- Beranda
- Photography
FREE FORMAT PHOTOGRAPHY
...
TS
bosdugem
FREE FORMAT PHOTOGRAPHY
Enter the world of Free Format photography!
Selamat Datang di dunia Fotografi Free Format!
----------------------------------------------------------------------------------
Selamat Datang di dunia Fotografi Free Format!
----------------------------------------------------------------------------------
Spoiler for introduksi:
Free Format, begitu saya menyebutnya. Sebenarnya tidak ada hal yang baru disini, teknik yang digunakan hanyalah teknik tiling & stitchingbiasa (menyambung foto). Hanya saja, konsep dalam penggunaan teknik ini adalah untuk “melompat” dari penggunaan sensor yang lebih kecil, kepada sensor yang lebih besar. Pengguna dapat menikmati hasil medium format, dari kamera dengan sensor lebih kecil, seperti kamera berformat sensor APS.
Spoiler for freeformat:
karakter medium format dengan budget kurang dari 10 juta
original image file = 80 Megapixel
original image file = 80 Megapixel
Spoiler for raison d'etre:
Raison d’etre
Alasan logis dari penggunaan teknik ini tentu saja untuk mendapatkan hasil maksimal, dengan budget yang sangat minimal, atau dengan kata lain “pushing gear’s limit” membuat hasil melebihi batas/limitasi yang dimiliki oleh gear/kamera.
Gear (kamera, lensa) tentu menjadi salah satu penentu & tools utama dalam menghasilkan gambar. Umumnya, mindset yang terbentuk pada masyarakat fotografi adalah, gear yang lebih mahal, lebih baik, akan menghasilkan gambar berkualitas lebih tinggi. Hal tersebut didukung juga oleh vendor dalam industri fotografi, dengan strategi pricing & segmentasi, dimana kamera sensor medium format, full frame 35mm, serta APS (atau lebih kecil) memiliki gap yang cukup jelas.
Perihal ukuran sensor dalam fotografi (dan videografi), Size does matter!!Tentu ada alasan mengapa kamera dengan ukuran sensor lebih besar dihargai lebih mahal. Terlepas dari sisi cost manufaktur, kamera dengan sensor lebih besar memiliki keunggulan, tidak hanya pada “megapixel”.
Ukuran sensor seolah-olah menjadi jembatan yang harus ditebus dengan harga yang tidak murah. Dalam hal ini, free format dapat menjadi solusi sebagai jembatan antara format ukuran sensor tersebut, tanpa harus membayar mahal.
Spoiler for keunggulan:
Keunggulan Free Format
Konsep free format dalam aplikasinya memiliki berbagai keunggulan, tidak hanya dari sisi “kualitas”. Berikut beberapa keunggulan utamanya :
1. Karakter Image. Berbicara soal karakter, tentu saja sifatnya sangat kualitatif dan tidak ada rumusan pasti dalam definisi karakter. Namun ada beberapa hal yang bisa dijabarkan sebagai elemen dalam penentu karakter, yaitu Field of View (FoV) & Depth of Field (DoF). Kita bisa lihat secara jelas bahwa gambar yang dihasilkan kamera dengan ukuran sensor yang berbeda, memiliki perbedaan karakter yang kentara. Image dari kamera full frame, dengan kamera APS, walau menggunakan lensa yang sama, tentu berbeda karakternya, dan seterusnya. Hal ini yang membuat para pemilik kamera dengan sensor lebih kecil (misal, ukuran APS), sulit untuk mereplikasi atau mendapatkan karakter image dari kamera sensor ukuran lebih besar, misalnya full frame, apalagi medium format, semata-mata karena keterbatasan pada alat/kamera. Dengan mengadaptasi konsep free format, tentu hal tersebut dapat dihilangkan. Kini, pemilik kamera APS, dapat menikmati karakter image dari kamera bersensor lebih besar.
Spoiler for karakter:
ini bukan soal bokeh saja, tapi juga soal "karakter"
Nikon D80 + Nikkor 135/2DC
2. Resolusi. Tentu saja, pengguna teknik ini dapat memperoleh keuntungan resolusi lebih tinggi, dengan menggabungkan/stitch beberapa image menjadi satu. Resolusi output 40-50 Megapixel per image bukan hal yang sulit dicapai, bahkan resolusi hingga diatas 100 Megapixel kini bukan hal yang tidak mungkin didapat dari kamera bersensor kecil (APS).
