Beragam saran untuk penanganan pengungsi Rohingya dan Bangladesh telah diberikan sejumlah pihak. Salah satunya memberikan kewarganegaraan bagi pencari suaka.

"Terima mereka sebagai assylum seeker (pencari perlindungan). Ini negara besar tanah kita luas, sumber daya kita besar. Dan kita akan ditolong dengan kemampuan kita menolong orang susah," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (22/5/2015).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai dengan pemberian kewarganegaraan kepada pencari suaka bukan hal yang aneh. Apalagi keselamatan pengungsi Rohingya di negara asalnya sangat terancam.

Indonesia dinilai bisa menaturalisasi seribu lebih pengungsi Rohingya dari Myanmar tersebut. Fahri setengah bergurau, jika Indonesia bisa menaturalisasi pemain bola demi meningkatkan kemampuan Tim Nasional, masak naturalisasi pengungsi Rohingya enggak bisa.

"(Pengungsi Rohingya) Kita adopsi sistem naturalisasi, masak cuma pemain bola yang dapat naturalisasi? Yang menanam jagung bisa juga dong. Jangan yang bisa nendang bola saja," canda Fahri.

Jika melakukan hal ini, berarti Indonesia telah memberi pertolongan kepada orang yang kesusahan atas nama kemanusiaan. Bahkan Fahri mengatakan, Presiden Jokowi pasti memiliki hati yang lembut, karena dulu menyelamatkan ratusan monyet yang dieksploitasi untuk kesenian topeng monyet.

"Ini manusia, bukan topeng monyet harusnya dia lebih sedih lagi dan lebih keras melihat ini. Jangan dianggap rumit, ini strategi nasional saja. Dianggap rumit karena kita tidak punya dasarnya," tegas dia.

sumber: http://news.metrotvnews.com/read/201...ya-enggak-bisa