Perlintasan sebidang di Jalan RE Martadinata, Kota Bogor banyak dikeluhkan, baik pengendara atau pun warga. Selain menyebabkan kemacetan, juga sering menyebabkan kecelakaan bagi warga yang melintas.

Salah satu sopir angkutan umum, Idris (28), mengatakan, setiap jam sibuk, pagi dan sore hari, intensitas kereta begitu padat sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa.

Selain itu, jarang polisi yang mengatur lalu lintas di perlintasan tersebut. Kemacetan juga disebabkan ruas jalan yang sempit, ditambah pengendara sepeda motor yang melambung mengambil jalur kanan sehingga membuat kendaraan kerap terjebak di tengah perlintasan kereta.

"Sore dan pagi, kereta melintas setiap tiga menit sekali. Antrean kendaraan mengular hingga satu kilometer dari dua ke dua arah. Kadang suka stres lewat jalur ini, tapi trayek saya lewat jalan ini," keluh Idris.

Ruas jalan di RE Martadinata tepat diperlintasan kereta, tambah David (31), warga sekitar, juga berkelok. Sehingga para pengendara, sulit melihat arah kereta yang datang datang dari arah Bogor.

Selain menyebabkan kemacetan, intensitas kereta yang padat juga membuat warga Pondokrumput, Tanahsereal, Kota Bogor harus ektra hati-hati saat menyeberang.

"Sebulan lalu, ada warga yang tewas tertabrak kereta saat menyeberang. Setiap bulan, pasti saja ada yang kecelakaan," tambah David.

Baik Idrus dan David, sepakat meminta agar di pelintasan sebidang tersebut dibuat jalan under pass atau fly over untuk menghindari kemacetan.