Spoiler for 100Megapixel:
file originalnya 100 Megapixel lebih
Sony A3000 + Samyang 85
3. Fleksibilitas. Melalui proses tiling / stitching, pengguna mendapatkan fleksibilitas dalam hal Field of View. Penggunaan lensa tele, kini tidak terpaku hanya pada sudut sempit, atau dengan kata lain lensa mendapatkan ekstra fleksibilitas dalam hal FoV sesuai dengan format akhir yang dituju oleh pengguna. Contohnya, lensa 135mm adalah lensa kategori medium tele pada kamera format APS, namun dengan mensimulasikan penggunaan sensor 6x7, pengguna akan mendapatkan viewing angle mendekati lensa normal dari lensa 135mm. Begitu pula dengan lensa lainnya, pengguna dapat memfungsikan lensa 50mm sebagai lensa wide, dan seterusnya.
Spoiler for angle:
canon 5D - mensimulasikan Hasselblad XPan
Tri-X 400 (Alienskin Exposure)
4. Low cost. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Berapa harga yang harus dibayarkan untuk membeli 1 set kamera medium format digital? 100 juta? 300 juta? 500 juta? Bagaimana kalau dibawah 10 juta ? Body kamera entry level dengan lensa manual yang murah meriah sudah sangat cukup untuk mendapatkan kualitas kamera dengan sensor yang lebih besar dan lensa yang lebih mahal.
5. Image performance. Satu hal yang bisa diperdebatkan, namun dengan teknik tiling/stitching, secara teknis pengguna dapat memperoleh peningkatan kualitas dari image yang dihasilkan, performance noise yang lebih baik, dan image yang lebih tajam. Bagaimana bisa, sensor yang digunakan kan tidak berubah? Dengan pengambilan gambar menggunakan tiling / stitching, kini fotografer dapat menurunkan resolusi pada saat pengambilan gambar. Kamera dengan resolusi 20 Megapixel, dapat diturunkan setting perekaman ke 6-10 Megapixel saja, karena dengan begitu pun image output yang dihasilkan masih memiliki resolusi sangat besar (40-50 Megapixel). Dengan menurunkan resolusi saat capture, secara otomatis memberikan pixel pitchlebih besar pada sensor yang secara teknis dapat meningkatkan performa image.
Spoiler for suka gambar tajem gak?:
kalau dicrop (no sharpening) :
ini pake A3000 + lensa nikkor pre-Ai 135/2.8 aja
Spoiler for teknik:
Teknik & Trik
Kebanyakan fotografer tentu pernah bereksperimen dengan tiling & stitching. Aplikasi yang paling umum dijumpai adalah dengan memotret “panorama”, dengan mengambil gambar berurutan secara vertical atau horizontal, dan kemudian digabung menjadi satu gambar yang lebar/panjang.
Free Format konsepnya sama, namun satu yang perlu ditambahkan dalam pemahamannya adalah “ukuran sensor/imager” dari masing-masing format. Mari kita perhatikan ilustrasi dibawah ini.
Dengan mengetahui ukuran masing-masing format, sekarang kita tahu berapa banyak image dibutuhkan dan bagaimana hal tersebut dilakukan untuk mensimulasikan format yang lebih besar. Misal, apabila kamera yang digunakan adalah berformat sensor APS, dan ingin mensimulasikan medium format dengan ukuran sensor 6x4,5cm, maka image yang dibutuhkan adalah sebanyak 8-10 image. Sedangkan hanya butuh sekitar 4 gambar dari format full frame untuk mensimulasikan sensor 6x4,5cm.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan lensa. Pemahaman akan Focal Length (FL) dan Field of View (FoV) pada masing-masing format diperlukan dalam hal ini. Misalkan, lensa normal pada format sensor APS memiliki panjang fokal (FL) 35mm, sedangkan pada sensor full frame lensa normal adalah 50mm, dan pada format 6x4,5cm adalah 80mm, dan seterusnya. Dengan mengetahui hal tersebut, akan mempermudah fotografer dalam mensimulasikan FoV pada format yang berbeda, misalnya apabila hendak mensimulasikan penggunaan lensa normal pada format 6x4,5cm, maka hendaknya menggunakan lensa 85mm pada kamera APS ataupun full-frame.
Spoiler for stitching:
input :
output (cropped) :
output (cropped) :
Mengenai Stitching, software yang digunakan memiliki pilihan yang luas, mulai dari Photoshop (menggunakan fitur stitching built-in), hingga program standalone seperti PTGUI, atau Kolor Autopano Giga. Selain software tersebut pun masih banyak alternative lain yang dapat digunakan dan tersedia (silakan googling untuk lengkapnya). Pemilihan software apa yang digunakan dalam proses stitching, tidak menjadi masalah.
