- Beranda
- The Lounge
Tolak Warga Rohingya ! Selamatkan Indonesia ![ Jangan jadi sok dermawan]
...
TS
zoei
Tolak Warga Rohingya ! Selamatkan Indonesia ![ Jangan jadi sok dermawan]
Selamat Datang
Hello masbrodan mbaksis
Apa yang ente bayangkan ketika mendengar kata Rohingya ?
Spoiler for Rohingya:
Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Burma. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Burma yang Sino-Tibet).
Pernah dengar warga Rohningya datang ke Indonesia dan negara Asean lainnya ?
Spoiler for Beritanya bro and sis:
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, saat ini sudah lebih dari 1.300 pengungsi Rohingya yang telah ditampung di wilayah Indonesia. Jumlah itu didapat setelah selama sepekan etnis Rohingya merapat ke Indonesia.
"Angka pastinya 1.346. Jadi gelombang pertama adalah 558, dan kemudian gelombang selanjutnya ada 3 kali, pertama 644, lalu 47, dan 96. Jadi jumlah yang sudah berada di wilayah kita adalah 1.346," kata Retno di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 19 Mei 2015.
Guna mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia sudah bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan badan PBB untuk penanganan pengungsi, UNHCR.
"Kita sudah take care mereka baik dalam bentuk penyediaan shelter, papan, pangan, dan obat-obatan yang diperlukan apabila kondisi kesehatan mereka tidak baik," kata dia.
Tak hanya Rohingya, pemerintah Indonesia hingga Maret 2015 juga telah menampung sekitar 11.941 pengungsi.
"Sedang menunggu, baik sedang diverifikasi, maupun sedang menunggu masa penempatan resettlement ke negara ketiga. Oleh karena itu saya ingin menekankan sekali lagi. Bahwa masalah ireguler minors bukan masalah satu atau dua negara. Ini adalah masalah regional dan di tempat lain juga terjadi. Sehingga ini juga menjadi masalah internasional," ujarnya menambahkan.
Setelah diverifikasi oleh UNHCR dan IOM, maka akan ditemukan apakah mereka adalah pengungsi atau orang yang bermigrasi karena masalah ekonomi.
"Kalau economic migration maka akan dilakukan repatriasi."
(mus)
Sumber: viva.co.id
"Angka pastinya 1.346. Jadi gelombang pertama adalah 558, dan kemudian gelombang selanjutnya ada 3 kali, pertama 644, lalu 47, dan 96. Jadi jumlah yang sudah berada di wilayah kita adalah 1.346," kata Retno di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 19 Mei 2015.
Guna mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia sudah bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan badan PBB untuk penanganan pengungsi, UNHCR.
"Kita sudah take care mereka baik dalam bentuk penyediaan shelter, papan, pangan, dan obat-obatan yang diperlukan apabila kondisi kesehatan mereka tidak baik," kata dia.
Tak hanya Rohingya, pemerintah Indonesia hingga Maret 2015 juga telah menampung sekitar 11.941 pengungsi.
"Sedang menunggu, baik sedang diverifikasi, maupun sedang menunggu masa penempatan resettlement ke negara ketiga. Oleh karena itu saya ingin menekankan sekali lagi. Bahwa masalah ireguler minors bukan masalah satu atau dua negara. Ini adalah masalah regional dan di tempat lain juga terjadi. Sehingga ini juga menjadi masalah internasional," ujarnya menambahkan.
Setelah diverifikasi oleh UNHCR dan IOM, maka akan ditemukan apakah mereka adalah pengungsi atau orang yang bermigrasi karena masalah ekonomi.
"Kalau economic migration maka akan dilakukan repatriasi."
(mus)
Sumber: viva.co.id
Banyak yang menolaknya masbro dan mbaksis
seperti
Spoiler for Berita:
Demi Keamanan Nasional, Malaysia Tolak Imigran Rohingya
Pemerintah Malaysia tidak akan menerima kedatangan para imigran Rohingya dan Bangladeh ke negaranya.Indonesia, Malaysia, dan Thailand saat ini sedang dipusingkan dengan kedatangan para imigran dari Bangladesh dan Myanmar yang mencari suaka di wilayah mereka.
“Kami tidak bisa menerima mereka di sini. Jika kami menerima mereka, ratusan ribu lainnya akan datang dari Bangladesh dan Myanmar,” demikian kata Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi Jafaar kepada CNN, Jumat (15/5/2015).
