POSKOTANEWS.COM---BAHWA setiap Senin ada upacara, itu biasa. Tapi jika setiap Senin menggauli anak gadis tetangga, itu kakek Maruli, 67, dari Laguboti (Sumut). Gara-gara aksi rutinitas tersebut, Selvi, 16, pun hamil 6 bulan. “Ritual” mengasyikkan si kakek ini kini terhenti total, karena kemudian si gadis melaporkannya pada polisi.

Setiap hari Senin, sekolah pada khususnya dan PNS pada umumnya selalu menggelar upacara bendera. Bahkan pada tanggal 17 setiap bulan, asalkan tidak jatuh hari libur juga kembali menggelar upacara bendera. Bahkan paling lucu, ada mantan mentri Orde Baru yang tak terpakai lagi, kemudian memimpin surat kabar, tiap hari Senin wartawan dan karyawannya juga diwajibkan mengikuti upacara bendera.

Paling spektakuler adalah kakek Maruli dari Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Dia tidak pernah jadi PNS, tapi secara ajeg setiap Senin menggelar “ritual” paling mengasyikkan, yakni menggauli anak gadis tetangga. Meski adegan mesum itu berlangsung secara paksaan dan ancaman, lama-lama Selvi pun hamil 6 bulan. Dari sinilah aib itu kemudian terbongkar, sehingga kakek Maruli kini jadi tahanan Polsek Laguboti, sebagai penebus kenikmatan yang dipaksakannya.

Jika ditilik dari usianya, sebetulnya kakek Maruli sudah tak begitu maju lagi dalam urusan asmara. Itu mestinya hanya milik kawula muda. Tapi karena si kakek merupakan lelaki yang merasa masih rosa-rosa macam Mbah Marijan, dalam usia segitu masih juga membutuhkan pelayanan wanita. Sebetulnya Maruli juga masih punya istri, tapi karena kondisinya sudah tidak layak pakai, sudah lama digudangkan.

Di rumah kini memang hanya Maruli dan istrinya seorang. Sejumlah anaknya sudah berumah sendiri, sehingga rumah yang besar itu nampak sepi laksana kuburan. Kakek Maruli benar-benar jenuh dengan suasana itu. Apa lagi di hari Senin, sang istri sibuk berdagang seharian di Pasar Laguboti. Pinjam istilah sekarang, Maruli betul-betul jomblo secara masif dan terstruktur.

Di kala dia bingung mencari solusi bagaimana membunuh kejenuhan itu, sekitar Januari 2014 dia melihat gadis tetangga, Selvi, main di halaman rumah. Gadis itu lalu dipanggil masuk ke dalam. Kebetulan harinya Senin sore, di mana istri Maruli masih sibuk di pasar Laguboti. “Tolong pijitin aku barang sebentar ya,” kata si kakek.

Selama ini si kakek cukup baik padanya, bahkan suka memberi sangu jika ada uang lebih. Karenanya tanpa curiga gadis ABG yang berpenampilan bongsor itu tanpa curiga memenuhi permintaannya. Tapi pijitan baru juga dimulai, si kakek sudah menyergapnya dengan maksud dilayani nafsu biologisnya. Percuma saja Selvi menolak, karena Maruli terus memaksakan kehendak, sehingga jika pinjam istilah Sutan Bathugana DPR, “Masuklah itu barang!”

Sejak itu Maruli jadi ketagihan. Asal istrinya pergi, Selvi pasti dipanggil ke rumah. Dengan sejumlah ancaman, kembali si ABG dipaksa melayani. Lantaran peristiwa itu selalu terjadi setiap hari Senin, rutinitas si kakek ini nyaris mirip upacara PNS setiap Senin, hanya ini tanpa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kakek Maruli memang tidak perlu “bangunlah jiwanya bangunlah badan”-nya, karena yang penting baginya adalah bangun……. gairah lelakinya!

Kakek Maruli tidak lagi menjalankan “rutinitas”-nya saat diketahui Selvi hamil 6 bulan. Sigadis juga tak pernah mengadu pada orangtuanya, cuma ortu kemudian curiga kenapa perut putrinya menggelembung secara sistematis dan masif. Dengan terpaksa mengakulah gadis itu bla bla bla…… Wah, tentu saja orangtua Selvi terkaget-kaget, sehingga kakek Maruli dilaporkan ke Polsek Laguboti dan kini dikandangkan. “Meskipun sudah tua, saya masih normal dalam segala hal….,” kata si kakek dalam pemeriksaan.