- Beranda
- Berita dan Politik
Dijadikan Tempat Prostitusi, Reaktivasi KRL Tanjung Priok-Kota Terancam Molor
...
TS
japek
Dijadikan Tempat Prostitusi, Reaktivasi KRL Tanjung Priok-Kota Terancam Molor
Quote:
Rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero untuk mengaktifkan kembali Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Stasiun Tanjung Priok (Jakarta Utara) - Stasiun Jakarta Kota (Jakarta Barat) terancam molor karena keberadaan titik lokasi yang dijadikan tempat prostitusi. Tenda-tenda lokalisasi liar itu, makin hari makin menjamur. [SP/Carlos Roy Fajarta Barus]
Rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero untuk mengaktifkan kembali Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Stasiun Tanjung Priok (Jakarta Utara) - Stasiun Jakarta Kota (Jakarta Barat) terancam molor karena keberadaan titik lokasi yang dijadikan tempat prostitusi.
Penertiban terhadap lapak-lapak prostitusi yang berada di bagian tengah ruang kosong rel Stasiun Tanjung Priok tersebut, hingga saat ini belum juga dilakukan meski keberadaannya ada di dekat permukiman warga dan ada di ruang publik.
Lapak-lapak yang terbuat dari triplek tersebut tepatnya berada di sisi samping Jalan Bahari I, RT01/RW08, Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara dan berbatasan pula dengan Jalan Stasiun Tanjung Priok, RT06/RW11, Kelurahan Tanjung Priok.
Menurut hasil pengamatan SP di lapangan, pemilik lapak tersebut merupakan warga sekitar yang rumahnya berhadapan langsung dengan perlintasan rel kereta api. Pada pukul 17.00 WIB mereka satu per satu mulai membawa sejumlah bahan triplek dan mendirikan lapak gubuk untuk dijadikan ruang kosong maupun bar.
Terdengar suara alunan musik dangdut koplo menggema dari beberapa speaker besar dan sejumlah ibu-ibu dengan usia sekitar 30 tahun-an saling berbicara dengan pemilik lapak di sampingnya dengan logat berbicara kental Madura. Adapula pemilik lapak yang sibuk membawa minuman yang akan dijual di lapak seperti Bir Bintang, minuman penambah energi, bahkan ada pula yang menjual kondom.
"Biasanya cewek-ceweknya baru ada setelah Pukul 20.00 WIB, kalau sekarang mah mereka baru siap-siap dandan di kontrakannya di samping," ujar Yusuf (37) warga Kelurahan Kali Baru, Selasa (19/5) sore.
Yusuf mengaku dirinya sering datang ke lokasi tersebut karena harga tarif Pekerja Seks Komersial (PSK) di sana jauh lebih murah daripada di Kalijodo, Rawa Malang, ataupun Koljem.
"Kalau mau yang cantik ya di Koljem, tapi karena tanggal lagi tanggung bulan, ya cari tempat yang murah aja, kalau jago nego sama perempuannya bisa Rp 100.000 sudah sama sewa ruang lapaknya," katanya.
Beda halnya dengan Supripto (53), salah satu warga sekitar yang melihat keberadaan lapak prostitusi itu dibiarkan oleh pemerintah dan instansi terkait.
"Lapak itu malah semakin lama semakin menjamur, kita juga sebagai warga merasa risih apabila di dekat lingkungan kami ada tempat seperti itu," kata Supripto.
Sudah puluhan tahun menurutnya keberadaan lokalisasi liar tersebut tidak terjamah dan para pria hidung belang semakin bertambah banyak yang datang ke tempat tersebut.
"Mereka biasanya memarkirkan kendaraannya di pinggir rel yang sudah tidak aktif, jelang tengah malam bahkan lebih ramai, sudah kayak Gang Dolly saja kalau saya pura-pura lewat," jelas pria yang bekerja sebagai petugas keamanan disekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Daerah Operasional (Daop) I PT KAI, Bambang Setyo Prayitno, mengakui bahwa keberadaan lokalisasi di tengah jalur rel tersebut menghambat rencana pengaktifan jurusan KRL Tanjung Priok-Jakarta Kota.
"Sudah pasti itu sangat menganggu, selain persoalan sinyal dan trak rel yang longsor, keberadaan para PSK yang menjajakan diri dan melayani tamunya di area Stasiun sangat berbahaya dan mengganggu perjalanan kereta," ujar Bambang.
Apalagi menurutnya realisasi pengaktifan KRL jurusan tersebut paling lambat akan dimulai sebelum lebaran tahun ini tiba.
"Penertiban tentunya akan kita upayakan dengan mengandeng pemerintah kota dan instansi yang terkait, seperti Suku Dinas Sosial, Satpol PP, Kepolisian, dan TNI untuk melakukan penertiban sekaligus sosialisasi pelarangan daerah prostitusi," tambah Bambang.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi, mengatakan akan melakukan penertiban terhadap lokasi prostitusi tersebut dalam waktu dekat.
"Kita upayakan sebelum memasuki bulan puasa, jadi tidak mengganggu warga yang menjalankan ibadah puasa, sekarang masih kita lakukan kajian dan pola pendekatan terhadap warga di lokasi tersebut," kata Rustam.
Terkait penertiban terhadap lapak PSK di sekitar kawasan Stasiun Tanjung Priok tersebut juga diiyakan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Utara, Iyan Sophian Hadi.
"Nanti penertibannya saat malam, jadi biar mereka yang PSK nya bisa langsung dibina oleh Sudin Sosial, sedangkan lapak liar mereka langsung kita angkut agar tidak dimanfaatkan kembali," kata Iyan.
Terkait waktu penertiban, Iyan masih merahasiakannya karena apabila operasi bocor, maka penertiban tidak akan berjalan dengan efektif. [C-7/N-6]
Sumber
Untuk melakukan penertiban memang harus dengan menggandeng militer, orang-orang di daerah ini kan terkenal otaknya gak jalan, kalau diajak bicara baik-baik bukannya sadar malah ngamuk plus makin beringas.......
0
5.2K
Kutip
20
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.9KThread•41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru