Bukan hal yang aneh lagi bila produk asal China kini merambah di seluruh penjuru dunia. Selain terkenal jago mereplika barang, harganya juga sangat murah. Pasalnya pemerintah Negeri Tirai Bambu ini memberikan 'subsidi' dari setiap produksi dalam negerinya.

Mantan Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan, untuk produknya China yang dijual harganya kadang tak masuk di akal.

‎"Kita lihat dari sisi regulasi pemerintah. Eksportir China sebagai contoh harganya bisa lebih murah, karena pengusaha yang mengekspor produk secara masif bisa dapat added value tax," kata Hidayat saat dihubungi detikFinance, Jumat (15/5/2015).

Hidayat menjelaskan, eksportir di Negeri Tirai Bambu yang mengekspor produk secara besar-besaran bisa mendapatkan kembali biaya pajak yang dia keluarkan, ‎bila produk yang dijualnya memberikan nilai tambah, dan dikirim dalam jumlah yang besar. Pemerintah akan menggantinya 100%.

Sebagai contoh, sebuah produk yang diekspor dikenakan value added tax (VAT) atau pajak pertambahan nilai, maka setelah diekspor biaya pajak yang dibayarkan tersebut bisa di-refund atau diganti 100% oleh pemerintah.

"Itu di-reimburse ke pemerintah 100%. Jadi wajar kalau harganya murah sekali. Dia mendapatkan keuntungan dari situ," kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, Indonesia harusnya juga perlu menerapkan regulasi yang serupa agar kinerja ekspor semakin baik. Terkait Indonesia dan Malaysia yang juga ikut-kutan perang harga produk di pasar global, Hidayat menilai hal tersebut merupakan suatu bentuk kompetisi yang wajar. Apalagi, belum lama lagi negara-negara di ASEAN akan memasuki pasar bebas.

"Itu kan biasa lah kompetisi, kan Desember mau dilepas (ke pasar bebas ASEAN)," ‎jelasnya.

http://finance.detik.com/read/2015/0...f991104topnews

Yang positif ditiru, yang negatif jangan....