Berikut beberapa link software yang bisa digunakan :
http://www.kolor.com/image-stitching...pano-giga.html
http://www.ptgui.com/
http://www.serif.com/free-panoramic-...hing-software/
http://research.microsoft.com/en-us/...roups/ivm/ICE/
ada yg bayar, ada yang free..
klo mau.. cari aja jamunya di mbah google .........
Spoiler for gear:
Free Format Gear
Oke, sekarang masuk pada bagian pembahasan yang paling menarik, Gear! Jadi peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan konsep Free Format ini dengan baik? Pada dasarnya, kamera dengan format sensor APS sudah sangat cukup untuk dapat mensimulasikan format hingga ukuran 6x7 atau 6x9 dengan baik dan mudah. Pemilihan jenis kamera apakah mirrorless atau DSLR tidaklah menjadi masalah, keduanya dapat digunakan dengan baik tanpa masalah dalam proses ini. Kamera kelas entry-level pun tidak mengalami masalah dalam hal ini.
Pemilihan lensa, yang menjadi perhatian utama adalah pada Focal Length. Seperti dijelaskan sebelumnya diatas, pemilihan FL sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam pemotretan. Lensa dengan range FL 35 – 50mm cukup fleksibel untuk pengambilan foto-foto dengan sudut wide, misalnya untuk landscape. Untuk keperluan umum, lensa dengan range FL 80 – 200mm cukup fleksibel, misal untuk still life, portrait, fashion dan produk. Bukaan aperture yang ekstra besar tidak terlalu diperlukan untuk mendapatkan DoF yang tipis, sehingga pengaplikasian teknik tersebut pada dasarnya tidak memerlukan lensa mahal. Ya, lensa “generik” seperti 135/2.8, 85/1.8 atau bahkan lensa telezoom 70-300/4-5.6 (atau 55-200/4-5.6) sudah sangat cukup untuk menghasilkan gambar dengan efek dramatis, dan karakter seperti layaknya kamera medium format.
Setup gear yang sering saya gunakan adalah body mirrorless entry level, dengan lensa range 80mm hingga 135mm yang berukuran kecil. Dengan setup seperti itu, bagaikan membawa kamera medium format dalam ukuran mini, dengan hasil yang memuaskan bagi saya.
Spoiler for lens:
NEX 3 + Nikkor 100/2.8E - 14 image stitch
NEX 3 + Nikkor 35/2 Ai - 6 image stitch
Seperti membawa kamera medium format ukuran saku
Tetap berlatih. Push your gear’s limit!
UPDATE!! LANGKAH-LANGKAH EKSEKUSI!!
Spoiler for langkah demi langkah:
Oke, untuk mempermudah agan-agan dalam eksekusi & bereksperimen, ane tunjukkan sedikit cara, langkah demi langkah. Mari kita simak langkahnya :
1. Set kamera juragan pada mode M (manual). Kenapa Manual? Untuk menyamakan eksposure tiap frame yang diambil. Kalau bisa, WB juga jangan diset di Auto WB. Pilih WB sesuai lingkungan. Oke, siap? Ukur eksposure.. tespret bila perlu, set juga WB sesuai kebutuhan.
2. Lanjut, fokuskan lensa kepada obyek. Pakai lensa manual mudah, tinggal fokuskan, dan jepret. Kalau pakai lensa AF, fungsikan tombol AF-Lock, atau bisa juga me-lock fokus antar jepretan dengan tetap tahan tombol shutter setengah (jangan dilepas).
3. Ambil sequence gambar, membentuk puzzle (tiling). Bisa searah jarum jam, atau bagaimana pattern/polanya, terserah kenyamanan juragan.
nah kayak gini nih.. ini diambil dari 24 image
4. Oke, masukkan di software yang bisa auto stitch.. sudah ane sebutkan diatas. Biasanya software-software ini tinggal "drag&drop", langsung secara otomatis nge-stitch sendiri. Kalau image sequent-nya udah bagus, software tidak akan kesulitan dalam stitching. Sedikit tips: kasih margin sekitar 30% atau lebih antar gambar, margin 20-30% sudah sangat cukup untuk menghasilkan sambungan yang halus.
Ini pake software Microsoft ICE (Image Composite Editor), gretongs!
5. Crop, edit, poles2 dikit sesuai selera... voila!!
Spoiler for jadiii...:
Nikon D80 + Samyang 85/1.4 @f/2
Pertanyaan, share hasil foto, diskusi, silakan corat coret dibawah
----------------------------------------------------
more info : email : freeformatsociety@gmail.com| fb : https://www.facebook.com/fivepmphoto
0
110.4K
Kutip
943
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Photography
14.2KThread•5.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya