Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownoneAvatar border
TS
unknownone
Parfum Ini Terbuat dari Sampah Buah-buahan
Parfum Ini Terbuat dari Sampah Buah-buahan

TEMPO.CO, Tangerang: Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, mengolah sampah buah menjadi bahan parfum (bioethanol). Bioethanol ini diperoleh melalui proses fermentasi buah-buahan.

Gagasan pengolahan energi terbarukan ini muncul melalui eksperimen yang dilakukan petugas TPA Rawa Kucing.

“Kami masih uji coba, produksinya belum banyak. Tapi inovasi ini muncul karena sampah buah-buahan banyak masuk ke TPA,” kata Hamidi, petugas TPA, ditemui Tempo, Sabtu, 9 Mei 2015.

Proses pembuatan bioethanol itu sederhana, mula-mula sampah buah-buahan dimasukkan mesin pencacah dan dilembutkan dengan blender sehingga menghasilkan cairan kental. Lalu cairan kental itu dimasukkan dalam drum plastik dan ditutup rapat selama tiga hari. Proses frementasi (penapean) terjadi sehingga dalam proses itu secara otomatis cairan mengendap. Pada cairan paling bawah bisa dijadikan pupuk cair sedangkan pada bagian atas, itulah cairan ethanol.

“Baunya harum, kalau asam dan busuk artinya produksi kami gagal,” kata Hamidi. Bahan cair serupa warna bensin itulah dinamakan etanol, karena mengandung alkohol hasil proses fermentasi maka bisa dijadikan campuran bahan parfum, minuman alkohol, dan bahan bakar bensin.

“Selain bahan campuran parfum juga bisa untuk bahan campuran bahan bakar. Kami ingin mengembangkan untuk bahan bakar bagi mesin-mesin di TPA Rawa Kucing ini,” kata Hamidi. Karena masih eksperimen, maka angka produksi belum diketahui. Terlihat baru beberapa liter ethanol yang dihasilkan ditempatkan di botol-botol bening.

Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Suggiharto Ahcmad Bagdja mengatakan produksi sampah dari lebih dari 1,7 juta jiwa penduduk Kota Tangerang setiap harinya sebanyak 1.241 ton atau lebih 4.964 meter kubik. Dari jumlah itu sampah yang terangkut ke TPA Rawa Kucing baru 3.723 meter kubik atau 1.000 ton.

“Maka kami sedang mengupayakan inovasi dengan energi terbarukan sehingga sampah-sampah itu juga bisa diolah dan menjadi nilai ekonomi masyarakat,”kata Sugihharto.

Diharapkan, pengolahan sampah dilakukan masyarakat langsung dari sumbernya melalui komunitas bank sampah di setiap kampung yang ada. Sehingga yang dibuang ke TPA Rawa Kucing hanya residunya.


AYU CIPTA

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...ah-Buah-buahan

emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News
0
2.1K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.