuhan Cina tak perlu lagi melewati Selat Malaka. Rute baru ini mempersingkat perjalanan sejauh 1.000 kilometer. Selain itu, pelayaran melewati Selat Malaka dinilai tidak aman karena kasus pembajakan yang terbilang tinggi, belum lagi sedimentasi yang membuat kedalaman laut berkurang dan rongsokan kapal yang tersebar di banyak titik. Kabut dan kumpulan ikan yang berenang dalam rombongan berukuran besar juga menjadi persoalan lain di kawasan itu. Secara umum, menurut Cina Daily Mail, pelayaran melalui Selat Malaka dua kali lebih berbahaya dari Terusan Suez di Mesir dan empat kali lebih berbahaya dari Terusan Panama di Amerika Latin. Pembangunan terusan di Thailand ini lebih mudah dilakukan mengingat Cina telah memiliki hubungan baik tidak hanya dengan Thailand tetapi juga dengan ASEAN dalam beberapa tahun terakhir. Nilai perdagangan Cina dengan ASEAN meningkat dari 54,8 miliar dolar AS di tahun 2002 menjadi 443,6 miliar dolar AS di tahun 2013. Dalam periode yang sama investasi Cina di kawasan itu meningkat menjadi sebesar 100 miliar dolar AS. Perusahaan plat merah Cina, LiuGong Machinery Co. Ltd dan XCMG serta perusahaan swasta Sany Heavy Industry Co. Ltd akan terlibat dalam pembangunan Terusan Kra Isthmus. Bukan hanya Cina, terusan ini juga akan menguntungkan negara-negara industri lain termasuk Jepang dan India. Selain Thailand, Vietnam pun akan menangguk untung. Kota di selatan Vietnam, Can Tho akan menjadi pelabuhan transisi di antara Teluk Thailand dan Laut Cina Selatan. Pembangunan Terusan Kra Isthmus ini diperkirakan akan membuat rute perjalanan melalui Selat Malaka semakin sepi. Ini juga berarti ikut mengurangi jumlah kapal-kapal bertonase besar yang melewati kepulauan Indonesia. Menanggapi hal ini, Dr. Yulian Paonganan dari Institut Maritim Indonesia mengatakan, Terusan Kra Isthmus sudah lama digagas, hanya belum terealisasi. Pemerintah Cina menargetkan, Terusan ini selsai tahun 2019. “..kalau itu jadi kita repot..” , ujar pria yang biasa disapa Ongen ini. Ia pun menambahkan, keberadaan Terusan Kra ini akan mengurangi lalu lintas laut di Selat Malaka dan Selat Sunda. “Terusan Kra akan alihkan lalu lintas kapal yang selama ini lewat Selat Malaka dan Selat Sunda, karena perpendek jalur…”, ujarnya lagi. Pria berdarah Toraja ini juga menambahkan, meski awalnya Cina mengatakan membangun Terusan Kra hanya untuk lalu lintas kapal tanker milik mereka, namun hal tersebut diragukan. “Itu diragukan. Ujung-ujungnya semua kapal lewati (terusan Kra)”. Ongen pun menambahkan, bila Terusan Kra jadi, RI yang sejak dahulu menjadi poros perdagangan dunia melalui laut, akan mengalami perubahan. “Wah pokoknya Terusan Kra kalau jadi, RI yang sejak dahulu poros perdagangan dunia lewat laut akan berubah…”, imbuhnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia berencana melakukan kerjasama di berbagai bidang dengan Cina termasuk soal poros maritim. terkait gagasan jalur sutra maritim Cina yang diharapkan dapat menguntungkan kedua negara. TNI sebagai bagian dari pertahanan Indonesia menyoroti isu tersebut. “Presiden menempatkan poros maritim Indonesia sebagai kebijakan. Kita juga kaitkan dengan kebijakan Cina soal jalur Sutra maritim. Kita kaitkan apakah kira-kira ada sebuah titik temu dan titik singgung yang saling menguntungkan antara dua kebijakan ini,” ungkap Panglima TNI Jenderal Moeldoko, 22 Desember 2014 lalu di Mabes TNI Cilangkap. Mantan Pangdam Siliwangi tersebut juga mengatakan penting bagi TNI memikirkan kemungkinan kerjasama antar kedua negara ini. Mengingat bagaimana di satu sisi Indonesia mengedepankan poros maritimnya, sementara Cina dengan jalur sutranya. “Di mana titik singgungnya dan kira-kira peluang dan opportunity kita ada di mana. Sehingga kebijakan itu nantinya bisa menguntungkan kedua belah pihak,” tutur Moeldoko. Rencana kerjasama ini muncul dalam acara KTT APEC 2014 di Beijing, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Saat itu, Presiden Jokowi sempat bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan keduanya membahas kerjasama di berbagai bidang. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping menyoroti agenda maritim RI dan gagasan jalur sutra Cina sebagai fokus baru kerjasama saling menguntungkan kedua negara. Dengan dibangunnya Terusan Kra Isthmus oleh Cina ini, maka poros Maritim yang digadang-gadang akan menguntungkan Indonesia terancam gagal terbentuk. (Piyungan)

www.intelijen.co.id/dikibuli-tiongkok-poros-maritim-indonesia-terancam-gagal-terbentuk/
Polling
0 suara
Benarkah terusan kra ancam poros maritim Indonesia?
Diubah oleh omjonoakang 24-05-2015 19:14
0
10.8K
38
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.