Pernyataan ini merupakan tanggapan Pemerintah Malaysia, terhadap permintaan lembaga-lembaga kemanusiaan kepada Indonesia dan Malaysia untuk memperhatikan nasib ribuan orang imigran yang masih berada di perahu-perahu di Selat Malaka menunggu izin masuk dari pemerintah negara tujuan mereka.
Keputusan Pemerintah Malaysia ini dilakukan dengan berbagi pertimbangan. Wan Junaidi Jafaar menyebutkan faktor kesehatan dan masalah sosial menjadi alasannya. “Mereka datang dengan budaya, penyakit dan banyak masalah sosial,” lanjutnya.
Masalah keamanan juga menjadi salah satu penyebab penolakan Pemerintah Malaysia tersebut. Seorang pakar geostrategi Malaysia menyebutkan kedatangan para pengungsi membuat keadaan menjadi lebih sulit untuk terkontrol dan berpotensi membahayakan keamanan Malaysia.
“Jika kami menerima lebih banyak pengungsi situasinya akan menjadi tidak terkontrol dan membahayakan keamanan dan kesejahteraan nasional,” kata pakar geostrategi Universitas Teknologi Malaysia, Dr. Azmi Hassan.
Pernyataan ini terlihat dari kondisi di lapangan sendiri. Beberapa warga Langkawi yang menjadi tempat tujuan para imigran Rohingya mulai mengeluhkan kondisi keamanannya. Mereka mengaku mendengar bayi menangis di dalam hutan dan menemukan jejak kaki serta buah-buahan yang telah digigit di jalan-jalan menuju ke hutan tempat para imigran yang melarikan diri bersembunyi.
sumber: okezone.com
Pemerintah Malaysia tidak akan menerima kedatangan para imigran Rohingya dan Bangladeh ke negaranya.Indonesia, Malaysia, dan Thailand saat ini sedang dipusingkan dengan kedatangan para imigran dari Bangladesh dan Myanmar yang mencari suaka di wilayah mereka.
“Kami tidak bisa menerima mereka di sini. Jika kami menerima mereka, ratusan ribu lainnya akan datang dari Bangladesh dan Myanmar,” demikian kata Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi Jafaar kepada CNN, Jumat (15/5/2015).
Pernyataan ini merupakan tanggapan Pemerintah Malaysia, terhadap permintaan lembaga-lembaga kemanusiaan kepada Indonesia dan Malaysia untuk memperhatikan nasib ribuan orang imigran yang masih berada di perahu-perahu di Selat Malaka menunggu izin masuk dari pemerintah negara tujuan mereka.
Keputusan Pemerintah Malaysia ini dilakukan dengan berbagi pertimbangan. Wan Junaidi Jafaar menyebutkan faktor kesehatan dan masalah sosial menjadi alasannya. “Mereka datang dengan budaya, penyakit dan banyak masalah sosial,” lanjutnya.
Masalah keamanan juga menjadi salah satu penyebab penolakan Pemerintah Malaysia tersebut. Seorang pakar geostrategi Malaysia menyebutkan kedatangan para pengungsi membuat keadaan menjadi lebih sulit untuk terkontrol dan berpotensi membahayakan keamanan Malaysia.
“Jika kami menerima lebih banyak pengungsi situasinya akan menjadi tidak terkontrol dan membahayakan keamanan dan kesejahteraan nasional,” kata pakar geostrategi Universitas Teknologi Malaysia, Dr. Azmi Hassan.
Pernyataan ini terlihat dari kondisi di lapangan sendiri. Beberapa warga Langkawi yang menjadi tempat tujuan para imigran Rohingya mulai mengeluhkan kondisi keamanannya. Mereka mengaku mendengar bayi menangis di dalam hutan dan menemukan jejak kaki serta buah-buahan yang telah digigit di jalan-jalan menuju ke hutan tempat para imigran yang melarikan diri bersembunyi.
sumber: okezone.com
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh Indonesia ?
Menerima mereka atau sama dengan statement dari negara Malaysia ?
Sudahkah kalian lihat kondisi di Negeri ini ?
yuk kita lihat dulu yuk !
Menerima mereka atau sama dengan statement dari negara Malaysia ?
Sudahkah kalian lihat kondisi di Negeri ini ?
yuk kita lihat dulu yuk !
Spoiler for Berita Indonesia:
Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 27,7 Juta Orang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif menurun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.
Seperti dirilis Berita Resmi Statistik BPS No.06/01/Th.XVIII, tangga 2 Januari 2015 dalam portal [url=http://www.bps.go.id.,]www.bps.go.id.,[/url] yang bertajuk Profil Kemiskinan Di Indonesia September 2014, menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dan berkurang sebesar 0,55 juta orang dibandungkan dengan penduduk miskin pada Maret 2014 yang sebesar 28,28 juta orang (11,25 persen), dan berkurang sebesar 0,87 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Sepetember 2013 yang sebesar 28,60 juta orang (11,46 persen).
Penurunan ini terjadi sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Nopember 2014. Selama periode Maret 2014 – September 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,15 juta orang ( dari 10,51 juta orang pada Maret 2014 menjadi 10,36 juta orang pada September 2014. Sementara di daerah pedesaan turun sebanyak 0,40 juta orang (dari 17,77 juta orang pada Maret 2014 menjadi 17,37 juta orang pada September 2014.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2014 sebesar 8,34 persen, turun menjadi 8,16 persen pada September 2014. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,17 persen pada Maret 2014, menjadi 13,76 persen pada Sepetember 2014.
Peranan komoditi makanan terhadap garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2014 tercatat sebesar 73,47 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2014 yaitu sebesar 73,54 persen.
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis Kemiskinan perkotaan relatif sama dengan di perdesaaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan dan bensin.
Pada periode Maret 2014 – September 2014, baik indeks Kedalaman kemiskinan (Pi) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung tidak mengalami perubahan.(Bps/Gs)
Sumber: kemenkopmk.go.id
Spoiler for Nasib warga perbatasan:
Kemiskinan di Perbatasan RI - Malaysia, Tuduhan Tidak Nasionalis dan Jawaban Mereka
okoh pemuda Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Lumbis SSos mengatakan, hingga saat ini batas darat antara Republik Indonesia dan Malaysia di kawasan itu masih belum jelas. Tak heran jika di Sungai Sumantipal dan Sungai Sinapad seringkali muncul persoalan saling menggeser patok perbatasan. Lumbis menegaskan tidak ada klaim Malaysia terhadap desa-desa di perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong.
“Di sana status wilayah yang belum jelas dan batas negara yang belum disepakati secara bilateral oleh kedua belah pihak atau dengan istilahnya Outstanding Border Proble,” ujarnya. Belum jelasnya batas negara ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat mengenai koordinat dan alat ukur yang menjadi standar masing-masing negara. Malaysia, sebutnya, menggunakan istilah Tim Balai (DATUM). Sedangkan Indonesia menggunakan WGS 84.
“Perbedaan ini terjadi karena adanya perjanjian Belanda- Inggris pada tahun 1915,” ujar pria yang juga Ketua Dewan Pendiri Pemuda Penjaga Perbatasan Republik Indonesia. Karena situasi seperti inipula masyarakat di Desa Sumantipal, Desa Ngawol, Desa Tantalujuk dan Desa Panas yang wilayah adat desanya berada di Sungai Sumantipal dan Desa Lipaga yang wilayah adat desanya berada diSungai Sinapad hingga kini kebingungan. Sejak Republik Indonesia merdeka, masyarakat di wilayah ini sudah mengidentifikasikan diri sebagai warga Negara Indonesia dan memiliki nama wilayah desa dan struktur desa di Indonesia.
“Sekarang persoalannya mereka terus hidup dalam kemiskinan, keterisolasian dan selalu menggantungkan kebutuhan pada negara tetangga. Inilah persoalannya,” ujar putra mantan Kepala Desa Sumantipal ini. Dia menegaskan, nasionalisme masyarakat perbatasan tidak perlu terus menerus dipersoalkan dan dipertanyakan. Dalam kondisi hidup miskin dan terbelakang dari berbagai segi sektor kehidupan serta tidak bisa menikmati hasil kemerdekaan seperti warga lain, warga setempat tetap setia menjaga perbatasan.
Bahkan sebagai komitmen warga setempat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibentuk Pemuda Penjaga Perbatasan Republik Indonesia yang merupakan organisasi kepemudaan anak-anak asli Kecamatan Lumbis Ogong secara nasional, yang Dewan Pimpinan Pusatnya berada di Mansalong, Kecamatan Lumbis. (Baca juga: WNI Perbatasan Pindah Kewarganegaraan, Panglima TNI Siap Tegakkan Hukum)
“Dan kami masih berani mengangkat muka dan mengatakan terhadap warga tetangga, kami Indonesia dan selamanya Indonesia,” ujarnya. Justru warga setempat balik mempertanyakan nasionalisme para pengambil kebijakan yang selama ini tidakberpihak pada rakyat jelata di perbatasan. Para pejabat ini dinilai sudah tidak memikirkan wajah bangsa.
“Nasionalisme bukan diucapkan dengan kata-kata tetapi keterpihakan hati, program yang konkrit dan realisasikebijakan di perbatasan. Itu Nasionalime,” katanya. Dia berharap, para pengambil kebijakan dari berbagai level mau datang melihat kondisi perbatasan.
“Tetapi kami pemuda perbatasan dan masyarakat menolak kalau mereka naik pesawat. Tetapi harus menelusuri sungai supaya jelas apa yang menjadi kesulitan kebutuhan dan kekurangan masyarakat perbatasan,” ujarMuriono, ST selaku Sekjen Pemuda Penjaga Perbatasan,” Jika lewat pesawat apa yang dilihat pastilah indah karena memandang dari atas persoalan pokok tidak didapat. Intinya jangan pendekatan keamanan saja diutamakan tetapi perhatikan juga pendekatan kesejahteraan.”
tribunnews.com
Spoiler for Potret kemiskinan:
Masih Banyak Warga Tinggal di Kolong Jembatan
Di balik gemerlapnya kota Jakarta ternyata masih banyak warga hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian warga Ibu Kota itu terpaksa menjadikan kolong jembatan sebagai tempat tinggal.
Beberapa warga dengan barang seadanya tampak tinggal di kolong jembatan kali Ciliwung, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (13/1) karena tidak mampu tinggal dipemukiman yang layak. Di kolong jembatan itu mereka berdomisili dan beraktivitas selayaknya di pemukiman.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Sumber: satuharapan.com
Spoiler for Tidak mempunyai tempat tinggal:
BPS: 13 Juta Keluarga Tak Punya Rumah
Jumlah keluarga di Indonesia yang tak memiliki rumah ternyata cukup banyak. Buktinya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 menyebutkan, sebanyak 22 persen atau 13 juta keluarga dari 61 juta rumah tangga Indonesia tidak punya tempat tinggal.
"Mereka ini rata-rata tinggal di 'Pondok Mertua Permai', kos-kosan, (atau) kontrakan," ungkap Kepala BPS Rusman Heriawan, usai penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara Kemenpera dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), BPS, Bakosurtanal, Asbanda dan PKO, di Kantor Kemenpera, Rabu (1/6).
Ditambahkan Rusman, saat ini jumlah penduduk Indonesia (sesuai Sensus Penduduk 2010) mencapai 240 juta jiwa, dengan jumlah rumah tangga sekitar 61 juta. Dari angka tersebut, sekitar 78 persen penduduk Indonesia telah mempunyai tempat tinggal. Hanya saja katanya, masih banyak di antaranya yang tinggal di daerah ilegal.
"Jadi, meski tempat tinggal mereka di tempat ilegal, mereka tetap mengaku punya rumah," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa mengaku kesulitan menentukan angka kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan. Makanya katanya, dengan adanya data survei penduduk terbaru dari BPS, sangat diperlukan untuk mengevaluasi data kebutuhan perumahan di Indonesia.
"Kebutuhan rumah bagi masyarakat terus meningkat setiap tahun. Setiap tahun backlog-nya 610 ribu rumah," katanya. Suharso menambahkan, dengan adanya kuesioner terkait masalah rumah dalam Sensus Penduduk 2010, pihaknya pun merasa sangat terbantu untuk memperoleh angka kebutuhan rumah di Indonesia. (esy/jpnn)
Sumber: JPNN.com
Jumlah keluarga di Indonesia yang tak memiliki rumah ternyata cukup banyak. Buktinya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 menyebutkan, sebanyak 22 persen atau 13 juta keluarga dari 61 juta rumah tangga Indonesia tidak punya tempat tinggal.
"Mereka ini rata-rata tinggal di 'Pondok Mertua Permai', kos-kosan, (atau) kontrakan," ungkap Kepala BPS Rusman Heriawan, usai penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara Kemenpera dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), BPS, Bakosurtanal, Asbanda dan PKO, di Kantor Kemenpera, Rabu (1/6).
Ditambahkan Rusman, saat ini jumlah penduduk Indonesia (sesuai Sensus Penduduk 2010) mencapai 240 juta jiwa, dengan jumlah rumah tangga sekitar 61 juta. Dari angka tersebut, sekitar 78 persen penduduk Indonesia telah mempunyai tempat tinggal. Hanya saja katanya, masih banyak di antaranya yang tinggal di daerah ilegal.
"Jadi, meski tempat tinggal mereka di tempat ilegal, mereka tetap mengaku punya rumah," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa mengaku kesulitan menentukan angka kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan. Makanya katanya, dengan adanya data survei penduduk terbaru dari BPS, sangat diperlukan untuk mengevaluasi data kebutuhan perumahan di Indonesia.
"Kebutuhan rumah bagi masyarakat terus meningkat setiap tahun. Setiap tahun backlog-nya 610 ribu rumah," katanya. Suharso menambahkan, dengan adanya kuesioner terkait masalah rumah dalam Sensus Penduduk 2010, pihaknya pun merasa sangat terbantu untuk memperoleh angka kebutuhan rumah di Indonesia. (esy/jpnn)
Sumber: JPNN.com
Bagaimana menurut masbro dan mbaksis?
siapakah yang lebih di utamakan ?
Ayo kita renungkan sejenak
Ibarat kita punya anak di rumah terus orang lain datang kerumah kita
tapi kita nya malah perhatian sama orang lain itu .
jika masbro dan mbaksis menjadi seorang anak yang sebenarnya itu
Apa yang ente rasain ?
sakit gak ?
sakit tu disini *nunjuk anu masbro dan mbaksis
#aelah
NB: Cobalah baca dengan hati yang tenang dan tentram
jangan tonjolkan kebodohan kalian
keep calm
siapakah yang lebih di utamakan ?
Ayo kita renungkan sejenak
Ibarat kita punya anak di rumah terus orang lain datang kerumah kita
tapi kita nya malah perhatian sama orang lain itu .
jika masbro dan mbaksis menjadi seorang anak yang sebenarnya itu
Apa yang ente rasain ?
sakit gak ?
sakit tu disini *nunjuk anu masbro dan mbaksis
#aelah
NB: Cobalah baca dengan hati yang tenang dan tentram
jangan tonjolkan kebodohan kalian
keep calm
sekian dulu masbro dan mbaksis
semoga dengan thread ini kita semua dapat pencerahan yang berarti bagi bangsa kita sendiri
Update: tambahan dari bro gemasa
Sudah dibantu tapi tidak menunjukkan rasa terima kasih
translate ke indo: Keuangan Indonesia sedikit, so kami akan berkunjung/pergi ke Amerika
Quote:
Original Posted By gemasa►
ane bantu tampilan gan wawancara dari TV one dengerin mulai di menit 4:44
kutipannya "Indonesia money is small, so we are go to the america"
udah dibantu ngomongnya kek gitu
ane bantu tampilan gan wawancara dari TV one dengerin mulai di menit 4:44
kutipannya "Indonesia money is small, so we are go to the america"
udah dibantu ngomongnya kek gitu
Quote:
Original Posted By sephirothonline►
di videonya ternyata sisalim berpendapat pada menit 4:43 dia berujar " indonesia money is small , we are want go america i hope ,high level we are learn a computer otherwise in prop my future level ( ngomong opo to ) " terjemahannya kira-kira "duit diindonesia sedikit, kami ingin ke amerika saja lebih high level, belajar komputer (dikira diindonesia belum ada komputer jadi jauh-jauh pengen belajar komputer ke amrik ) dan mungkin nanti bisa meningkatkan hidup saya dimasa depan" ,
kesimpulannya , ternyata mereka jauh lebih tertarik tinggal di amerika dari pada disini, jadi menurut ane tampung aja sementara buat mandi dan mengisi bekal diperjalanan nanti terus biarkan mereka pergi ke amerika seperti keinginannya dan cita-citanya , itu adalag jalan terbaik menurut ane.
di videonya ternyata sisalim berpendapat pada menit 4:43 dia berujar " indonesia money is small , we are want go america i hope ,high level we are learn a computer otherwise in prop my future level ( ngomong opo to ) " terjemahannya kira-kira "duit diindonesia sedikit, kami ingin ke amerika saja lebih high level, belajar komputer (dikira diindonesia belum ada komputer jadi jauh-jauh pengen belajar komputer ke amrik ) dan mungkin nanti bisa meningkatkan hidup saya dimasa depan" ,
kesimpulannya , ternyata mereka jauh lebih tertarik tinggal di amerika dari pada disini, jadi menurut ane tampung aja sementara buat mandi dan mengisi bekal diperjalanan nanti terus biarkan mereka pergi ke amerika seperti keinginannya dan cita-citanya , itu adalag jalan terbaik menurut ane.
Polling
62075 hari lagi - 0 suara
Katakan setuju untuk menolak mereka !
Diubah oleh zoei 26-05-2015 11:04
0
36.8K
Kutip
629
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.8KThread•89.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya